-Cup8-

459 114 198
                                    

-saat aku merasakan orang itu adalah kau-

Tidak ada lagi acara yang bisa menjadikan alasan Sohyun untuk bertemu lelaki berbahu lebar nyaman itu lagi. Akan terasa konyol jika tiba-tiba dia meminta sang ibu mengajaknya kerumah sahabatnya bibi Taehee padahal tidak ada kepentingan apapun. Apalagi kalau terang-terangan bilang bahwa ia hanya mau bertemu lagi dengan lelaki yang sudah hampir sebulan mengusik pikirannya.

"Bagaimana aku bisa menemuimu lagi, Jin..."

"Untuk apa kau mau bertemu lagi dengannya?" Tiba-tiba suara kakak perempuannya terdengar saat melewatinya." Kelihatannya kalian sudah sangat dekat." Irene melipat tangan didepan dada menatap tajam ."apa kau saat ini menyukainya ?"

"Mau kami dekat atau tidak, itu bukan urusanmu." Sohyun melempar majalah yang sejak tadi dia pangku. Memilih beranjak dari sofa meninggalkan sang kakak yang langsung memasang wajah sebal sambil meninggalkan pesan menohok." Urus saja suamimu.kuharap kau tidak lupa jika satu minggu lalu kau sudah menikah," lalu berlalu begitu saja dari ruang tamu.

➖➖➖➖➖

"Sudah kubilang tidak bisa, ya tidak bisa !" Seokjin menyahuti teriakan ibunya sambil berjalan cepat menuruni tangga menuju ruang tamu.

"Tapi ibu bilang kau harus bisa !" Sementara dibawah Taehee tak mau kalah. Ibu cantik itu masih tetap memfokuskan mata pada majalah fashion yang dipegang."itu bukan sesuatu yang berat." Keduanya saling tatap saat Seokjin sudah menyusul duduk disofa seberangnya.

"Tapi... kan, aku tidak tahu apa dia bisa bekerja direstoranku atau tidak !"

"Kalau tidak bisa kau bisa mengajarinya !"

Perdebatan itu tak kunjung usai meski dua anggota keluarga lainnya sudah menyusul datang keruang tamu. Seokjin sempat melirik pada adik dan ayahnya,berusaha meminta bantuan agar ibunya mau berhenti untuk tetap memaksa ia mengajak Lee Sohyun bergabung kerja direstoran barunya nanti.

Merasa tidak ada pergerakan bantuan dari Rain dan Taehyung, mendengus kesal masih dalam mode mendengar desakan ibunya. Seokjin akhirnya memutuskan pasrah dan mengalah untuk mengiyakan keinginan wanita kesayangannya itu agar mengijinkan Sohyun bergabung kerja direstorannya.

"Kau seriuskan ?" Tanya Taehee memastikan.

Awalnya Seokjin berniat menjawab tidak, tapi melihat puppy eyes ibunya membuat dia tak berdaya dan akhirnya mengangguk lemah, walau jujur dalam hati ia sebenarnya tidak yakin. Sejenak bayangan wajah wanita itu melintas begitu saja membuatnya hanya bisa menarik napas berat.

Ia masih syok jika mengingat foto wanita itu yang tiba-tiba ada didalam galeri ponselnya beberapa hari lalu.

"Moon restaurant." Kartu nama itu lalu diserahkan Taehee Sore hari pada Sohyun yang hanya bisa memasang wajah setengah tidak percaya.

"Apakah ini sungguhan ?" Sohyun merasa tak yakin dengan apa yang barusan dia terima. Tapi saat melihat nama Seokjin tertera disana mendadak membuat hatinya berdebar tak karuan saking senangnya. Setelah bingung mencari cara untuk bertemu lagi dengan lelaki itu, tuhan begitu baik memberinya jalan tanpa ia bersusah payah mencari alasan konyol.

Yang ia sendiri tidak tahu alasan....,  untuk apa yang ia inginkan saat ini. Mengingat pertemuan mereka yang berawal buruk dan selalu berlalu aneh disetiap beberapa kali pertemuan berikutnya,justru membuatnya ingin lebih dekat lagi.

----

Keesok harinya, berbekal dari kartu nama yang Taehee berikan ia mendatangi restoran bernama Moon milik Kim Seokjin. Yang dari  luar kelihatannya seperti restoran biasa saja, tapi dengan kaca jendela yang begitu besar, ia bisa melihat interior dalam yang dipenuhi warna cokelat muda dan tua sangat jelas.

Not one's cup of tea -End- Seokjin💜SohyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang