New Life

1.9K 309 38
                                    

"Hey, Rosie!"

"Oh? Hey! Strawberry cheese cake?"

"Ah, sayangnya kamu salah. Anak saya mau chicken sandwich sebagai bekalnya"

"Hm? Tumben sekali, biasanya selalu beragam jenis kue manis"

"Entah" Pria paruh baya itu mengendikkan bahunya, sementara Rosé menyajikan apa yang pria  itu pesan.

"Dia bilang, dia merindukan sandwich sebagai bekalnya saat kerja" Lanjut pria tersebut setelah mengambil paperbag kecil berisikan dua potong chicken sandwich.

"Chicken sandwich untuk bekal kerja? Anakmu laki-laki yang simple" Rosé tersenyum dengan manis, ia jadi teringat dengan Jisoo yang selalu ia bawakan sepotong dua potong sandwich.

"Sayangnya dia perempuan, mungkin usianya sepantaran denganmu" Ucap pria paruh baya tersebut.

"Perempuan? Lain kali kenalkan aku padanya, ya?" Mata Rosé berbinar ketika mengetahui anak dari pelanggan favouritenya ini adalah perempuan, terlebih lagi sepantaran dengan usianya. Ia berpikir mungkin tidak terlalu buruk jika menjalin hubungan pertemanan dengan orang sekitar.

"Dia agak sulit untuk diajak keluar rumah, asal kamu tau dia itu wanita yang pemalas" Pria itu berbisik di telinga Rosé, ia paham betul dengan ucapan anaknya yang selalu marah jika dibilang pemalas, walaupun memang begitu keadaanya.

"Sudah dulu, ya? Anakku akan berangkat kerja sebentar lagi" Pria paruh baya itu berpamitan pada Rosé dengan terburu-buru, mungkin takut memperlambat jam berangkat anaknya.

Rosé selalu merasa hatinya menghangat jika pria langganannya itu datang berkunjung di Cafenya setiap pagi hari, ia menyebut pria tersebut adalah pria penglaris karena selalu datang di pagi hari buta.

Omong-omong soal dirinya, Rosé sudah mulai bisa melepaskan semuanya. Ia menyerah pada Jisoo, sebenarnya disuruh menyerahpun Rosé tidak akan mau. Tapi, bagaimana jika memang Jisoo sudah sangat membencinya hingga nomor ponselnya tidak bisa dihubungi.

Sama sekali sudah tidak ada akses untuk menggapai Jisoonya kembali, itu sebabnya ia menyerah karena mau bagaimana juga Rosé tetap memiliki batas kesabarannya.

Lagipula, Rosé sudah lebih baik di Bandung. Rosé sukses membuka cabang Cafenya di kota Bandung dan ini sudah hari ke 5 nya semenjak peresmian Cafe dilaksanakan. Rosé juga sudah meninggalkan apartementnya di Jakarta dan beralih menyewa apartement baru di Bandung.

"Pelanggan pertama, ya?" Ucap seseorang yang masih sibuk dengan mesin kopinya. Rosé menoleh dengan reflek pada pegawai barunya di Rosé's Mugs, nuansa baru, pegawai baru, hidup baru.

Rosé mengangguk sembari memamerkan senyuman manisnya "Seperti biasa, lagi-lagi buat bekal anaknya kerja"

"Anaknya manja banget kayanya" Ucap gadis dengan nametag yang bertuliskan 'Shin Ryujin'. Ryujin bertemu dengan Rosé di apartement, siapa yang menyangka bahwa tetangga pertama yang Rosé kenal adalah Ryujin.

Kebetulan Ryujin adalah mahasiswa di salah satu universitas swasta yang ada di Bandung, dan lebih kebetulannya lagi Ryujin sedang membutuhkan uang dimana skill membuat kopinya bisa Rosé pertimbangkan untuk menjadi barista.

"Mungkin aja mereka keluarga hemat, si Ayah ngga mau anaknya buang-buang duit hanya untuk makan siang"  Rosé mulai memakai apronnya, memang ia masih kekurangan pegawai untuk Cafenya yang di Bandung ini mau tidak mau Rosé harus turun tangan untuk sementara.

"Emangnya, pengeluaran buat makan siang bisa bikin bangkrut ekonomi keluarga?" Gadis lainnya membuka suara, nametagnya sebagai tanda pengenal bertuliskan 'Julia'.

MELLIFLUOUS | CHAESOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang