42. Meminta maaf

527 21 6
                                    

"Zea lo yakin sama ucapan lo tadi?" Tanya arka yang duduk berseberangan dengan zea dan Azka

"Nyawa dibalas nyawa?" Bukannya menjawab zea menanyakan balik pertanyaan itu dengan santai

"Iya lo yakin mau balas dendam"

"Lo inget kan bang janji seorang zea? Gue akan membalas dendam ketika seseorang berani mengusik hidup gue atau orang kesayangan gue dan sejak dulu gue menetapi perjanjian itu, nyawa dibalas nyawa dan darah dibalas darah juga. Gue bukannya gak takut dosa, tapi apa lo gak kasian sama kak Evan? Dia gak tau apa apa loh tentang ini semua dan tiba-tiba aja dia yang jadi korban" jawab zea santai

"Iya sih tapi gimana caranya balas dendam? Yang pertama aja kita kalah dan ngorbanin satu orang gimana yang kedua?" Tanya arka

"Orang kayak gitu harus dicari kelemahan terbesarnya, misalkan fatur....kita bisa menggunakan salah satu keluarganya sebagai umpan dan sisanya harta dan masa lalu kelamnya. Nanti sisanya biar gue yang tuntas in sendiri" ucapan zea kali ini membuat semua orang disana melotot tidak percaya.

"Ze lo yakin kemampuan fatur lebih besar loh sama lo" kata Arsya

"Ya, memang itu yang gue cari. Fatur kemampuan nya besar karena main akal dengan kelicikan. Waktu itu kita main sama dia memang guna in akal tapi gak guna in kelicikan, lawan fatur itu harus dengan cara licik juga gak bisa cuman pake akal. Percaya aja deh sama gue pasti berhasil kok" kata zea sambil tersenyum licik

"Gak! Pokoknya kamu gak boleh balas dendam sendiri!" Protes Azka

"Kenapa sih?!"

"Itu terlalu beresiko buat kamu zea dia sangat licik aku gak mau kamu terjebak sama dia!" Bentak Azka

"Kalau kita gak coba gimana kita bisa tau hasilnya? Iya kalau gagal tapi kalau sukses? Ini kesempatan aku buat balas dendam kak aku gak bisa diem dengan apa yang sudah mereka perbuat. Apa jangan jangan kamu seneng lagi kak Evan meninggal?" Curiga zea

"Iya aku seneng! Akhirnya gak ada yang suka sama kamu lagi tapi gimana pun itu aku tetep sedih ze, dia yang udah nyelamatin kamu dan dia temen aku gak mungkin aku seneng banget, aku cuman seneng karna saingan aku buat dapetin kamu berkurang! Kamu gak pernah pikir gimana perasaan aku ze, sejak Evan masuk ke hidup kita sebenernya aku gak suka tapi aku biarin aja karna aku mau lihat kamu bahagia dan lebih pikirin perasaan aku, tapi nyatanya sampai sekarang kamu kayak gini. Aku udah berusaha semampu aku zea tapi tetep aja sama seperti ini, kalau dari awal kamu terpaksa nerima perjodohan ini mending kamu tolak. Aku kecewa banget sama kamu ze" Azka langsung pergi ke luar untuk pergi ke rumahnya. Ia benar benar sudah kecewa dengan zea, apa dia kurang berusaha buat mendapatkan zea? Apa dia memang tidak pantas mendapat hal itu? Tapi kenapa?

Zea menatap punggung Azka berkaca-kaca, ini semua salahnya! Kenapa ia tidak memikirkan perasaan Azka dan malah tidak peduli dengannya? Kenapa semuanya menjadi hancur seperti ini? Seharusnya dari dulu ia tidak menerima perjodohan ini kalau cuman buat Azka sakit! Pikirnya

Tiba-tiba matanya menjadi buram,pusing yang sangat keras dan ia merasa badannya jatuh di tangkap oleh Aldo.

"Zea!"

"Zea bangun!"

"Adek bangun!"

"Al bawa Ade kamu ke kamarnya papa panggil dokter pribadi zea dulu"

***
[Keesokan harinya]

Zea menatap pagar rumah Azka. Ya, ia memutuskan meminta maaf pada azka duluan. Ia bingung apa Azka akan memaafkannya dan mau memberi kesempatan kedua?

"Eh zea kenapa disini? Mau ketemu Azka ya? Ihh ngapain sih pake kesini Azka aja yang disuruh kesana kasian kamu repot repot kesini" kata bunda Azka

Sahabat jadi cinta [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang