Aliya, Ghazali dan Alicia menunggu Ali diluar dengan cemas. Jantung mereka berdetak tidak karuan, keringat dingin bercucuran dari kulit kepala mereka. Mulut mereka tidak berhenti nya komat-kamit melafazkan doa
Ghazali pun sudah tahu tentang keberadaan M.A.T.A dan untungnya Ghazali mau mengerti dan tidak marah pada M.A.T.A
"Hiks... Bertahan lah Ali.." Gumam Alicia
"Ali kan anak yang kuat dia mesti selamat sayang" Kata General memeluk Alicia berusaha menguatkannya walau ia sendiri ragu apa Ali selamat atau tidak
Tidak lama kemudian, dokter yang memeriksa Ali segera keluar dan melepas maskernya
"Dengan keluarga Ali Ghazali?" Tanya dokter
"Saya ibunya/ayahnya." Jawab Aliya dan Ghazali kompak
Dokter itu menghela nafas sementara Alicia sudah gemetaran namun ia tahan dan percaya kalau Ali akan selamat.
"Pasien bernama Ali Ghazali telah tiada."
Alicia memegang tangannya yg gemetar. Ia sungguh tidak percaya seseorang tolong bangunkan ia dari mimpi buruknya.
Aliya menangis di bahu Ghazali sementara Alicia tatapannya kosong ke arah kamar Ali
"I-izinkan kami melihat anak kami untuk yang terakhir kalinya." Kata Aliya berusaha berdiri
"Silahkan.."
Aliya dan yang lainnya memasuki kamar Ali, sebenarnya Alicia sudah tidak kuat untuk sekedar melihat tubuh tanpa nyawa Ali tangan dan kakinya lemas. Satu satunya cahaya yang ia miliki dalam hidupnya telah sirna. Bukan bermaksud Alicia tidak menganggap General hanya saja saat General sibuk menjalankan tugasnya di akademi Ali lah orng yang menemani Alicia dan kadang membuat nya kesal
Aliya memeluk tubuh tanpa nyawa anaknya ia menangis sambil memeluk sesekali membelai surai rambut nya
"Semoga kamu tenang di alam sana ye sayang. Maafkan ayah dan mama yang tidak bisa memberi mu kasih sayang." Batin Aliya
Alicia hanya memandang datar dan kosong ke arah Ali. Matanya yang biasa memancarkan cahaya dan tatapan tajam kini lenyap, matanya redup dan tatapannya sayu.
Alicia berjalan ke arah Ali. Digenggam lah Ali yang tidur panjang itu, Ali sudah tiada namun alat nya masih terpasang . Tanpa sadar air matanya turun menjatuhi pipi tembam Alicia
"S-saya nak pergi keluar sekejap." Ucap Alicia
Hujan turun mengguyur. Alam seperti turut merasakan kesedihan Alicia, seseorang yang biasanya tidak menampakkan emosi kini ia tidak mau berpura pura lagi
"Ali apa yang kau sembunyikan dari kita semua? Hiks... Kenapa? Kenapa kau tinggalkan aku sorang sorang? Aku taknak kehilangan kamu Ali hiks..."
Alicia menangis dengan hujan yang semakin lebat, sakit di fisik nya tidak sebanding dengan sakit di hatinya. Ia teringat mimpi saat ia demam seharunya Alicia memilih untuk mendengarkan Ali walau pun ingatannya harus hilang tapi semua sudah terjadi.
Nasi sudah menjadi bubur memang benar penyesalan selalu datang di akhir biarlah semua yang terjadi menjadi pelajaran untuk kedepannya agar lebih baik
Skip di pemakaman
Aliya memegang batu nisan bertuliskan nama Ali ia sedih harus ditinggal anak satu satunya namun sekarang Ali tidak merasakan sakit lagi ia sudah bebas dari rasa sakit yang mengekang nya
Teman teman Alicia menguatkan Alicia agar Alicia bisa mengikhlaskan Ali
"Hiks.."
Alicia tidak mau menangis mengeluarkan suara namun apa daya ia tidak bisa menahan sakit yang bergejolak di dada nya. Dada nya sesak, ia sakit namun Ali sudah tenang di sana
KAMU SEDANG MEMBACA
WAY [Who Are You?]
Teen FictionBagaimana jika seandainya Aliya masih hidup dan Aliya kembali pulang ke kediamannya bersama Ghazali dan Ali? Tentu saja itu menjadi hal yang paling menyenangkan bagi Ghazali dan anaknya. Ali kembali ceria dan berpacaran dengan Alicia. Namun Ali tida...