Luluh 11 ~ Kelakuan 🐈

3.9K 310 35
                                    

Gerimis mengundang ingatan Sandra tentang kejadian di hari minggu kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gerimis mengundang ingatan Sandra tentang kejadian di hari minggu kemarin. Galio Satama, berulang kali Sandra menyebut nama itu dalam diamnya. Ada tanda yang membuktikan betapa ia gugup saat mengingat kejadian kemarin.

"Apa yang mau kamu bicarain?"

Sandra membunuh hening dengan tanyanya. Ia dan Tama sudah berada di dalam mobil Tama sejak lima menit yang lalu, tetapi Tama tak juga membuka obrolan itu.

"Kenapa ..." Tama terlihat ragu.

Tetapi cowok berponi itu akhirnya bertanya juga. "Kenapa lo semenyebalkan ini?" ungkapnya terlihat kesal.

"Apa nggak cukup semalam lo pergi sama Rino? Harus ya hari ini ngobrol asyik sama dia lagi?"

Sandra mengerjapkan matanya usai mendengar tanya beruntun itu. Tak dirinya sangka Tama akan membahas kepergiannya semalam. Padahal segera setelah Tama mengirimnya pesan, Sandra langsung meminta pulang.

"Sandra Antranajaga, lo nggak punya mulut untuk jawab pertanyaan gue?" Tama semakin kesal kala Sandra hanya terdiam menatapnya. Sekarang Sandra bingung harus menjawab seperti apa. Haruskah ia menjelaskan kepada Tama bahwa semalam dirinya langsung pulang? Atau menyimpan tingkah tak masuk akalnya itu sendirian?

Tck! Tama berdecak kesal. Lagi-lagi Sandra terlihat bengong mendengar setiap ucapannya. "San?" tegurnya sambil menyentuh lengan Sandra. Hal itu membuat Sandra tergugu.

"Gue ... Gue suka ngobrol sama Rino!" Entah kenapa Sandra menyalahkan mulutnya setelah mengeluarkan jawaban seperti itu.
"Apa lo barusan bilang suka sama Rino?" tanya Tama tidak terima. Bagaimana mungkin Sandra mengabaikannya dan memilih Rino? Demi apa Tama kalah dari Rino? Apa benar yang sahabatnya katakan bahwa Rino jauh lebih hebat darinya. Tama merasa harus mendengarkan penjelasan lebih dari Sandra. "Jawab pertanyaan gue dengan jujur," pintanya memaksa Sandra fokus padanya.

"Apa lo pernah kesal saat Nada nempel sama gue?"

Sandra tak perlu berpikir terlalu lama untuk menjawab pertanyaan Tama soal ini. Gadis cantik itu langsung menganggukan kepalanya. "Lo sama Nada dari kecil kayak perangko yang nggak bisa gue pisahin." Mulut Sandra dengan lancar mengeluarkan isi pikirannya di saat dirinya masih kecil dulu.

Mendengar itu, Tama menyunggingkan senyumnya. "Kalau gue bilang suka ke Nada, lo bakalan marah nggak?" tanya Tama lagi. Namun kali ini Sandra terdiam. Ia memberi peringatan pada mulutnya untuk tidak mengeluarkan satu suara pun.

"Jawab jujur, Sandra," paksa Tama yang tengah menatap Sandra dengan intens. Demi apapun Sandra salah tingkah karena tatapan itu. Namun, dirinya masih sadar untuk tidak mengiakan pertanyaan menjebak yang Tama berikan. Sandra tak akan membiarkan dirinya dihancurkan oleh Tama hanya dengan satu pertanyaan.

"Gue nggak berhak marah, kan Tama?" Alih-alih memberi Tama jawaban yang memuaskan, tetapi Sandra justru melempar pertanyaan kepada Tama dengan lancar.

LULUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang