C9 - Kerja Bakti

33 7 0
                                    

"Hari ini pembelajaran ditiadakan, sebagai gantinya kalian bakal kerja bakti membersihkan pondok pesantren" Ustadz Yudha berucap di depan sana

"Untuk kelompoknya, kalian bentuk barisan 4 orang dulu" semua langsung riuh

"Lo di depan, Rel" Ara menarik Aurel biar baris di depan

"Napa gue? Kenapa gak lo aja?" Aurel bertanya kesal

"Nurut aja" dengan terpaksa Aurel baris di barisan paling depan

Ara yang senyum senang di belakangnya, lalu ada Shakira yang cuma diem, dan paling belakang ada Melody yang nutup telinganya pakai headphone

Ustadz Yudha lalu membagi kelompok lewat barisan

"Terakhir kelompok Hafiz dan kelompok Aurel membersihkan halaman belakang dan gudang" Ustadz Yudha berujar

"Silahkan di mulai"

Mereka langsung ke arah halaman belakang dengan Aurel yang entah kenapa sebel sama Hafiz, terus Ara yang senang karena bisa ketemu Fiqri, Shakira yang canggung sama Asad, dan Melody yang gak peduli sama sekitarnya

"Dy, lo yang nyapu" Aurel ngasih sapu ke Melody

"Males, lo aja. Gue pingin rebahan" Melody nyender di pohon

"Gak, nyapu ya nyapu" Melody cemberut seketika, Aurel kayak Bundanya

"Iya eomma, jangan marah" Melody terus jalan menjauh

"Gue bukan mak lo, njir!"

"Aurel, gak boleh ngumpat" Hafiz menegur Aurel

"Serah serah gue donk. Ikut campur aja lo!" Aurel terus pergi, gak tau kenapa sebel aja dia kalau ketemu Hafiz

.
.

Ara dari tadi senyum-senyum sendiri sambil ngelihatin Fiqri yang lagi nyapu

"Mas sarung coklat ganteng banget" Ara nangkup kedua pipinya

"Kok muka gue panas ya?" Ara ngipasin mukanya yang tiba-tiba memerah

Pluk

Lagi enak-enaknya ngelamun ada sesuatu yang nempel di kakinya

Ara langsung melihat ke bawah, ada katak yang nempel di kakinya

"AAAA! KODOK!" Ara ngibasin kakinya terus lari dan sembunyi di belakang Fiqri

"Kodok?! Mana?!" Melody teriak

"Itu di sana" Ara yang masih di belakang Fiqri nunjuk ke tempat dia berdiri tadi. "Coba lo cek" Ara nyuruh Melody

"Gak, gue takut kodok" Melody gelengin kepalanya dan menjauh dari tempat Ara tadi

"Aurel, Shakira, cek sana" mereka berdua terus menggelengkan kepalanya

"Karma nih, lo sih dari tadi ngelihatin Kak Fiqri terus" Aurel berucap

"Ya bodo! Terserah gue dong!" Ara masih bersembunyi di belakang Fiqri

"Astaghfirullah Ara! Bukan muhrim!" Shakira teriak

"Eheee.. maaf mas sarung coklat" Ara terus ngelepasin tangannya dari baju belakang Fiqri terus jalan mundur pelan

"ARA! DI BELAKANG LO ADA ULET!" Melody teriak sambil nunjuk belakang Ara

"MANA?! GUE TAKUT ULET!" Ara terus nemplok ke punggung Fiqri

Tangannya di leher Fiqri dan kakinya ngelingkar di pinggang Fiqri

Melody langsung ngakak. "Tapi bohong" terus lanjut ketawa

"ARA! BUKAN MUHRIM!" Shakira teriak lagi

"Salahin Melody kenapa bikin gue takut!" Ara terus turun dari punggung Fiqri, setelah memeriksa kalau memang tidak ada ulat atau binatang apapun di sana

"Lain kali gue yang ngerjain mereka ya, Dy" Aurel ketawa

"Kalian berdua itu berhenti meresahkan bisa gak sih?" Shakira mau mukul mereka, tapi harus sabar

"Gak bisa, kalau kita gak meresahkan gak seru" Aurel menjawab sambil senyum jahil

"Lain kali jahilin Shakira, yuk" Melody jalan ke Aurel

"Ayuk! Jahilin apa enaknya?" Aurel mikir bentar

"Suruh makan keres aja" Melody berucap tanpa berpikir

"Heh! Gue gak suka keres!"

"Gak tanya!"

"Kalian berdua itu meresahkan!" Shakira noleh ke Faizan. "Kak Faizan gak nyesel gitu suka sama Melody?"

"Napa jadi ke situ hah?!" Melody teriak

"Gak, karena saya yakin, Melody yang terbaik buat saya" Faizan senyum

"Hiyaa! Melody salting!" Ara teriak

"Bacot!" Melody mau nutup telinganya pake headphone, tapi headphonenya di ambil Aurel

"Yak! Aurel! Balikin!"

"Gak ma--"

"Saya juga yakin, kalau Aurel itu jodoh saya" tiba-tiba Hafiz berucap seperti itu

"Giliran Aurel yang salting!!" Ara senyum puas

"Hati lo meleleh tuh" Melody ngambil headphonenya terus jalan menjauh

"Anjir ah! Kak Asad! Lo gak mau buat Shakira salting juga gitu?" Aurel nanya kesel

"Lah? Kok jadi gue?" Shakira gak terima

"Biar impas"

"Tapi kan--"

"Tanpa saya buat gitu juga dia udah salting" Asad senyum ke Shakira

"Astaghfirullah! Berdosa banget kalian semua!"

.
.

"Ara, bicara sebentar boleh?" Ucap Fiqri

"Boleh, apa sih yang gak boleh buat mas sarung coklat?" Ara terus jalan ngikutin Fiqri

Gak tau aja dia kalau yang lain juga diam-diam ngikutin mereka berdua

"Mau bicara apa?"

"Kurangi menelnya sama jaga hati ya, soalnya dua tahun lagi ada aku yang bakal ngisi hati kamu"

"Ha?" Ara masih belum konek

"Mas sarung coklat secara gak langsung ngelamar aku gitu?" Ara natap berbinar ke Fiqri

"Terserah kamu ngartiinnya gimana, yang pasti jaga hati ya" Fiqri senyum ke Ara

"Apapun buat mas sarung coklat mah bakal aku lakuin" Ara ikut senyum

"BERDUAAN YANG KETIGANYA SETAN!" Aurel teriak dari tempat persembunyiannya buat ngintip mereka berdua tadi

"NAMANYA FIQRI BUKAN SARUNG COKLAT!" Hafiz ikut teriak, gak tau kenapa dia jadi ikut-ikutan

"DIA PAKE CELANA! BUKAN SARUNG!" Bahkan Melody yang malesan juga

"CELANANYA WARNA HITAM! BUKAN COKLAT!" Faizan juga ikutan

"ASTAGHFIRULLAH! ARA!" Shakira geleng-geleng kepala

"BUKAN MAHROM!" Asad memberitahu

Cuma Shakira sama Asad yang waras

"Bilang aja iri!" Ara meletin lidahnya

"Gak mau gue iri sama lo!"

"Hilih. Paling juga iri dalam diam"














---------------

Pesantren « ATEEZ »✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang