Luluh 14 ~ Tak Mudah 🙈

1.8K 252 46
                                    

25 komentar untuk Chapter ini, bisa????
***

Sandra berdecak kesal. Ia mengempaskan cekalan tangan Tama yang masih saja betah melingkari pergelangan tangannya.

"Sandra!" geram Tama.

"Apa?!" balas gadis itu tak merasa takut sedikit pun.

Tck! Tama menyugar rambutnya. Dia betul-betul membutuhkan kesabaran untuk menghadapi sikap Sandra yang kekanakan. Tama menatap Sandra dengan lekat. Dia sadar betul kekesalan tengah memuncak dalam diri Sandra melihat dari tatapan tajamnya.

"Mau ke mana?!" Tama menahan Sandra yang tiba-tiba saja ingin pergi dari hadapannya. Belum juga ia menjelaskan masalah kemarin, Sandra asal pergi saja! Demi apa Tama tak akan membiarkan hal itu terjadi. Seharian ini Tama sudah cukup sabar melihat Sandra mengabaikannya, makan bersama Rino, bahkan sambil bercanda. Kini, sudah saatnya Tama menjelaskan kejadian kemarin agar Sandra tidak marah lagi.

"Aku minta maaf!"

Namun, Tama salah dalam mengambil langkah. Bagi Sandra bukan seperti itu caranya jika ingin meminta maaf. Sandra memutar bola matanya dengan jenuh. Sekali lagi dirinya mengempaskan tangan Tama.

"Sandra ..." Rasanya Tama sudah tidak memiliki kesabaran. Sandra cukup beruntung hingga ia mengutarakan maaf atas apa yang sebenarnya bukan salahnya. Tck! Tama masih saja tak ingin mengaku. Padahal cewek mana yang terima diperlakukan seperti itu di depan cewek lain?

Tama menghela napasnya. "Maafin aku soal kemarin." Kini, ia mencoba menatap Sandra. Bahkan, suaranya melembut. Hal itu membuat ekspresi wajah Sandra perlahan melunak.

"Kamu masih marah? Kemarin itu Nada tiba-tiba sakit dan aku ... "

"Dan lo tanpa perasaan dan nggak berprikemanusian malah ninggalin gue gitu aja? Iya? Lo tahu nggak Tama? Kemarin gue nyari angkot sampai mana, huh? Dasar nggak bertanggung jawab!" Sandra memotong penjelasan Tama dengan cepat. Ia mengeluarkan segala kekesalannya terhadap cowok itu.
Tama meringis. Dia akui, dirinya memang bersalah telah meninggalkan Sandra. Entah apa yang ada di dalam benaknya kemarin hingga bisa melakukan itu pada tunangannya sendiri. Padahal Tama sangat yakin ia menyayangi Sandra lebih dari dirinya menyayangi Nada.

Tama mendekat, menarik Sandra ke dalam pelukannya. Hal itu jelas membuat Sandra terkesiap. Ia membatasi pelukan itu dengan kedua tangannya.

"Sudah marahnya?" Pertanyaan Tama membuat Sandra mengangkat kepalanya untuk menatap cowok itu dengan cepat.

Dalam beberapa detik, Tama sudah mencuri satu kecupan ringan di dahi Sandra. Sungguh dirinya gemas melihat tatapan Sandra yang penuh keterkejutan. "Maafin aku ya, janji nggak akan gitu lagi," ucapnya.

"Please, jangan marah lagi. Aku bisa mati kalau lihat kamu berduaan sama Rino terus. Aku takut nggak bisa pegang janji untuk tetap rahasiain pertunangan kita kalau begini terus," lanjutnya.

Sandra benar-benar terdiam. Ia tak tahu harus berkata apa. Kejujuran Tama membuat Sandra terkejut. Cowok keras kepala yang selalu ingin menang sendiri itu tampak lemah di depannya. Bahkan sikap sok-sokan yang selama ini terpatri jelas dalam pandangan Sandra pada Tama kini hilang entah ke mana.

"Tama lepasin," pinta Sandra yang mulai merasa tak nyaman. "Nanti teman-teman kamu ada yang lihat," bisiknya. Apa lagi yang bisa Sandra katakan selain itu? Bukankah Tama yang dulu menentang pertunangan mereka dan meminta Sandra untuk tidak menyebarkan ikatan itu?

"Biarin aja ada yang lihat! Rino nggak akan berani dekatin kamu lagi," ucap Tama.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LULUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang