Jiana, perempuan manis itu menatap sang suami yang masih asik dalam dunia mimpinya dengan tatapan kesal. Padahal tadi malam Yoga—suami dari Jiana— berjanji akan membenarkan keran wastafel setelah hampir sebulan dirinya mengeluh terganggu saat mencuci piring.
"Mas, bangun! Katanya mau benerin wastafel?" Jiana menaikkan nada suaranya, berharap Yoga terganggu dan bangun dari hibernasi panjangnya. Tapi nihil, pria itu sama sekali tidak bergerak. Malah mengencangkan pelukannya pada selimut.
Dengan malas, Jiana mendekat dan menggoyang-goyangkan tangan Yoga pelan. "Masss."
Yoga yang mulai terganggu, membalikkan tubuhnya ke arah Jiana. Membuka matanya sedikit, dan menarik tangan Jiana asal hingga membuatnya terjatuh dalam di atas kasur.
"Nanti aja. Kamu mending tidur lagi," saran Yoga dengan suara serak khas bangun tidur. Jiana memberontak, mencoba melepaskan tangan suaminya susah payah. Kemudian langsung berdiri dan menjauh sebelum Yoga kembali memeluknya.
"Gak mau! Rumah kaya kapal pecah malah disuruh tidur! Pokoknya Mas bangun, bantuin aku beres-beres rumah!" Jiana menyingkap kasar selimut yang membungkus Yoga. Menatapnya tajam dengan kedua tangan yang diletakkannya di pinggang.
Tidak ingin membuat mood Jiana memburuk hingga dirinya akan mendapat dampaknya juga, dengan berat hati, Yoga bangkit dari kasurnya dan berjalan gontai ke arah kamar mandi. Meninggalkan Jiana yang menggeleng karena kelakuan suaminya itu.
-Husband-
Sudah satu jam. Jiana juga telah menyelesaikan semua pekerjaannya. Mulai dari menjemur pakaian, menyapu dapur hingga teras depan, menyiram tanaman hias di luar rumahnya, dan mengelap kaca. Tapi, suaminya itu belum juga turun ke bawah. Yoga memang sangat lama saat mandi karena kebiasaannya yang suka tidur lagi di kloset. Dan Jiana benar-benar akan mengomelinya habis-habisan jika dalam lima menit batang hidungnya belum juga terlihat.
Untungnya, pria bermata sipit itu sekarang terlihat menuruni tangga. Wajahnya tampak lebih segar dengan rambut hitam yang masih basah.
"Mas lama banget mandinya? Tidur lagi ya?!" tuding Jiana langsung saat Yoga sudah berdiri di depannya.
"Engga."
Jiana menatap Yoga menyelidik, tidak percaya dengan apa yang diucapkannya barusan.
"Apa? Kamu gak boleh seudzon gitu sama suami, Jiana. Gak baik."
Jiana menghela napasnya. "Yaudah, Mas langsung aja benerin wastafelnya. Cuci piringnya sekalian."
Jiana sebenarnya tidak ingin menyuruh Yoga. Tapi dirinya terlanjur kesal duluan dengan pria berwajah lempeng itu. Lagi pula, hanya ada lima piring dan dua gelas kaca di sana.
"Pel-annya udah aku cuciin. Mas tinggal pake aja."
Mengepel memang tugas Yoga setiap minggunya. Mereka sepakat untuk membagi tugas dalam membersihkan rumah. Jika dilihat-lihat, Yoga yang paling diuntungkan di sini. Karna hanya mendapatkan bagian mengepel dan membenarkan barang-barang yang rusak. Sedangkan tugas rumah tangga seperti menyapu, mencuci, menyetika, mengelap kaca, dan memasak, Jiana yang mengurusnya.
Yoga mengangguk, langsung berjalan ke arah dapur tanpa bicara.
Disaat Yoga sibuk dengan tugasnya, Jiana mengambil kesempatan untuk merehatkan tubuh lelahnya. Sekalian menunggu baju yang dijemurnya tadi kering supaya langsung distrikanya agar tidak menumpuk.
Jadi rencananya, Jiana akan menonton Drama Korea di ruang tengah. Melanjutkan episode kemarin yang tertunda karna Yoga sibuk mengerecokinya.
Sedang asik-asiknya menonton, tiba-tiba Yoga datang dan menghalangi film yang sedang ditontonnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUSBAND
General FictionYoga Agam Nugraha terlalu serius untuk Jiana Ranasya yang main-main. [cerita super ringan ⚠️] [complete] Start: 20 Maret 2020 Finish: 17 April 2021 #1 in sumji 🥇 #1 in yeochin 🥇 By: Oumjang