delapan

153 38 0
                                    

kak renjun🦊

kak|
sudah tidur?|
01.05 pm

Aku merebahkan tubuh di kasur, menatap langit-langit kamarku yang bernuansa putih abu-abu. Aku menghela nafas dan tersenyum.

Ah, senyuman ini. Senyuman yang selalu aku perlihatkan kepada dunia luar, tanpa mereka tahu keadaan hatiku yang sudah remuk. Terlihat baik-baik saja, tapi nyatanya tidak baik-baik saja.

Aku bersyukur sosok lelaki datang di pantai saat itu, menemani diriku dan kesedihanku meski hanya sementara. Tahu dia siapa, kan?

Dia Kak Renjun. Kutahu dia tidak mengenalku yang di pantai saat itu. Tapi aku dapat mengingatnya dengan jelas, saat sinar bulan menyinari dirinya seorang.



Ting!

Kulihat kembali ponselku, kedua sudur bibirku tertarik begitu saja begitu melihat sebuah notifikasi terpampang di sana.

|ada apa?
01.10 pm

tidak apa|
kakak kenapa belum tidur?|
01.10 pm

|baru selesai kerja tugas
01.11 pm

wah, rajin sekali|
aku tidak salah menyukai kakak|
01.11 pm

|kenapa seperti itu?
01.12 pm

bayangkan kalau aku menikah dengan kakak|
wah, anakku mungkin akan serajin dan sepintar kakak|
aku pastikan dia juga akan setampan kakak|
01.12 pm

|saya semakin tidak ingin membayangkannya
01.13 pm

hahahaha|
kakak lucu|
01.13 pm

|hm
01.14 pm


Ah, dia masih saja cuek.

aku boleh telfon kakak?|
01.14 pm

|tidak
01.15 pm

kenapa?|
01.15 pm

|saya tidak ingin ditelfon kamu
01.16 pm

ah, iya maaf|
01.17 pm

Aku tidak pernah menyangka akan seperti ini. Berkat dia, hatiku yang dulu mati seakan hidup kembali. Aku tidak bohong. Berkatnya aku kembali merasakan emosi-emosi yang dulu sempat kurasa.



|saya ingin tidur
|kamu menunda waktu tidur saya
01.18 pm

Sakit? Iya, sakit. Sangat sakit.


Tapi aku siapa?


iya kak|
maaf sudah menunda waktu tidur kakak|
01.18 pm
read

Aku merasa sangat bodoh. Mengharapkan hadirnya seseorang yang tidak pernah mengharapkan kehadiranku sama sekali.

Huang Renjun, seorang lelaki yang sangat menyukai senja. Akankah sang lelaki senja itu akan menyukai juga? Senja yang ada di hadapannya?



selamat tidur, kak renjun|
01.19 pm
read



Bodoh. Dia tidak akan pernah melihat keberadaanku.
Ah, sial. Lagi-lagi air mata ini meluncur tanpa persetujuanku.



- huang renjun -

perihal senja, renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang