White Room

1.9K 293 31
                                    

Sudah seminggu lebih Rosé terus menerus mengurung dirinya di dalam sebuah ruangan, ruangan yang Jisoo tidak tau apa yang berada di dalamnya. Jangan mengira Rosé mengurung dirinya 24 jam setiap harinya, ia akan keluar sesekali ketika merasa lapar.

Rosé ini masih berwujud manusia yang membutuhkan asupan nutrisi dan gizi, ia tidak mau tubuhnya ikut merasakan sakit. Rosé masih menjaga pola makannya bukan berati ia juga menjaga pola tidurnya. Sulit melakukan hal yang satu ini, ia tidak bisa tertidur dengan teratur.

Ia menghabiskan malamnya hingga matahari kembali terbit di dalam ruangan itu; ruangan yang dicat putih bersih dan memiliki luas 3 x 3 itu terlihat berantakan. Semua yang seharusnya berada di dalam nakas kini berserakan di atas lantai bersama tubuh Rosé yang terduduk di lantai yang dingin.

Wanita blonde itu mengedarkan penglihatannya ke seluruh ruangan minimalis yang kini ia tempati, foto-foto kekasihnya yang tertempel rapi di seluruh dinding membuatnya kembali mengeluarkan air matanya.

Dan hey, ada satu box penuh dengan foto seorang Kim Jisoo yang Rosé ambil secara diam-diam sebelum ia menyimpannya. Foto saat pertama kali Rosé melihat wanita bersurai coklat yang kini menjadi kekasihnya. Kekasih? Mantan kekasih? Entahlah, Rosé berharap ia masih menjadi kekasihnya.

Persetan dengan dirinya yang dikenal sebagai seorang pengamen, ia bukan pengamen sungguhan. Itu dilakukannya semata-mata agar dapat berkenalan dengan wanita bersurai coklat yang ia suka; Jisoo.

Roseanne, lebih dulu menaruh hatinya pada Jisoo. Semua yang tidak masuk akal akan Rosé lakukan agar Jisoo menjadi miliknya, membuka Cafe secara mendadak di dekat kantor Jisoo pun ia lakukan. Turun ke jalanan untuk memantau apakah Jisoonya memunculkan diri atau tidak.

Menyembunyikan ruangan ini adalah jalan yang tepat bagi Rosé, ia tidak mau begitu Jisoo melihat jajaran foto dirinya yang terpampang di dinding membuatnya berpikir bahwa Rosé adalah seorang penguntit, walaupun memang itu kebenarannya.

Cklek!

"Holy shit" Umpat Alice begitu lagi-lagi menemukan saudarinya terduduk di atas lantai bersama foto-foto Jisoo yang berada di genggamannya.

Alice sudah mengetahui tentang Rosé yang terlihat seperti stalker mengerikan hanya untuk Jisoo, ia paham bagaimana Rosé sangat mencintai dan menginginkan wanita cebol itu.

"Don't tell me you didn't sleep again last night" Lanjut Alice yang dibalas senyuman lemah dari Rosé, wanita blonde itu mengangguk membenarkan ucapan kakaknya.

"Belum ada balasan dari Jisoo?" Alice juga mengetahui adiknya terus menerus mengirim pesan singkat dengan nomor yang berbeda setiap harinya untuk Jisoo. Rosé bilang ketika ia menghubungi Jisoo maka nomor itu akan diblock oleh Jisoo sendiri.

"Nothing, she already hates me" Keluh Rosé, akhir-akhir ini Rosé selalu saja overthinking dengan pandangan Jisoo tentang dirinya sekarang.

"Ck! Si bodoh itu, aku akan benar-benar menendang bokongnya ketika bertemu" Alice merasa kesal pada Jisoo yang tidak memberikan adiknya kesempatan untuk menjelaskan apa yang terjadi saat itu.

Menurutnya Jisoo adalah sosok kurcaci bodoh yang tidak mau menerima segala penjelasan apapun itu, ia lebih memilih menyimpulkan sendiri tentang Rosé kemudian pergi tanpa jejak sama sekali.

"Jangan, dia kekasihku" Ucap lemas Rosé sembari menatap melas kakaknya berharap kalau Alice hanya main-main dengan ucapannya.

"Peduli apa aku? Bangunlah, kita sarapan" Titah Alice pada Rosé yang terlihat enggan meninggalkan ruangan yang penuh dengan foto Kim Jisoo.

***

"IBU! KAK IRENE UMPETIN SEPATU YERIMM!!" Yeri berlari mendekati Dara dengan kaki kanannya yang tidak memakai sepatu seperti kaki kirinya.

MELLIFLUOUS | CHAESOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang