xxi

2.9K 440 30
                                    

Sub : Kencan
Sasuke Uchiha
8:12 am
to me
Triple date? Kita, Itachi, dan ayahku

Aku melotot mendengar balasan yang masuk di surelku itu. Pagi-pagi sekali ia mengirimiku email tentang rencananya untuk mengajakku makan malam di rumahnya. Aku tidak tahu pasti acara itu untuk apa, tapi justru Sasuke mengatakan tentang triple date. Dia memang sangat sinting.

Sasuke Uchiha 8:13 am
to me
Hey, aku tidak bisa menelepon. Aku sedang meeting

Sakura Haruno 8:14 am
to Sasuke
Memangnya aku minta kau telepon?!
Aku tidak mau bertemu orang tuamu period

Aku terdengar sangat buruk karena membalasnya dengan sejujur ini, tapi memang harusnya begitu. Aku tidak perlu menemui keluarga besarnya seperti apa yang direncanakannya di saat bahkan hubungan kami bukanlah hubungan senormal pacaran. Aku belum tentu menerimanya dan Sasuke belum tentu bisa bertahan dengan perempuan mengerikan sepertiku. Jadi tidak ada alasan baginya untuk mempertemukanku pada keluarga besarnya.

Sasuke Uchiha 8:18 am
to me
Aku akan ke tempatmu
Sekarang

Oh, sialan. Aku benar-benar tidak habis pikir dengan manusia jenis terbaru seperti Sasuke.

Tidak bisa dibilang aku sedang menunggu kehadirannya, aku memilih untuk mengumpulkan pakaian kotorku dan memasukkannya ke tas besar untuk kubawa ke laundry coin di seberang jalan sore ini. Aku mendengar ketukan pintu saat sedang memvacum karpetku, kulirik jam dinding dan mendapati sekarang telah pukul sembilan tepat.

Aku berjalan ke arah pintu, tanpa mengintip si tamu, aku membukanya. Setelah benda itu terbuka sempurna, aku langsung memblokade jalannya untuk masuk dengan berdiri sambil bertolak pinggang di tengah-tengah. Sasuke melakukan hal yang sama, tapi bedanya ia tidak menatapku dari ujung kaki hingga kepala seperti yang kulakukan. Aku hanya sedang menilik pakian yang dikenakannya, sebuah setelah yang seharusnya formal tanpa dasi dan ikat pinggang, bahkan kedua kancing jasnya ia biarkan terbuka.

"Bagaimana dengan meetingmu?"

Perlahan, kulihat ia menurunkan tangannya. "Kau tampak sangat peduli dengan itu."

Aku tak sengaja melihat tetanggaku melintas dengan menatap kami, karenanya pada akhirnya aku menggeser diri dan mempersilakannya masuk tanpa mengatakan sepatah kata pun. Aku hanya tidak ingin kalau kami jadi tontonan orang lain. Dia nyengir, kemudian masuk dan berjalan menuju dapur dengan santainya.

Kuperhatikan ia bergerak untuk membuka kulkas dan berdiam di depan benda itu. Sejak kapan aku mempersilakannya untuk menganggap tempatku sebagai rumahnya sendiri? "Kau datang ke sini untuk mengecek isi kulkasku?"

"Aku yakin kau lapar."

"Jangan sok tahu."

Dia menoleh ke arahku dengan alis mengernyit, kemudian menunjuk ke arah tempat cuci piring dan pan yang masih tergantung rapi di tempatnya. "Tidak ada tanda-tanda bahwa kau sudah kenyang, Sweetie."

Aku memang belum menyentuh perabot dapur untuk membuat sarapan. Sialan. "Jadi kau ke sini untuk memasak?"

"Hn." Sasuke mengambil beberapa kentang dari sana dan membawanya ke bak cuci. "Relaks, aku jago."

Aku mendengus saat ia mengedipkan sebelah matanya. Membiarkannya melakukan apapun dengan dapurku adalah satu-satunya hal yang bisa kulakukan sekarang. Aku kemudian memilih mengambil macbook yang masih menyala di kamarku, membawanya menuju meja makan hingga aku bisa membalas beberapa surel yang masuk.

Delicate ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang