Part 18 : Semakin Membaik

21.4K 1.7K 116
                                    

Haloo semuanyaaaaaaa
Apa kabarrrr..

Selamat malam mingguu😗😗

Hepi reading semuanyaa😚

Hari hari berlalu, selepas jalan-jalan singkat mereka ke Turki, Adellia dan Justin memulai aktivitas mereka kembali.

Justin di kantor dengan pekerjaannya dan Adellia di kampus dengan kegiatan barunya sebagai seorang mahasiswi baru.

Meski begitu, ditengah-tengah kesibukan mereka. Adellia dan Justin sama-sama memiliki kesadaran yang tinggi akan hubungan mereka yang masih harus terus diperbaiki dan dijaga. Serta hubungan Justin dan kedua orangtua Adellia yang sempat merenggang.

Seperti saat ini, keduanya tengah berada di perjalanan menuju rumah orangtua Adellia untuk sekedar makan malam.

"Eh non Adel sama Pak Justin."  Sapa Mang Uli, satpam yang selalu berjaga di kediaman orangtua Adell sambil memberi hormat dan membukakan pintu gerbang.

Dari carport, Adellia dan Justin menaiki buggy car untuk menuju ke halaman belakang, dimana acara makan malam sekaligus anniversary Bram dan Shiryl diadakan.

"Hadiah buat daddy sama bunda ada di kamu kan sayang?" Tanya Justin, Adell mengangguk "ada kok, yang nggak ada cuma hadiah buat aku." Kata Adell sengit.

Justin berdecak gemas "baru dipesan sayang... lagi pula itu adalah cincin kolelsi winter mereka enam tahun yang lalu, masih syukur banget temanku bisa bantu loh.." kata pria itu cemberut membuat Adellia tertawa puas.

Bagaimana tidak? Malam itu ketika mereka tengah bersantai sebelum tidur tiba-tiba saja Adellia memberikan sebuah sobekan majalah yang telah terlipat-lipat kecil bergambar cincin dengan brand ternama.

Gadis itu mengatakan ingin dibelikan cincin itu. Justin menyanggupi namun kemudian menyesali kala menyadaei cincin itu adalah koleksi brand tersebut sejak enam tahun yang lalu.

"Daddy!! Bundaa!!! Engkong!!! Nini!!" Teriak Adellia melompat secara bar-bar dari buggy car yang belum berhenti sempurna membuat semua orang disana berteriak panik.

"Kangen banget!!" Teriak Adellia melompat-lompat sambil memeluk daddy lalu bundanya. Sementara Justin hanya bisa mengikuti dibelakangnya, dimana tatapan sinis masih saja ia terima dari Omara, engkong Adellia dan Bram, daddy istrinya.

Acara berlangsung hangat, meski Justin dimata Bram bagaikan sosok tak kasat mata.

Pria itu tak ambil pusing, rasanya sangat wajar kalau Bram masih membencinya. Justin menyibukan dirinya dengan bermain bersama Kunthi, si bungsu yang nampak sangat menggemaskan. Mengingatkannya pada Bulan

Hitung-hitung obat rindu.

"Bulan masih di Jogja?" Tanya Shiryl pada Justin, keduanya sama- sama duduk diatas karpet kala yang lain berdansa dan bercanda setelah kedatangan teman-teman dekat Bram.

Justin mengangguk.

"Lo nggak coba bujuk Adell lagi? Kayanya kondisi dia udah jauh lebih tenang. Dia bisa mikir jernih sekarang. Gue yakin." Nasihat Shiryl sebagai teman Justin dan ibu sambung Adellia.

"Gue nggak mau paksa dia Shi... dia balik senyum dan ketawa gini aja gue udah seneng banget. Pelan-pelan aja ya kan?" Jawab Justin, memang kalau hanya ada mereka berdua, Shiryl dan Justi memelih menggunakan bahasa yang lebih santai, mengingat umur mereka sama.

Shiryl mengangguk "sorry ya, gue nggak bisa bantu banyak."

"Its more than enough Shi. Thank you."

Malam semakin larut, Adellia dan Justin sudah berpamitan pulang.

"Mau jalan-jalan dulu nggak? Mumpung malam minggu."

Adellia mengangguk antusias "mau banget, pengen minum bandrek sama makan jagung bakar di puncak."

"Oke, kita nginep sekalian aja biar mas minta tolong si Cecep sama istrinya buat buka vila."

"Boleh.. tapi uncle jangan modus ya. Adellia belum pengen di unboxing."

Tawa Justin menyembur "mana ada! Kamu bisa pengang janji mas Dell.. I will never touch you before you want it too."

Adel hanya mencebikan mulutnya. Memang tak pernah sampai ke inti. Tapi pria itu sering sekali bermain-main dengan tubuh Adellia.

Bahkan yang terakhir, saat mereka mandi bersama beberapa hari yang lalu dimana Adellia mendapatkan gelombang pelapasannya untuk yang pertama kalinya karena Justin.

Secangkir bandrek dan jagung bakar telah tersaji dihadapan keduanya yang kini duduk lesehan dipinggir jalan.

Entah sadar atau tidak sejak tadi mata Justin tak lepas dari bayi dari si penjual bandrek yang seusia Bubu yang diletakan di keranjang plastik yang biasa untuk menaruh pakaian.

Tiba-tiba saja rindu itu kembali memeluk Justin.

Adellia yang menyadari itu hanya mampu menghela nafas. Ia tidak marah hanya saja.. mengapa kini Adellia pun memikirkan Bubu?

Suaranya kala memanggil Adellia 'mama' kini kembi terngiang-ngiang di telinga Adellia.

"Kayanya gue harus nambah jam konseling gue sama dokter Prisca deh.. gue harus move on dari semua rasa 'nggak bener' di hati gue. Gue pengen hidup tenang dan normal." Batin Adellia.

....

"Ahh tau gini pulang aja!" Teriak Adellia gemas kala hujan turun dengan derasnya hingga membuat listrik padam. Padahal malam ini episode drama korea favoritnya sedang tayang.

Justin hanya mengulum senyum.

"Yaudah sih ya.. kan ada mas disini. Masa nggak happy sih ditemenin sama suaminya."

Adellia berdecak "bukan nggak happy mas.. tapii.. huft! Mas nggak bakal ngerti.. udah hampir seminggu aku nunggu episodenya ini di update."

"Ya sudah.. kita pulang sekarang." Pasrah Justin mengalah. Ia tak tega melihat Adellia.

Seketika Adellia berhenti merengek "ya jangan atuh mas.. ujan deres."

"Mas nggak pengen stay Dell kalau kamu nggak happy, percuma kan?"

"Idihh!! Ngambek!" Seru Adellia cemberut.

"Nggak ngambek sayang.."

"Itu! Itu kenapa ngomongnya nge-gas?"

Justin menarik nafasnya, dibawah temaram sinar lampu kuning yang menyala karena baterai itu Justin dapat melihat Adellia menatapnya melotot jahil.

"Gausah bikin mas emosi deh Dell.. Mas unboxing sekarang nih!" Ancam Justin, sontak Adellia memeluk tubuhnya sendiri.

"Awas aja mas macem-macem! Adell gigit junior mas!"

Pria itu menyipitkan matanya dan mendekati Adell dengan tatapan seduktive.

Bibirnya bergerak menyusuri sepanjang leher Adellia dan berhenti di telinga gadis itu.

Justin mengecup ringan telinga Adell hingha membuat gadis itu meremang.

"Mau dong digigit.." bisik Justin panas.

Cutt

Hey!! Cut🤣🤣🤣

Vote comments jangan lupitaaaa🥰🥰🥰

Uncle's Little Wife [END/COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang