14. • Khawatir

633 78 4
                                    

🎶Jeremy Zucker - Comethru

•••

Sebenarnya sejak hari kemarin Caelan benar-benar tidak ada mood untuk melakukan kegiatan. Bahkan sekolah sekalipun. Sang adik, Kayla sudah mengetahui banhwa bajingan tersebut menghubungi kakaknya kembali. Dia berharap saja semoga semuanya bakalan baik-baik saja bagi sang kakak.

Seperti biasa, Ivan akan ke rumah sang pacar untuk menjemputnya agar pergi ke sekolah bersama. Dia juga ingin menanyai kenapa kemarin Caelan tidak menghubunginya.

Saat sudah sampai di rumah sang pacar, tentu saja yang pertama menyambutnya adalah mamih Risa. Seperti biasa setiap pagi setelah sarapan mamih Risa akan mengurus tanaman bunganya di halaman rumah.

“Pagi mih.” Sapa Ivan sembari memberi salam pada mamih Risa.

“Eh Ivan udah sampe, langsung masuk aja sana.” Ivan segera memasuki rumah keluarga Edelsteen tersebut.

Saat sampai di dalam dia melihat sang pacar dengan adiknya menuruni tangga. Ivan pun menghampiri sang kekasih sembari tersenyum lembut.

“Hai.” Sapanya dengan mengusak sayang rambut sang pacar.

“Hai.” Caelan juga tersenyum manis pada Ivan. “La, lo keluar duluan aja.” Ujarnya pada sang adik dan mendapatkan anggukan dari Kayla.

Setelah kepergian Kayla, Caelan menatap Ivan dengan tatapan yang terlihat sendu. “Boleh peluk gak?” Tanyanya.

Ivan awalnya terkejut karena memang dia merasa ada yang berbeda dari Caelan. Dan dia juga menyadari bahwa sorot mata sang pacar terlihat lelah. Dia akhirnya merentangkan tangannya dan tersenyum lembut.

“Sini peluk dulu.” Ujarnya lalu Caelan pun menenggelamkan badannya pada pelukan sang pacar. Caelan sangat menyukai pelukan Ivan karena itu sangat hangat.

“Kalo ada apa-apa cerita aja ya.” Lanjutnya membuat Caelan sekali lagi merasa bersalah.

Caelan ingin menceritakan masa lalunya pada Ivan, tapi dia juga takut kalau-kalau Ivan akhirnya meninggalkan dirinya karena fakta itu. Dia belum siap karena cowok cantik tersebut benar-benar sudah jatuh pada Ivan. Dan Caelan akhirnya hanya menganggukan kepalanya.

“Aduh-aduh masih pagi ini.” Celetukan dari mamih Risa membuat mereka akhirnya tersentak dan melepaskan pelukan mereka.

“Si adek kasian itu nungguin di depan.” Lanjutnya sambil terkekeh dan berlalu menuju ke dapur. Meninggalkan dua sejoli yang tadi terpegok oleh mamih terkekeh.

Ivan pun menggandeng tangan Caelan dan melangkah keluar dari rumah menuju mobilnya.

“Lama banget sih di dalem, ngapain coba.” Kayla menggerutu karena bel masuk sebentar lagi berbunyi. Bisa telat mereka nantinya.

“Ngewe.” Ucapan asal Ivan tentu saja membuat Kayla terkejut hingga menendang kaki sang kakak kelas.

“Gak lucu bercandanya.” Ucap Kayla sembari masuk terlebih dahulu ke dalam mobil.

“Aw, anjir. Adek kamu kenapa sih?” Caelan hanya mengedikkan bahunya lalu masuk ke dalam mobil. Meninggalkan Ivan yang masih kesakitan di luar akibat tendangan dari Kayla.

HAPPINESS ; Chanbaek Lokal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang