sembilan

152 37 0
                                    

Sudah seminggu aku tidak pernah absen mengunjungi perpustakaan, dan seminggu pula aku tidak pernah bertemu dengan kak Renjun. Aku selalu mengunjungi perpustakaan agar melihatnya, namun nihil, batang hidungnya pun tidak pernah nampak.

Dia seperti menghindariku, tanpa aku tahu sebabnya. Padahal aku dan dia baik-baik saja sejak terakhir kali kita ketemu.

Mungkin aku sudah berbuat salah, tapi apa?




Aku sama sekali tidak tahu apa kesalahanku. Dan kak Renjun tiba-tiba menghilang dari muka bumi. Teman-temannya pun tidak tahu dimana dia saat kutanya keberadaannya.

Bahkan kak Haechan yang selalu menjadi sumber informasi lokasi kak Renjun berada, juga tidak tahu. Entah mereka memang tidak tahu, atau tidak ingin memberi tahu.

Saat pulang, aku selalu menunggunya di depan gerbang. Tapi aku hanya selalu mendapati teman-temannya, mereka bilang kak Renjun sudah pulang sedari tadi.

Kak Renjun sukses menghilang secara sempurna di hadapanku.




Bel pulang sudah berbunyi lima menit yang lalu, dan aku masih saja berkeliling di sekolah, mencari keberadaan lelaki yang selama seminggu ini mengusik pikiranku.

Aku berbelok di ujung koridor, mendapati sebuah lorong. Sepertinya aku tidak pernah melihat ini. Segera kulangkahkan kaki sampai ujung, mataku menbulat begitu melihat apa yang kudapatkan.

Ini sebuah taman? Aku tidak tahu. Aku baru saja menemukan tempat ini

Senyumku semakin mengembang begitu kulihat seseorang yang akhir-akhir ini kucari keberadaannya. Kak Renjun tengah duduk di sebuah kursi panjang, dengan earphone yang menyumbat kedua telinganya.

Aku segera menghampirinya. Kulihat dia tengah memejamkan kedua mata sambil menengadahkan kepalanya. Rambut hitam yang menutupi dahinya menari-nari tertiup angin.

Indah. Lelaki ini sangat indah.





"Kak!" Aku menarik salah satu earphone nya.

Aku terkejut saat tiba-tiba dia menghempaskan tanganku begitu saja, wajahnya juga sama terkejutnya saat mendapatiku ada di hadapannya.

"Apa yang kamu lakukan disini?" ucapnya dengan nada yang tidak bersahabat.

"Aku mencari kakak, sudah seminggu kita tidak berjumpa. Kakak menghindar ya?"

Kak Renjun menghela nafasnya kasar, "Saya sudah bilang padamu untuk menjauhi saya! Kamu tidak mengerti?!"

A-apa? Kak Renjun membentakku?

Apa salahku?


- huang renjun -

perihal senja, renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang