Part 17 : Rasa dan Permintaan Tak Terucap

22.9K 1.8K 120
                                    

Helawww..

We're back🤗

Dear : team gercep, team vote, team vote coment, team spam coment, team baper, team silent reader.. author ada pantun nih..

Ikan hiu makan tomat
Ai lope yuu so muchh🔥💞

Happy reading all

Mata belo berbingkai bulu mata lentik dan panjang milik Adellia hanya mampu berkedip pelan menatap langit-langit lampu kamar hotel bergaya klasik dengan aksitektur khas dan lampu gantung yang memancarkan cahaya temaram.

Jemari lentiknya-pun hanya mampu meremas perlaban rambut tebal Justin yang kini tengah bermain di dadanya.

Tunggu!

Mengapa Adellia tak merasakan getaran apapun? Mengapa sentuhan panas Justin tak menghantarkan gelenyar apapun di dadanya?

Tak ada sensasi ribuan kupu-kupu yang menggelitik perutnya, menghantarkan  rasa berdebar di dada bercampur dengan luapan bahagia dan rasa yang menuntut ingin lebih seperti saat pertama kali Justin menciumnya dan memberinya 'sedikit pemanasan' sebelum malam pengantin mereka, dimana Justin justru meninggalkannya dan kembali bersama seorang bayi dan segala rahasia kelamnya.

Adellia memejamkan matanya kala tangan Justin mulai mengusap bagian inti tubuhnya.

Mata gadis itu terpejam semakin erat, menghilangkan bayangan dan pikiran tentang sebuah fakta bahwa Justin juga melakukan ini bersama Clay...

Wanita itu...

Bulan...

Mereka mangacaukan ini semua!

Dada Adellia bergemuruh, sedih dan kecewa itu kembali menghampirinya.

Disisi lain diri Adellia juga berperang melawan rasa itu. Mencoba berdamai dengan semuanya, mengesampingkan egonya.

Hingga tiba-tiba sosok Bubu muncul menatapnya dengan tatapan bersedih, seolah bertanya-tanya mengapa ia dipisahkan dengan Justin.

Batinnya berperang, ia tak tahu harus bagaimana. Jiwanya masih labil. Ia terjebak dalam kerumitan ini.

"Dell.. open your eyes.."

"Adellia.."

Adellia membuka matanya dengan nafas terengah-engah, menatap Justin yang kini sedang menatapnya lembut.

Beberapa detik hingga ia memejamkan matanya sembari menarik nafas dalam-dalam, meresapi kehangatan jemari Justin di pipinya.

Perlahan perasaannya membaik dan kembali menghangat.

Gadis yang hampir menyerahkan mahkotanya pada sang suami itu tiba-tiba menitikan air matanya.

"Hey, I am so sorry baby.." bisik Justin mengusap pipi Adellia dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya menyangga beban tubuhnya yang kini berada diatas tubuh Adellia.

Adellia menggeleng pelan "aku yang minta maaf mas.. aku belum bisa."

"Hey, it's okay. Harusnya mas nggak buru-buru." Sergah Justin, ia tak ingin Adellia merasa tertekan.

Adellia hanya diam, Justin pikir Adellia tak siap karena ini yang pertama kalinya untuk Adellia.

Justin salah.. Justin tak tahu menahu mengenai perang batin yang Adellia rasakan.

"Mas mau tunggu sampai aku benar-benar siap?"

"Tentu sayangku."

"Berapa lama pun itu?"

Uncle's Little Wife [END/COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang