Part 20 : Ditatar Bunda

21.3K 1.8K 144
                                    

Hallooo..
Re-upload..

Maaf gaiss.. tadi ngetik sambil ngantuk gitu.. ketiduran eh.. taunya kepencet publish🤣🤣🤣

Hepi reading all..

Vote komen yang ramehhh🍒🍩🍭

"Eh! Eh! Eh! Mau kemana kamu?"

Adellia mengerucutkan bibirnya sembari membalik badan menatap bunda cantiknya yang kini tengah menyingsingkan lengan dasternya, seolah siap berperang.

"Mau ke lapangan.. udah janjian sama anak-anak. Boleh ya?" Bujuk Adellia dengan wajah memelas.

"Nggak."

"Kapan lagi atuh bund.. mumpung uncle Jasjus nggak ada."

Shiryl menggeleng tegas.

"Udah lah Nda.. biarin aja, mumpung disini."

Adellia bertepuk tangan gembira dengan jerit kegirangan tertahan kala sang daddy turun dari lantai dua sambil menggendong Kunthi.

"Tuh Nda.. sama daddy aja boleh."

Shiryl menatap putrinya sembari berkacak pinggang "jadi sekarang lebih nurut ke daddy? Sejak kapan?"

Adellia kembali mengerucutkan bibirnya.

"Bantuin bunda masak." Titah Shiryl tak terbantahkan. Wanita itu berjalan ke dapur terlebih dahulu, sementara Adellia menatap sang daddy seolah meminta bantuan.

Bram hanya mendelikan bahunya.

"Dell!! Sini buruan!" Adellia meloncat kaget kala mendengar suara nyaring bundanya yang entah sejak kapan hobby menggunakan megaphone.

"Bawa Kunthi sekalian, biar bunda suapin disini."

"Iya bun!"

Adellia mengambil alih si imut Kunthi dari gendongan daddynya dan segera menyusul sang bunda yang sudah berada di dapur.

"Jalan aja kenapa sih kak?" Tegur Bram yang tengah memberi makan ikan-ikan kesayangannya sembari sesekali menyemprot janda bolong yang tertata rapih disebuah spot khusus.

"Jauh dad.. mana Kunthi udah segede ini, bisa-bisa patah tulang Adell." Jawab Adellia sembari menjalankan mobil jeep mainan bertenaga aki milik Ken.

Dengan telaten Adellia menyuapi adik bungsunya yang nampak duduk anteng diatas kursi khusus miliknya sambil sesekali mengamati bundanya yang nampak begitu cekatan dalam memasak.

Jika ada yang bertanya, ingin menjadi seperti apa Adellia kelak. Maka, tanpa ragu Adellia akan menjawab seperti Shiryl.

Banyak kisah yang Adellia dengar dari orang-orang terdekatnya mengenai sosok ibu sambungnya tersebut. Kisah dimana Adellia sangat yakin bahwa daddynya sangat beruntung mendapatkan daun muda, se sempurna Bunda Shirylnya.

"Kak.."

"Hmm?"

"Kakak sering masak dirumah?"

"Tiap hari Adell masak bun, paling nggak siapin roti kalau kesiangan. Kenapa?"

Shiryl menggeleng.

"Kak.."

"Hmm?"

"Tempo hari waktu kakak ke Jogja itu gara-gara anaknya Si Jasjus sakit kan? Sakit apa?"

Adellia cemberut menatap Shiryl. Jarak mereka cukup jauh, namun Shiryl sontak mendongak kala menyadari perubahan ekspresi putrinya.

"Kenapa?" Tanya Shiryl mengangkat alisnya

"Satu, jangan panggil suami Adell gitu kali bund. Dua, namanya Bulan, bukan anaknya si jasjus."

Shiryl mengulum senyum.

"Iya deh.. Bulan sakit apa?"

"Demam doank. Tapi langsung sembuh begitu bapaknya dateng." Jawan Adell menyelesaikan suapan terakhirnya pada Kunthi.

"Ihh.... mirip banget sama kakak. Inget nggak, dulu setiap kakak sakit, kakak cuma mau sama daddy sama bunda?"

Adellia tak menanggapi, pembicaraan ini muali mengarah pada topik yang sangat ia hindari.

"Makan dulu nih." Ujar Shiryl meletakan semangkuk sup jamur yang masih mengepul di depan Adellia yang kini sok sibuk bercengkrama dengan Kunthi.

Shiryl menyangga dagunya di depan Adellia "Jangan being salty gini donk, nggak asik lu." Goda wanita itu.

Adellia hanya cemberut manja menatap bundanya.

"It's okay, bunda paham kalau kakak butuh waktu. But... yang kakak harus ingat, nggak ada satu orang pun anak yang bisa memilih darimana dan bagaimana mereka lahir. Dan dia punya hak.. hak untuk disayangi, diperhatikan, dilindungi, diberi cinta dan kasih sayang."

"Bunda nggak memaksa kakak buat menerima Bubu loh ya. Keputusan mutlak ditangan kakak."

"Tapi nggak ada anak yang  baik-baik saja ketika dipisahkan sama orangtuanya, begitupun sebaliknya."

"Bunda merasakannya sendiri." Imbuh Shiryl sendu, mengingat kejadian naas yang membuatnya keguguran hingga ia mengalami trauma.

Adellia menunduk, fokus pada setiap suapan sup yang biasanya nikmat namun kini terasa hambar. Mengabaikan Kunthi yang terus berceloteh.

Air mata Adellia menetes. Hanya di depan Shiryl ia bisa menjadi se cengeng ini.

"Hidup dalam rasa dendam dan bayang-bayang masa lalu itu nggak enak Dell.. let it flow aja, life must go on."

"Keputusan mutlak ditangan kakak. Bunda nggak memaksakan apapun, bunda cuma mau kakak hidup dengan tenang, tanpa bayang-bayang apapun dan siapapun."

"Kalau memang kakak nyaman begini, ya monggo silahlan. Bunda dukung kakak."

Tangis Adellia semakin tak tertahankan. Isakannya semakin jelas.

"A-adell bingung bun.. Adell selalu terbayang-bayang hubungan Clay dan uncle Justin setiap melihat Bubu.. dua orang dewasa yang berhubungan bahkan sampai punya anak, bohong kalau mereka nggak ada perasaan apapun. Adell nggak mau adell sama uncle hidup dalam bayang-bayang Clay."

"Ta-tapi disisi lain... Adell juga merasa bersalah bun.. setiap hari Adell dihantui rasa bersalah karena udah misahin Bulan sama uncle Justin. Adell merasa jahat bund.."

Shiryl menahana nafasnya, hatinya sebagai seorang ibu pun terluka melihat putrinya yang harus menanggung beban seperti ini.

Wanita itu memeluk putrinya.

"Jadi Adell harus gimana bun.. Adell terjebak.. antara hidup dalam bayang-bayang Clay atau bayang-bayang rasa bersalah dan dosa."

Shiryl memilih diam. Ia takut justru ia akan menyakiti hati Adellia.

"Damai sama diri kakak sendiri ya sayang, berserah diri sama Allah.. ingat, Allah nggak mungkin kasih cobaan diluar kemampuan kita sebagai hambanya. Kalau kakak merasa ini terlalu berat, ingat.. artinya kakak mau naik kelas. Ya?"

Adellia mengangguk.

"Dijaga terus komunikasi kakak sama Justin, ya.. pernikahan ini bukan hanya sekedar tinggal bersama dan cinta-cintaan seru. Tapi ini ibadah seumur hidup. Take and give, saling menerima, mengingatkan dan menemani."

"Kakak sudah dewasa. Bunda yakin kakak bisa menyelesaikan semua ini. Tapi kakak juga harus ingat, kakak nggak sendiri. Banyak orang yang sayang sama kakak."

Cuttt

Vote komen gaiss🍭🍩

Uncle's Little Wife [END/COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang