Part 26 : Bukan Akhir

22.1K 1.7K 149
                                    

Hellawww...
Minal aidin wal faizin semuanya🙏💞
Dari lubuk hati author yang paling dalam, author mau minta maaf lahir dan batin😙😙

Yuk hepi reading... coment yang banyakk!

7 tahun kemudian

Seorang wanita cantik dengan potongan rambut pendek dan setelan jas kantor berwarna abu membalut blouse hitam yang senada dengan celana kain bermodel cutbray nampak berjalan penuh wibawa memasuki ruangan di lantai tertinggi gedung ini sambil sesekali menunduk meyapa balik para karyawannya yang nampak segan.

Langkah kaki jenjangnya berhenti di sebuah pintu besar dengan papan nama menggantung bertuliskan namanya lengkap dengan jabatannya.

Adellia Devir Ammerson MBA
Chief Executive Officer

Ya, wanita itu adalah Adellia, sudah satu setengah tahun selepas kepergian daddy-nya Adellia resmi menjabat menggantikan Bram yang telah berpulang karena penyakit lupus yang di deritanya sejak lama.

Foto dirinya dan Justin yang nampak kompak dalam balutan dress dan tuxedo berwarna hitam dengan background putih tulang terpampang nyata dan jelas di sebuah pigura berukuran satu kali satu setengah meter di belakang kursi kebesarannya.

Adellia mengulum senyum, pasti Justin yang meminta anak buahnya untuk memajang foto mereka disana.

Tak banyak yang berubah, ruangan ini masih sama persis seperti dulu kala Bram menempatinya.

Wanita itu mendudukan dirinya di kursi kebesarannya sembari menerawang jauh ke masa lalu, dimana ia sering duduk di sofa yang terletak di dekat jendela utu sembari menunggu daddy-nya selesai bekerja

"Daddy pergi begitu cepat, maafkan Adell yang belum bisa membanggakan dan membahagiakan daddy."

Setitik air mata Adellia luruh begitu saja namun buru-buru ia menghapusnya.

Diambilnya sebuah pigura kecil dimana terdapat fotonya dan daddynya tengah tersenyum lebar yang diambil secara tidak sengaja oleh bundanya.

"Adell yakin kalau daddy sudah bahagia di surga, Adell ikhlas dad.."

Suara ketukan pintu mengagetkan Adellia, wanita itu buru-buru menghapus air matanya.

"Masuk."

Putri, sekertaris pribadi Adellia masuk dan seperti biasa gadis itu akan membacakan agenda Adellia untuk hari ini.

Siang menjelang, Adellia baru saja selesai memimpin rapat dan kini sedang berada di perjalanan menuju sekolah Bubu untuk menjemput anak gadis kesayangannya yang kini duduk di kelas tiga sekolah dasar.

"Halo sayang."

"Assalamualaikum sayangku." Koreksi Justin dari sebrang, Adellia terkekeh.

"Iya, waalaikumsalam sayang. Aku sudah di sekolahan Bubu nih mas. Kita jadi makan siang bareng kan?"

"Iya, mas sudah reservasi di tempat biasanya. Lima menit lagi mas on the way."

"Okay, bye love.. assalamualaikum"

"Waalaikumsalam."

Adellia mematikan sambungan telfonnya kemudian turun dari mobil sport miliknya.

Wanita itu tersenyum lebar dan melambaikan tangannya pada seorang anak perempuan yang begitu cantik, berambut lurus dengan poni menyentuh alis dan kulit putih bersih, Bubu.

"Mamahh!!!"

Adellia menangkap tubuh Bubu yang berlari kearahnya lalu menggendongnya "Ayang-ku."

Uncle's Little Wife [END/COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang