[ FOLLOW DAN VOTE YA ]
Mencintai seseorang yang baik pada semua orang ternyata tidak mudah. Mencintai seseorang yang dicintai banyak orang ternyata harus selalu siap mental.
Cover by itsrebekaa
1 #kata ( 30-11-2020 )
1 #sadgirl ( 29-12-2020 )
Kalau komen bisa sampe 200 dan vote sampai 100, langsung aku post part selanjutnya.
Yuk ramein.
🍂🍂🍂
Gue sudah duduk di teras rumah. Pintu sudah gue kunci. Kalau Sean dateng nanti bisa langsung berangkat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mocca, ayo," Kata Sean yang baru saja tiba.
Gue berdiri dan menghampiri Sean.
"Sudah siap?" Tanya Sean
"Sudah"
"Harusnya kalau siap tuh tangannya gini," Sean mengarahkan tangan gue untuk memeluknya dari belakang.
"Nah sekarang baru siap. Kita jalan ya. Ke mana aja, tanpa tujuan, muter-muter aja."
"Iyaaaa"
Gue nahan senyum. Gue juga sedang mencoba menenangkan detak jantung gue yang makin cepat ini. Kenapa ya bukan dari dulu aja gue ketemu Sean? Padahal sama-sama di Jakarta, tapi ketemunya di Malang.
🍂🍂🍂
Sudah hampir satu jam gue dan Sean menyusuri jalan tanpa tujuan. Tadi Sean ngajak gue makan, tapi gue tolak. Soalnya gue masih kenyang.
"Moccccaaaaaaa, maaaaffff," Sean teriak cukup keras.
Gue menepuk pundak Sean. Memberi isyarat agar Sean menghentikan lajunya. Sean menghentikan motornya di bawah lampu kota pinggir jalan yang nyalanya redup.
"Kenapa?" Sean menoleh ke belakang.
"Kamu minta maaf kenapa?"
"Maaf, gara-gara saya kamu jadi dijelek-jelekin sama orang yang bahkan ngga kenal sama kamu."
"Sean."
"Iya?"
"Bukan salah kamu."
"Moccaaa....," Sean belum selesai berbicara tapi tiba-tiba hujan turun tanpa aba-aba bahkan tanpa gerimis sebelumnya. Emang sih dari tadi sudah kelihatan mendung . Baju gue dan Sean otomatis basah kuyup.
"Ada mantel satu, kamu pakai ya."
"Sean, saya sudah terlanjur basah. Ngga perlu pakai mantel kita hujan-hujanan aja," gue kembali memeluk Sean dari belakang.
Di tengah hujan. Gue dan Sean tidak saling mengatakan apa-apa. Hanya diam. Tapi rasanya sudah bahagia.