Part 29 : Special Part Of Bunda Shiryl

20K 1.5K 148
                                    

Special Part of Bunda Shiryl

Happy reading🤧

"James... please, pulanglah.. sebentar lagi anak-anakku pulang."

James nampak acuh tak acuh dan justru fokus memakan cemilan buatan Shiryl sembari menonton televisi di ruang tamu.

"James.."

"Nggak papa, hitung-hitung pdkt sama calon anak-anakku."

Shiryl melempar bantal sofa tepat di wajah tampan James "gila kamu!"

"Iya, gila gara-gara kamu." Jawab James enteng.

Shiryl dan James memang telah mengenal sejak lama. James merupakan junior Bram di dunia bisnis, ayah James adalah sahabat Bram sewaktu menempuh S3 di Spanyol dulu.

James yang memang sejak dulu menaruh hati pada Shiryl yang usianya terpaut sebelas tahun diatasnya merasa ini adalah saat yang tepat untuk mendekati Shiryl, mengingat wanita itu telah menjanda hampir dua tahun.

"Jangan bikin aku semakin emosi James." Ancam Shiryl sungguh-sungguh.

Pria itu tak mau kalah "Aku pulang sekarang, tapi nanti malam kita ketemu di tempat biasa. Deal?"

Shiryl menghela nafas kasar, James benar-benar gila,nekat dan menjengkelkan.

"Fine! Deal!"

Akhirnya James beranjak keluar selepas mencuri satu kecupan di pipi Shiryl.

Wanita itu hanya diam dan hanya mampu menundukan kepalanya selepas kepergian James.

"Mas Bram.. I miss you. Maafin Shiryl menghianati cinta kita, Shiryl janji Shiryl nggak akan berpaling dari Mas" Lirih Shiryl menitikan air matanya.

Air mata Shiryl kembali menggenang di pelupuk matanya. Demi Tuhan ia menyesal, andai saja malam itu ia tidak ceroboh.

Satu tahun tepat selepas kepergian Bram. Shiryl hanya mampu menangis sepanjang malam, memeluk piyama yang terakhir pria itu kenakan sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di samping Shiryl.

Shiryl lelah.. lelah berpura-pura tegar di depan anak-anaknya, hanya ketika malam menjelang saat semua orang sudah tertidur ia mampu menumpahkan segala kesedihannya.

Bram pergi membawa separuh jiwa dan hati Shiryl. Bram pergi meninggalkan luka yang begitu besar dan dalam di hati Shiryl.

Lelah menangis di kamar, wanita itu memutuskan untuk mencari angin. Mengganti bajunya dengan kaos dan rok jeans dengan panjang hingga ke mata kaki, memakai flatshoesnya dan membawa tas slempang.

Entah kemana tujuannya, yang jelas Shiryl butuh udara segar.

Wanita empatpuluh tiga tahun itu menyusuri jalanan kota Jakarta yang mulai lenggang dengan kecepatan sedang hingga kemudian memasuki sebuah area parkir sebuah club malam yang beberapa kali ia kunjungi bersama Bram.

Shiryl tersenyum ketika memasuki tempat itu, teringat kala sedang mengandung Kunthi, Shiryl mengidam untuk pergi clubing beberapa kali.

Tempat ini terasa cukup lenggang, entah apa penyebabnya.

"Margarita" ujar Shiryl duduk di depan meja bar.

Wanita itu kembali tersenyum mengingat mendiang suaminya yang sangat panik kala itu saat Shiryl turun ke dance floor.

"Screwdriver"

Lamunan Shiryl buyar kala melihat seorang pria yang kini menawarinya minuman.

Uncle's Little Wife [END/COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang