prolog

7.7K 428 18
                                    

Hai, gimana kabarnya?

Cerita ini adalah sequel dari Fake Nerd is A Queen Mafia. Jadi, bagi kalian yang mau baca ceritanya bisa cek di akun aku.

Oh ya, kalian panggil aku yoyo aja ya. Dan umur aku 14 tahun😅.

Happy reading

🌼🌼🌼

Seorang anak lelaki mengerjabkan matanya. Ia berada di dalam ruangan yang hanya ada sedikit pencerahan. Ia mencoba untuk bangkit ketika kesadarannya telah pulih.

Ia berjalan tertatih kearah pintu yang terlihat usang. "Tolong." anak lelaki itu menggedor lemah pintu tersebut.

Brak!

Tubuh anak itu terpental hingga membentur dinding. Tubuhnya terasa tidak memiliki kekuatan sama sekali. Kaki nya sudah sangat lemah. "Ayah...." lirih anak itu.

"Cih! Saya bukanlah ayah kamu. Saya tidak akan pernah sudi untuk mengakuimu sebagai anak saya. Kamu harusnya sadar diri!" hardik seorang pria paruh baya.

Bugh!

Tanpa belas kasih pria paruh baya tersebut meninju kuat pipi sang anak yang sudah dipenuhi oleh luka lebam. Anak itu hanya bisa pasrah dengan perilaku ayahnya.

Bukan sekali dua kali hal ini terjadi. Ayah dari anak lelaki itu sangat suka menyiksa anaknya. Bahkan pria itu sering menghukum berat sang anak dengan kesalahan klasik.

"Sa-s-sakit ayah...." lirih anak lelaki itu yang bernama gibran.

"Saya lebih sakit! Kamu tahu apa kesalahan kamu?" gibran menggeleng lemah.

Ctar!

Pria itu mencambuk gibran dengan tali pinggang nya. "Kesalahan kamu adalah kamu terlahir ke dunia ini. Karena melahirkan kamu istri saya meninggal. Dasar pembunuh." hardik Raka a.k.a sang ayah.

Bugh.

Bugh.

Bugh.

Plak.

Bugh.

Sungguh, rasanya gibran tidak bisa menahan rasa sakit yang ia dapati ini. Belum lagi mengingat usia nya yang masih di bawah umur, seharusnya perilaku seperti ini tidak terjadi. Mengapa ayahnya sungguh tega sekali. Ia juga tidak ingin menjadi alasan bundanya meninggal. Tapi, ia bisa apa? Itu semua sudah ditakdirkan oleh sang kuasa.

"Ampun ayah..."

"Ampun? Cih, saya belum puas untuk menyiksa pembunuh kecil sepertimu." ucap rangga.

Raka semakin gencar untuk memukuli sang anak. Padahal anaknya baru berusia 8 tahun. Tapi itu bukan masalah bagi raka. Bahkan ia sudah mulai menyiksa anaknya sendiri dari kecil.

"Akh,,,,hiks,,hiks,,, ssakit ayah,,,"

"Hahaha"

Selalu seperti ini. Raka selalu bahagia di atas penderitaan gibran, anaknya. Menurut dirinya, jika gibran menderita maka almarhumah sang istri bisa bahagia karena ia telah menyiksa orang yang menjadi alasan sang istri meninggal. Gila.

Setelah merasa puas menyiksa anaknya. Raka keluar dari ruangan pengap itu dan mengunci gibran didalam gudang tersebut. Tanpa ada rasa kasihan sedikitpun, tanpa mengingat bagaimanapun Gibran tetaplah anaknya.

"Kenapa bunda pergi? Kenapa bunda tega ninggalin aku? Kenapa bunda melahirkan aku jika aku hanya hidup untuk menderita...." ucap gibran yang masih terisak.

"Bund, jika ada pilihan lain yang bisa Gibran pilih, Gibran juga pengen berhenti di dunia ini. Karena ini sangat menyakitkan Bund."

"Bund.... A-aku gak kuat... Aku ingin ikut bunda..." ucap gibran sebelum kegelapan menghampiri dirinya.


Started : 27 November 2020

GIBRAN [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang