WARNING!!
Cerita ini mengandung banyak sekali bawang-bawangan. Untuk itu, sebelum membaca cerita ini, sediakan sekotak tisu dan segelas air putih. Siapkan juga kesadaran karena ada konflik yang bisa membuat anda tidak bisa mengendalikan letusan gunung berapi anda. Karena saya membuat cerita ini tulus dari hati, semoga cerita ini bisa sampai ke hati juga.
Cerita ini berdasar latar tempat di Jakarta-Bandung, gaya bahasa menyesuaikan dengan tempat tinggal karakter. Jika tidak sesuai dengan ekspetasi pembaca silahkan skip. Saya tidak menampung kritik yang cenderung menjatuhkan semangat saya untuk menulis seperti mencela karya saya tanpa masuk diakal. Tapi saya sangat-sangat menerima kritik yang sekiranya membangun dan bisa memotivasi saya untuk terus belajar menulis banyak cerita di kemudian hari.
Terima Kasih.Happy Reading: )
---
"Nugraha. Panggil aja gue, Nugie. Nama lo siapa?"
Terlihat pula bulan sabit sudah mengembang di bibir pria yang mengenakan hoodie berwarna merah marun itu. Seraya mengulurkan tangan dari saku hoodienya. Ia memulai basa-basi yang terlalu basi bagiku, lantas aku hanya melontarkan tatapan sinis sahaja terhadap pria yang tak kukenali sebelumnya itu.
"Hmm, okehh, gue panggil lo cewe jutek, gimana?" tanyanya lagi kemudian menggenggam tangan kosong dan menarik kembali uluran tangannya.
"Itu bukan nama gue!" ketusku.
"Yahh," tukasnya lesu. "Gue salah deh, kalau gitu berarti lo harus kasih tahu gue siapa nama lo." Tampak pria aneh itu mengedipkan satu kelopak matanya genit seraya menyeringai.
"Cari tahu aja sendiri. Udah besar kan?!" jawabku ketus. Lagi pula, tak semua orang ingin mengenal setiap manusia yang ditemui di tempat umum.
---
Cerita ini asli dibuat oleh saya sendiri Si Gula Kapas. Jadi, mohon maaf bila ada kesamaan cerita tanpa pihak saya ketahui. Sekiranya cerita ini dapat diterima oleh khalayak umum, saya sangat-sangat berterima kasih dan menerima segala masukan, saran dan kritik yang membangun.
Happy Reading^•^
KAMU SEDANG MEMBACA
Elsha dan Nugie [END]
General FictionSeorang pria tengil yang ditemuinya di gerbong kereta kala itu rupanya seseorang yang kini membersami dirinya, menghias pagi ke malamnya, hingga disetiap hembusan napas dan detak jantung dihidupnya. Lantas, mampukah gadis keras kepala seperti Elsha...