41. Penguburan

466 23 0
                                    

"Maaf mbak pasien tidak dapat diselamatkan" zea yang mendengar itu lagi lagi menangis. Ia kesal sekali pada dirinya coba saja tadi ia menggunakan instingnya pasti tidak terjadi hal ini.

"Dokter bercanda kan? Plis deh dok jangan kayak gini! Gak lucu tau" kata zea

"Maaf mbak tapi memang benar pasien tidak dapat diselamatkan karena peluru pistol itu sudah menembus jantungnya" jelas dokter itu

"Zea ka-" perkataan Azka terpotong ketika zea berlari sangat kencang.

"Zea tunggu!" Aldo mengejar zea dengan cepat. Ia tau bagaimana kondisi adiknya sekarang, ia harus bisa menenangkan adiknya.

Aldo melihat zea yang sedang menangis didalam mobil Azka. Ia melihat adiknya yang keliatan rapuh, walaupun ia dengan adiknya kurang dekat tetapi zea tetaplah adiknya. Adik yang harus selalu ia jaga,selalu ia hibur,tidak membuatnya sedih.

'Tok tok tok'
Aldo mengetok kaca pintu mobil Azka,sudah berulangkali ia mengetuk tetapi tidak di bukakan pintu. "Zea buka ya pintunya" pinta Aldo yang tetap saja dihiraukan oleh zea

"Zea sayang buka pintunya jangan nangis lagi. Evan udah tenang disana kita cuman perlu do'ain dia zea"

Setelah mendengar kata kata Aldo ia langsung keluar dengan air mata yang masih mengalir.

"Enggak! Dia belum meninggal! Dia masih ada disini!" Bentak zea didepan Aldo

"Dia udah tenang zea!" Kata Aldo yang tak kalah keras

"Dia gak mungkin meninggal itu pasti bohong" lirih zea

Aldo merasakan sakit di hatinya, rasanya perih melihat zea seperti ini. Ia langsung memeluk zea erat, rasanya sudah lama ia tidak memeluk tubuh adik kecilnya ini.

"Kalau lo mau dia bahagia do'ain dia zea jangan malah kayak gini! Gue gak suka lo nangis" perintahnya

"Iya gak gitu lagi" lihatlah sekarang zea dan Aldo terlihat seperti Ibu dan anaknya.

***
Zea tersadar dari lamunannya ketika Azka menepuk punggungnya. Sejak kematian Evan kemarin zea terus melamun dan tidak mau makan, Aldo dkk,
thalia dkk dan keluarga zea udah susah payah membujuknya tetapi sia-sia.

"Hei ayo! kamu mau kan ikut penguburan Evan" ajak Azka semangat. Jujur saja ia juga sedih mendengar Evan meninggal, bagaimana pun orang itu yang sudah menyelamatkan zea.

"Emang udah waktunya penguburan?" Tanya zea

"Udah mau mulai ini tinggal nungguin kamu aja" kata Azka

"Yaudah ayo" Azka memeluk pinggang zea erat bertujuan untuk menjaga zea supaya tidak pingsan. Kalian ingat kan kemarin setelah Aldo memeluk zea, ia langsung pingsan karena kelelahan dan terlalu memikirkan hal itu.

[tempat pemakaman]
Zea menatap sedih mayat yang mau dikubur itu. Ia benar benar sangat menyesal, karnanya Evan jadi pengorbanan dalam masalahnya padahal Evan tidak tau apa-apa soal ini.

"Pak jangan dikubur dulu!" Cegah zea tiba-tiba

"Zea dia harus dikuburkan" kata mamah zea

"Iya mah zea tau tapi zea mau kasih sesuatu buat kak Evan dulu" zea mengambil sebuah kalung bulan berwarna hitam, ia menaruhnya didekat mayat Evan. Setelah menaruh kalung itu ia menatap kalung bintang yang sedang ia pakai di lehernya, memang kemarin ia sengaja menyuruh Bodyguard yang menjaganya untuk membelikan kalung tersebut hanya untuk kenangan terakhir nya dengan Evan.

"Udah selesai pak lanjutin aja" kata zea

Setelah selesai penguburan ia memberikan sebuah pengumuman kepada orang-orang disana termasuk keluarga Evan.

"Permisi sebelumnya saya hanya ingin menyampaikan pesan terakhir kepada kak Evan. Kak Evan semoga kakak tenang ya disana, kita semua disini sedih ngeliat kakak pergi. Kak makasih udah selamatin zea, zea berhutang Budi banget sama kakak dan makasih udah mau suka sama zea tapi maaf....zea gak bisa bales perasaan kakak. Kakak orang yang kuat,baik,selalu menghibur dan masih mau membantu sesama. Buat kakek nenek kak Evan saya minta maaf karna saya cucu anda meninggal, saya akan pastikan kematian kak Evan akan terbalas sama atau lebih, mereka yang bersangkutan akan meninggal lebih mengenaskan. Nyawa dibalas nyawa, dan darah dibalas darah" semua disana langsung merinding mendengarnya, semua tau bahwa gadis ini awalnya saja baik tapi kalau sudah menyangkut miliknya ia akan berubah menjadi ganas.

"Zea sudah waktunya pulang sayang, kamu harus istirahat" kata papanya

"Iya pah"

[rumah zea]
Azka dkk dan zia dkk sudah sampai dirumah zea, sekarang mereka sedang berada di sofa ruang tamu.

"Zea lo yakin sama ucapan lo tadi?" Tanya arka yang duduk berseberangan dengan zea dan Azka

"Nyawa dibalas nyawa?" Bukannya menjawab zea menanyakan balik pertanyaan itu dengan santai

"Iya lo yakin mau balas dendam"

"Lo inget kan bang janji seorang zea? Gue akan membalas dendam ketika seseorang berani mengusik hidup gue atau orang kesayangan gue dan sejak dulu gue menetapi perjanjian itu, nyawa dibalas nyawa dan darah dibalas darah juga. Gue bukannya gak takut dosa, tapi apa lo gak kasian sama kak Evan? Dia gak tau apa apa loh tentang ini semua dan tiba-tiba aja dia yang jadi korban" jawab zea santai

"Iya sih tapi gimana caranya balas dendam? Yang pertama aja kita kalah dan ngorbanin satu orang gimana yang kedua?" Tanya arka

"Orang kayak gitu harus dicari kelemahan terbesarnya, misalkan fatur....kita bisa menggunakan salah satu keluarganya sebagai umpan dan sisanya harta dan masa lalu kelamnya. Nanti sisanya biar gue yang tuntas in sendiri" ucapan zea kali ini membuat semua orang disana melotot tidak percaya.

"Ze lo yakin kemampuan fatur lebih besar loh sama lo" kata Arsya

"Ya, memang itu yang gue cari. Fatur kemampuan nya besar karena main akal dengan kelicikan. Waktu itu kita main sama dia memang guna in akal tapi gak guna in kelicikan, lawan fatur itu harus dengan cara licik juga gak bisa cuman pake akal. Percaya aja deh sama gue pasti berhasil kok" kata zea sambil tersenyum licik

"Gak! Pokoknya kamu gak boleh balas dendam sendiri!" Protes Azka

"Kenapa sih?!"

"Itu terlalu beresiko buat kamu zea dia sangat licik aku gak mau kamu terjebak sama dia!" Bentak Azka

"Kalau kita gak coba gimana kita bisa tau hasilnya? Iya kalau gagal tapi kalau sukses? Ini kesempatan aku buat balas dendam kak aku gak bisa diem dengan apa yang sudah mereka perbuat. Apa jangan jangan kamu seneng lagi kak Evan meninggal?" Curiga zea

"Iya aku seneng! Akhirnya gak ada yang suka sama kamu lagi tapi gimana pun itu aku tetep sedih ze, dia yang udah nyelamatin kamu dan dia temen aku gak mungkin aku seneng banget, aku cuman seneng karna saingan aku buat dapetin kamu berkurang! Kamu gak pernah pikir gimana perasaan aku ze, sejak Evan masuk ke hidup kita sebenernya aku gak suka tapi aku biarin aja karna aku mau lihat kamu bahagia dan lebih pikirin perasaan aku, tapi nyatanya sampai sekarang kamu kayak gini. Aku udah berusaha semampu aku zea tapi tetep aja sama seperti ini, kalau dari awal kamu terpaksa nerima perjodohan ini mending kamu tolak. Aku kecewa banget sama kamu ze" Azka langsung pergi ke luar untuk pergi ke rumahnya. Ia benar benar sudah kecewa dengan zea, apa dia kurang berusaha buat mendapatkan zea? Apa dia memang tidak pantas mendapat hal itu? Tapi kenapa?

Zea menatap punggung Azka berkaca-kaca, ini semua salahnya! Kenapa ia tidak memikirkan perasaan Azka dan malah tidak peduli dengannya? Kenapa semuanya menjadi hancur seperti ini? Seharusnya dari dulu ia tidak menerima perjodohan ini kalau cuman buat Azka sakit! Pikirnya

Tiba-tiba matanya menjadi buram,pusing yang sangat keras dan ia merasa badannya jatuh di tangkap oleh Aldo.

"Zea!"

"Zea bangun!"

"Adek bangun!"

"Al bawa Ade kamu ke kamarnya papa panggil dokter pribadi zea dulu"

***
Hai guys! Gimana kabar kalian? Baik baik aja kan. Ngebosenin gak sih? Oh ya inget tanggal 18 Desember aku bakal ada kejutan! Semoga kalian suka ya

-salam dari bali💕

Sahabat jadi cinta [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang