Senja Keempat

119 15 1
                                    


Raden Soeryo mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan perpustakaan Kawedri. Ia membuang napas perlahan. Sudah beberapa hari sejak peristiwa pesta di Hotel des Indes, Juliana tidak pernah menampakkan batang hidungnya lagi di perpustakaan. Raden Soeryo hanya ingin minta maaf sudah meninggalkannya begitu saja tempo hari. Mengajak nona Belanda itu berbicara ketika di kelas, jelas tidak mungkin. Menyapa siswa Belanda lebih dulu, apalagi nona-nona Belanda, bisa menimbulkan masalah.

Raden Soeryo baru saja mengerjakan satu soal aljabar ketika seseorang tiba-tiba menggebrak mejanya. Refleks ia mendongak. Di seberang meja terlihat Hansen, murid satu angkatan dengannya berdiri congkak sembari menatap Raden Soeryo dengan sorot mata mengejek.

“Berani-beraninya jij pergi ke pesta dengan Juliana, heh!” Rahang Hansen van Rijn mengeras. Wajah putihnya memerah. “Inlander rendahan seperti jij tidak pantas duduk bersama bangsa kulit putih!” hardiknya dengan suara yang cukup membuat semua siswa yang sedang berada di perpustakaan menoleh.

Raden Soeryo bergeming. Matanya menatap tajam Hansen sementara kedua tangannya terkepal. Hansen bergerak maju. Tangannya meraih baju Raden Soeryo kemudian mencengkeram sehingga tubuh priyayi Jawa itu sedikit terangkat dan kedua pasang mata mereka berada pada satu garis lurus. Darah Hansen  menggelegak ketika menyadari tak ada rasa takut di wajah Raden Soeryo, Ia menyeret tubuh Raden Soeryo keluar perpustakaan menuju halaman sekolah.

Sesampainya di halaman, Hansen menyentak tubuh Raden Soeryo dengan kasar hingga lelaki itu sedikit terhuyung ke belakang. Sekian detik kemudian Raden Soeryo berhasil menguasai diri. Ia berdiri tegak dengan sikap siaga. Ia mencoba mengatur napas demi meredam emosi yang nyari meledak. Siswa-siswa yang semula berada di perpustakaan sudah berpindah tempat dan kini berdiri membentuk lingkaran mengelilingi keduanya. Semua terlihat menahan napas, menunggu duel seperti apa yang akan terjadi di antara keduanya.

Hansen bergerak maju. Tinjunya meluncur ke arah wajah Raden Soeryo yang dengan cepat menggeser tubuhnya sehingga pukulan lelaki Belanda itu mengenai udara. Lelaki dengan rambut kecokelatan itu terkejut, tidak mengira lawannya akan mengelak. Hansen melayangkan pukulan kedua. Raden Soeryo menggeser tubuhnya sehingga pukulan Hansen kembali meleset.

Dua kali gagal, api di hati Hansen semakin membara. Ia pun melayangkan pukulan ketiga.  Kali ini Raden Soeryo tidak hanya mengelak. Ia menepis tangan siswa Belanda itu dan melayangkan pukulan balasan tepat di wajah Hansen. Hansen terperangah. Diusapnya darah di sudut bibir dengan kasar. Matanya menatap nyalang lawan duelnya. Ia tak mengira pribumi di depannya berani meninju wajahnya.

Raden Soeryo ingin segera menyudahi duel tak terduga siang ini. Ia membiarkan Hansen merangsek maju merangsek maju untuk melayangkan pukulan kelima. Raden Soeryo berkelit lincah. Tinjunya lebih dulu mengenai wajah Hansen untuk kedua kalinya. Sekian detik kemudian tinjunya mendarat di dada Hansen sehingga  lelaki Belanda itu terjajar beberapa langkah ke belakang.

Hansen masih ingin melanjutkan serangan, tetapi beberapa temannya sesama siswa Belanda menahan tubuhnya. Mereka khawatir, jika duel dilanjutkan, Hansen akan semakin babak belur.
Raden Soeryo segera meninggalkan Hansen yang terus menyumpahinya dengan bahasa Belanda. Raden Soeroso dan Haryo yang sejak tadi berada di barisan penonton berusaha mengejar langkah cepat Raden Soeryo.

“Kenapa nggak ngalah saja, Yo?” ujar Raden Haryo ketika sudah berada di samping kirinya.

“Iya, Yo. Kita di sini hanya siswa kelas dua, nggak akan bisa melawan mereka.” Raden Soeroso menimpali. “Bisa-bisa kamu dikeluarkan dari sekolah. Eman, hanya tinggal sebentar,” lanjutnya prihatin.

Raden Soeryo menghentikan langkah dan menatap sengit keduanya. Raden Soeryo kecewa mendapati keduanya justru menyalahkan pilihan sikapnya. Mereka memang warga kelas dua. Namun, bukan berarti harus diam saat harga diri diinjak-injak.

Senja di Batavia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang