Luluh 13 ~ Satu Sama 🔗

1.8K 241 16
                                    

Baca juga sequel dari Wedding Cake

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baca juga sequel dari Wedding Cake. Mirenda, anaknya Mama Kela dan Papa Dhafin di KBM app :)
***

Seperti yang Sandra janjikan semalam, kini dirinya sudah berada di rumah Rino. Menunggu cowok itu menghampirinya.

"Mama kamu apa kabar, San?" disela menunggu, Tria mamanya Rino mengajak Sandra berbincang. Wanita yang pernah melahirkan Rino itu menyodorkan cemilan rumahan yang kemarin dirinya buat.

Sandra menerima cemilan itu, mengunyahnya. "Mama baik, Tan. Makasih ya Tan cemilannya," balas Sandra. Cengiran ciri khasnya membuat Tria kagum. Tak salah bila Rino mencoba mendekati putri dari tetangganya ini. "Iya sama-sama. Kalau mau bawa aja ke sekolah, San," ucapnya.

"Mama apaan sih, masa nyuruh Sandra bawa itu ke sekolah?" tiba-tiba suara Rino terdengar. Baik Sandra maupun Tria sama-sama menoleh pada cowok itu.

"Loh kenapa?" tanya Tria pada anaknya.

"Iya, kenapa Rino? Ini enak tahu!" Sandra ikut menimpali.

"Iya nggak apa-apa. Kirain lo nggak mau," jawab Rino sambil menggaruk kepalanya.

"Aku mau tante, boleh ya aku bawa beberapa?" tanya Sandra mengalihkan perhatiannya pada Tria dan cemilan yang sedang dirinya genggam.

Tria mengangguk senang. "Boleh banget sayang, bawa aja," jawabnya. Lalu setelah itu, Rino dan Sandra berpamitan untuk pergi ke sekolah.

***
Sementara itu, Tama sedang menggerutu karena Sandra diberitahukan sudah pergi lebih dulu oleh Sera. Cowok itu berangkat ke sekolah sendirian. Padahal saat itu Sandra masih di rumah Rino.

"Sandra kenapa sih?" kesal Tama sambil memukul stir mobilnya. Dia tak mengerti kenapa tunangannya itu marah-marah. "Apa yang salah dari gue? Kenapa Sandra marah-marah nggak jelas?" Lagi, cowok itu bertanya dengan sebal pada dirinya sendiri.

Tama meraih handphonenya. Ia kembali mencoba menghubungi nomor Sandra. Namun, cewek itu tak juga mengangkatnya. "Jangan-jangan Sandra marah karena kemarin gue nganterin Nada? Astaga Tama! Kok lo begok banget sih?!" Tama merutuki kebodohannya karena terlambat menyadari. Cowok itu menekan pedal gasnya hingga kendaraan roda empat itu melesat dengan cepat. Matanya menatap tajam pada jalan raya yang masih lenggang sebab hari masih pagi.

Tak lama, Tama sudah sampai di sekolah. Ia memarkir mobilnya secara asal karena kesal. Dirinya ditegur oleh secuiryty sekolah. "Mas jangan parkir sembarangan dong! Kasihan siswa yang lainnya nggak ada tempat,"

Tama berdecak sebal di dalam mobilnya. Ia benar-benar butuh seseorang sebagai tempat melampiaskan kekesalannya. Tama keluar dari mobil dan siap membalas ucapan secuiryty tersebut.

"Wisss santai mas bro. Sini gue aja yang parkirin mobil lo," beruntung salah satu sahabatnya sampai tepat waktu dan melihat keadaan darurat di depannya.

LULUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang