Part 8 : Wedding Day

29.2K 1.9K 195
                                    

Hallooooo
1:25 WITA masih adakah yang melek?
🤣🤣🤣🤣🤣

Team yang kemarin minta adell nggak jadi nikah sama Justin.. sorry gaiss.. mereka udah nikah di part ini😌

Btw Love banyak2 buat kalian yang sudah meramaikan cerita ini🥰🥰🥰

Wkwkwk..
Happy reading🥰

Ballroom hotel The Ammerson telah disulap dengan nuansa khas jawa berkolaborasi dengan dekorasi bunga bernuansa internasional dengan warna merah maroon dan emas yang mendominasi.

Sekumpulan wartawan dari berbagai media telah berkumpul di spot-spot yang sudah disediakan.

Seratus orang tamu khusus yang akan menyaksikan dan menjadi acara akad nikah antar putra tunggal keluarga Ammerson dan putri sulung Bramantyo Devir.

Di sebuah panggung khusus, Justin duduk berhadapan dengan penghulu dan Bram, dengan dua orang saksi di kanan dan kiri serta papi nya.

Pria yang nampak gagah dalam balutan beskap putih dan blangkon berhias payet itu nampak gugup namun disiasatinya dengan tersenyum menatap kesana kemari.

"Berhentilah bertingkah seperti orang bodoh." Bisik Bram dengan tatapan sinis bercampur geli melirik ke arah Justin.

Justin mengulum senyumnya.

Seorang pembawa acara yang merupakan presenter terkenal ibu kota mengarahkan para tamu dan semua orang disana untuk menyambut Adellia yang akan masuk melalui pintu utama.

Disisi lain.

"Bunda.. mommy, mami.. Adell deg-degan." Rengek Adellia meremas jemarinya menatap ketiga wanita yang berdiri disampingnya.

Dania merangkul Adellia "Tarik nafas pelan-pelan sayang."

"Jangan lupa dibuang nafasnya." Sahut Shiryl yang berdiri di belakang Adellia.

Adeliya, Dania, dan Adell sontak menatap Shiryl cengo, namum Shiryl hanya terkekeh saja.

"Pintunya sudah mau dibuka, atur posisi girls." Komando Adeliya yang berdiri di samping kanan Adellia.

Gadis berkebaya putih sederhana namun elegan dengan coretan hitam khas jawa di dahinya serta beberapa hiasan yang memperkuat aura pengantinnya itu mencoba tersenyum dalam gandengan Dania dan Adelliya serta Shiryl dibelakangnya.

Iringan gamelan jawa mengalun syahdu mengiringi langkah Adellia menuju pelaminan.

Acara akad nikah berjalan dengan sempurna, Justin mengucap kalimat ijab qobul dalam sekali tarikan nafas.

Dan mulai detik itu Adellia adalah milik Justin, gadis itu telah lepas dari tanggung jawab orangtuanya dan menyandang status baru sebagai seorang istri.

Sebuah cincin emas bertahta permata sederhana yang melingkari jari Adellia dan Justin menjadi bukti pengikat keduanya.

Adellia memeluk Bram selepas sesi foto selesai, gadis itu menangis sesenggukan dalam dekapan cinta pertamanya.

Pernikahan ini adalah bukti bakti Adellia pada Bram.

"Princess kecil daddy sudah besar ya.. princess daddy yang hobi main panas-panasan dilapangan sekarang sudah jadi istri orang.. sayang, daddy harap ini akan menjadi yang pertama dan terakhir untuk kamu. Daddy harap pernikahan ini akan membawa kebahagiaan untuk kamu dan kita semua. Daddy yakin kedepannya tidak akan selalu berjalan mulus, tapi Adell harus kuat. Dalam keadaan apapun Adell harus selalu berbakti kepada Justin."

Adellia mengangguk dengan tangis tergugu.

Kini Adellia memeluk Dania dan Shiryl bergantian, dua wanita itu memberi wejangan-wejangan pada Adellia.

Sedangkan Bram menjabat kembali tangan Justin, lalu keduanya berpelukan singkat.

"Jaga putriku, jangan sakiti hatinya, dia begitu berharga untukku, kelak kalau kamu menyerah akan dirinya, pulangkan baik-baik dia kepada kami." Ujar Bram diangguki Justin

"Jangan macam-macam atau ku kebiri habis juniormu!" Tukas Bram memandang sadis Justin.

Selepas sesi foto, sungkem dan menikmati santap siang, acara ditutup dengan foto bersama tamu-tamu penting dan akan dilanjut kembali malam nanti dengan tema internasional.

Kini Adellia berada di kamar di hotel yang sama dengan tempat pernikahannya bersama Justin.

Gadis yang telah resmi menjadi seorang istri itu tengah merebahkan tubuhnya di atas kasur penuh bunga, sedangkan Justin sedang membersihkan dirinya.

"Buset deh, ini kasur apa kuburan baru sih? Rame banget kembangnya." Celetuk Adell heran.

"Mulut kamu Dell."

Adellia tersenyum menatap Justin dalam balutan handuk kimono dengan rambut yang masih basah.

"Ehh Mas Suami udah selesai mandi." Sapa Adellia mengedipkan matanya.

Justin terkekeh, teringat momen beberapa menit yang lalu sebelum dirinya mandi.

"Uncle jangan unboxing Adel ya? Janji?"

Justin mengusap wajahnya kasar, risikonya menikah dengan anak kemarin sore.

"Uncle nggak janji." Jawab Justin acuh tak acuh.

Adel menatap horor Justin "Adel aduin ke daddy kalo uncle berani macem-macem ke Adel!"

Justin melirik Adel dengan tatapan mengejek, pria yang semula berbaring menatap langit-langit kamar bernuansa putih itu secepat kilat mengurung tubub Adellia di bawah kungkungannya, membuat gadis itu menegang.

"Macem-macem gimana heum?"

"Begini?" Tanya Justin meremas buah dada Adellia, seketika gadis itu meronta namun Justin masih menahannya.

"BUNDA! DADDY! SELAMETKAN ADEL! UNLCE J MESUM!! DADA ANAK DADDY NGGAK PERAWAN LAGI! HUWAAAAAAA!!!!!!!!"

Adellia menangis histeris tanpa air mata membuat Justin terbahak-bahak.

"Ehh Istriku." Balas Justin merebahkan dirinya disamping Adellia membuat gadis jangkung itu bergeser.

"Kenapa jauh-jauh istriku? Sini dong deketan sama mas suami." Goda Justin.

Adellia melirik Justin sekilas "nanti uncle grepe-grepe Adell, Adell males."

"Ya sudah." Balas Justin seadanya, pria itu mulai memejamkan matanya.

Sejenak keduanya sama-sama hening, hingga suara Adellia memecah keheningan tersebut.

"Tapi tadi pas uncle grepe-grepe Adell kok rasanya enak ya?" Tanya Adellia yang kini merapatkan dirinya pada Justin.

Justin menatap istri kecilnya dengan tatapan horor.

"Coba lagi dong uncle, tapi jangan kenceng-kenceng."

Justin semakin beringsut mundur, seperti gadis hendak di perawani.

Adellia tak gentar.

"Uncle, buruan.."

Cutt lahh...

Mari lemaskan otot2 sejenak😆😆😆
Di part sebelumnya habis marah2 kan ya😌

Uncle's Little Wife [END/COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang