Siapa yang ngira kalau tidur Jisoo semalam itu nyenyak?
Jisoo gak bisa tidur semalam, itu semua karena tiga kata sakral yang keluar dari mulut Rosé. Masih berputar di otaknya saat kejadian itu. Dan sekarang, Jisoo gak siap mulai pagi harinya ini bareng Rosé.
Jisoo liat ke arah jam dinding yang ada di kamar Rosé, 05.15 Sebentar lagi jam 05.30 dimana Jisoo biasanya udah siap-siap mandi dan pergi jogging.
Dan sepertinya rutinitas di hari liburnya ini bakal tertunda, inget doi gak bawa baju, 'kan? Jadi mungkin rencananya Jisoo mau pulang dulu ke apartnya.
Drrrtttt. . . Drrrtt. . . Drrrtt. ..
Denger suara getaran, Jisoo reflek cek ponselnya dan ternyata suara getaran itu bukan dari ponselnya.
Kalau bukan dari ponselnya, berarti dari ponsel Rosé dong?
Jisoo cek ponsel Rosé, dan bener aja ternyata itu alarm dari ponsel Rosé. Jisoo berniat matiin alarmnya, tapi terlambat karena yang punya ponsel udah natap dia dengan sayu.
"Maaf s-saya—" Belum sempat Jisoo selesaiin ucapannya, Rosé langsung ambil ponselnya yang ada di tangan Jisoo dan matiin alarmnya.
Bukannya bangun, Rosé lebih milih letakkin kepalanya di paha Jisoo dan menyembunyikan wajahnya di perut Jisoo.
"Masih ngantuuk" Ucap Rosé.
Jisoo tahan nafasnya untuk seperkian detik karena ngerasain nafas Rosé yang berhembus di perutnya ditambah lagi suara Rosé yang serak.
Jisoo rapihin rambut panjang Rosé yang menutupi wajah cantiknya yang selama ini berhasil bikin Jisoo terpikat.
"Masih mau tidur?" Tanya Jisoo sembari mengelus kepala Rosé.
Rosé mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Jisoo itu.
"Kamu hari ini libur, 'kan?" Tanya Rose tanpa membuka matanya.
Jisoo sadar sesuatu, Rosé udah gak panggil dia pake embel-embel kakak.
"Iya, hari ini saya libur. Kenapa?"
"Nginep sehari lagii" Ucap Rosé yang kini sudah membuka matanya dan menampilkan puppy facenya. Jisoo lemah kalau udah begini.
"Wah bisa-bisa saya di usir dari apartement sama kakak saya"
"Kalau gitu tinggal di sini aja, berdua sama aku" Ucap Rosé begitu doi beranjak dari tidurnya dan melepas bathrobenya di depan Jisoo.
Jisoo reflek alihin pandangannya ke ponsel miliknya, udah dapat dipastikan wajah Jisoo merah padam.
Beberapa detik berlalu, Jisoo kembali melihat ke arah Rosé yang sudah memakai t-hirt oversize dan cukup untuk menutupi bokongnya.
"wanna have some breakfast?" Tanya Rosé sembari mencepol asal rambut panjangnya.
"Sure" Jawab Jisoo dengan senyum lebarnya, doi beranjak dari kasur dan menghampiri Rosé. Tanpa aba-aba, Jisoo memeluk pinggang Rosé dari belakang.
"Kamu kenapa tinggi banget?" Jisoo kaget begitu dia meluk Rosé, harusnya doi yang lebih tinggi dari Rosé, tapi kenyataannya Jisoo cebol.
Kenyataan yang amat pahit ckck.
Rosé terkekeh ketika dia denger ucapan dari Jisoo "Kalau gitu biar aku yang meluk"
Jisoo yang ditawarin buat tukar posisi jelas nolak, Jisoo merasa terhina sebagai 'top' yang cebol.
"Ngga ngga, begini aja. Kalaupun jatuh juga bakal jatuh berdua" Ucap Jisoo dari balik punggung Rosé.
"Nyari kesempatan dalam kesempitan ya?" Tuduh Rosé begitu doi mulai langkahin kakinya ke arah dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELLIFLUOUS | CHAESOO
FanfictionKetika seorang gadis tengah menghadapi hari yang buruk dan cukup dibuat lelah, terdengarlah suara yang manis dengan tanpa diminta mengalun indah memasuki indra pendengarannya. Percaya atau tidak, itu berhasil mengusir rasa lelahnya. Apa mungkin ini...