Hallowwww
Welcome back😍😍Cuss happy reading all😘😘
"Daddy mau jodohkan kamu sama Uncle Justin."
Adellia melongo seketika, gadis itu menatap daddynya dengan tatapan tak percaya, berbeda dengan Justin yang nampak biasa saja bahkan cenderung 'happy' dilihat dari senyuman pria itu.
"Da-daddy..
"Adellia pasti setuju kan sayang?" Potong Justin dengan smirknya.
Lirikan tajam Adellia menghunus tepat di netra Justin, bahkan gadis itu menaruh sendok dan garpunya dengan asal hingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring.
"Loh, memang iya kan? Kamu sendiri yang bilang kalau kamu sayang sama uncle. Remember?"
Adellia mengerutkan alisnya sebal, gadis itu memalingkan wajahnya dan menatap bundanya yang nampak santai-santai saja.
"Bundaaa.." rengek Adellia.
"Terserah kakak, kalau kakak nggak mau bunda nggak maksa. Semua keputusan mutlak di tangan kakak." Jawab Shiryl dengan senyuman hangatnya disertai kedipan mata.
"Take it easy sayang, daddy pun tidak memaksa. Tetapi daddy akan sangat bahagia dan lega kalau kamu berada di tangan pria yang tepat, dan menurut daddy, pria itu Justin." Ujar Bram menatap putri sulungnya.
"Kita nggak akan tau sampai kapan daddy bisa berta--
"Daddy stop.." potong Shiryl, Adellia dan Kenandra bersmaan dengab wajah begitu murung.
Bram tersenyum tipis, lima bulan yang lalu pria itu divonis menderita lupus dan sedikit banyak membuatnya khawatir dan takut bagaimana nasib istri dan anak-anaknya jika nanti ia pergi.
Adellia menunduk, pikirannya bercabang kemana-mana.
Hingga akhirnya ia membuka suara selepas keheningan mengisi suasana makan malam yang jauh dari kata nikmat tersebut.
"Adel mau."
Bram melebarkan senyumnya menatap sang putri.
"Saat ini kamu fokus buat ujian nasional dulu, biar daddy, bunda dan Uncle Justin yang urus pernikahan ini." Ujar Bram diangguki Adellia.
"Sudah dilanjutkan dulu makannya, kita bahas ini nanti." Titah Shiryl berkaca-kaca, wanita itu belum siap dan mungkin tak akan siap menerima kenyataan tentang penyakit berbahaya yang suaminya derita.
"A-adel sudah bund, Adel izin ke kamar ya dad, bun, uncle." Pamit Adellia.
"Biar saya susul Adel Om, Shi." Bram dan Shiryl mengangguk kompak.
Justin memandang Adellia sendu, gadis itu menangis di sebuah kursi malas di sudut kamarnya sambil menangis.
"Kalau Adel nggak mau Uncle bisa bilang ke daddy."
Adellia diam, gadis itu tak berniat menanggapi tawaran Justin.
"Dell.."
"Adel nggak mau bikin daddy kecewa, Adel nggak mau dan nggak siap kehilangan daddy.. Adel sayang daddy uncle.." tangis Adellia semakin pecah.
Justin memeluk Adellia, gadis itu tak menolak dan justru semakin memeluk erat Justin, menumpahkan kesedihannya.
"I promise I'll loving you.. like your daddy."
Adellia bungkam.
Gimana gue bisa bertahan dalam ikatan pernikahan sama orang yang bahkan nggak akan bisa mencintai gue sebagai seorang wanita?
"Jangan nangis gini, kasian daddy sama bunda kamu. Mereka akan kepikiran kalau kamu nangis gini."
Adellia mengangguk.
"Lagian Uncle ganteng gini, kamu nggak akan rugi nikah sama ucle." Goda Justin dan sukses mendapat cubitan dari Adellia.
Disisi lain, Shiryl menangis sesenggukan sambil menyusui putri kecilnya di kamar tanpa sepengetahuan Bram.
"Jangan nangis gitu donk, nanti Key ikut sedih."
Dengan cepat Shiryl menghapus air matanya tanpa berani menoleh pada Bram.
Pria berusia setengah abad itu memeluk istrinya dari belakang dan mengecup pipi wanita itu.
"Sayang banget sama kamu." Bisik Bram
Tangis Shiryl semakin tumpah, namun masih menahannya karena tidak ingin mengganggu Kunthi yang sudah terlelap.
"Udah dong nangisnya sayang, akang nggak akan mati dalam satu dua hari ini." Kekeh Bram.
"Kang ih.." bentak Shiryl.
"Akang seneng, Adel nggak nolak perjodohan ini. Dari dulu akang memang sudah berencana menjodohkan Adel sama Justin. Akang merasa Justin orang yang pas."
Shiryl mengangguk mengiyakan.
Hari semakin malam, namun Justin masih betah berlama-lama berada di kediaman Bram, lebih tepatnya di kamar Adellia.
Pria yang sejak beberapa jam yang lalu duduk diam memperhatikan Adellia yang sedang fokus belajar itu kini mengukung tubuh Adellia yang masih duduk di set meja belajarnya.
"Uncle?"
Justin mengusap lengan Adellia dengan bibir yang telah bertengger manis di pelipis gadis itu.
Adellia menggeliat tak nyaman, namun tak menolak bibir Justin yang kini menyusuri pipi mulus Adellia.
Tiba-tiba..
'BRAKK!!'
Justin mengaduh kesakitan memegangi kakinya yang dilempar tongkat baseball.
"PULANG SEKARANG JUSTIN!"
Teriak Bram.
"Jangan coba-coba sentuh Adel sebelum kalian menikah."
"PULANG!" Tegas Bram dengan raut wajah begitu garang.
Cut ahhh
🥰🥰🥰🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncle's Little Wife [END/COMPLETE]
Chick-LitHIGH RANK #2 ON COMEDY 15/05/21 "Uncle jangan unboxing Adel ya? Janji?" Justin mengusap wajahnya kasar, risikonya menikah dengan anak kemarin sore. "Uncle nggak janji." Jawab Justin acuh tak acuh. Adel menatap horor Justin "Adel aduin ke daddy kalo...