Yoga Agam Nugraha terlalu serius untuk Jiana Ranasya yang main-main.
[cerita super ringan ⚠️]
[complete]
Start: 20 Maret 2020
Finish: 17 April 2021
#1 in sumji 🥇
#1 in yeochin 🥇
By: Oumjang
Siang ini, Jiana baru saja selesai melakukan bimbingan. Tidak seperti bimbingan kemarin, bimbingannya hari ini sangat sukses karena Jiana diperbolehkan untuk lanjut ke bab selanjutnya. Merayakan kesuksesannya, Jiana berencana untuk meneraktir adiknya—Sabil, makan. Sekalian main karena jujur, Jiana sangat merindukan pria tinggi namun menyebalkan itu.
Yoga dan kedua temannya sudah pergi beberapa menit yang lalu. Jadi sekarang, dirinya sendirian di kafe ini. Sebenarnya tadi Yoga ingin menemaninya sampai Sabil datang, tapi mengingat ada jadwal mengajar lagi, Yoga jadi mengurungkan niatnya. Sebagai gantinya, suaminya itu memesan kepadanya untuk selalu mengaktifkan ponsel yang kemarin diambilnya dari tukang service. Ya, ponselnya sudah selesai diperbaiki. Jiana sangat bersyukur karena datanya tidak ada yang hilang.
Jiana duduk di kursi kafe, dengan mata yang fokus menatap layar ponsel.
To: Sabil
Dek
Apa?
Jiana mengangkat alisnya, merasa heran sendiri karena tidak biasanya adiknya itu sangat cepat membalas pesan.
To: Sabil
Di mana?
Di rumah Kenapa?
Anak gue baik-baik aja, kan?
Iyalah Dia lebih bahagia lo jauh-jauh
Yah, sialan papin dong
Lagi tidur
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mohon maap Gue mintanya pap anak gue doang Bukan sama babunya juga
Sekalian Gue tau lo kangen sama gue
Eww pede gila lo Lo kali yang kangen sama gue
Iyain biar seneng Btw ngapain lo ngechat gue? Pasti ada maunya
Hehe Tauan aja lo Jemput gue, Dek Di cafe deket jualan mie aceh
Malesin Pulang sendiri Pergi bisa masa pulang minta dijemput
Yee kampret banget Gue abis bimbingan
Terus? Sana pulang naik ojek online Atau minta jemput suami lo
Jiana berdecak. Adiknya memang tidak pernah berubah dari dulu. Padahal Jiana berekspetasi kalau Sabil akan sedikit rindu dan menurut kepadanya karna sudah tidak satu rumah lagi, seperti dirinya saat ini. Tapi ternyata sama saja.
To: Sabil
Padahal mau gue traktir Tapi ternyata lo ngeselin parah