Jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi, tapi sepasang suami istri itu masih betah berdiam diri di dalam kamarnya. Yoga yang tertidur dengan posisi telungkup, dan Jiana yang menjadikan punggungnya sebagai bantalan.
Hari ini Yoga libur bekerja. Pria itu berencana untuk mengistirahatkan badannya hingga malam atau bahkan besok pagi, jika saja tidak ingat sekarang memiliki istri hyperactive dan cerewet yang bisa mengganggunya kapan saja.
"Mas, nanti sore Biru adain pengajian pernikahan. Kita dateng, ya?" Jiana memadang langit-langit kamarnya antusias. Tangannya direntangkan bebas hingga telapakannya menyentuh kepala pria yang kini menutup matanya.
"Iya," jawab Yoga pelan hampir tidak terdengar. Ketahuilah, Yoga masih sangat mengantuk sekarang. Tapi kepala Jiana yang bergerak-gerak di punggung nya sejak tadi, membuat dirinya kesusahan untuk tertidur.
"Aku seneng banget Biru nikah. Mas seneng juga, gak?"
"Iya." tidak, Yoga biasa saja.
"Mas tau gak calon suaminya Biru siapa?"
"Engga."
"Itu loh Mas, dosen sebelah. Pak Jidar, yang ganteng itu."
"Oh."
"Mas tau?"
"Engga."
"Ih, tadi bilangnya oh, aku kira tau," kesalnya
"Terus saya harus jawab apa?"
Jiana mengerucutkan bibirnya. "Mas harusnya tanya ke aku, minta kasih tau fotonya, kek."
"Saya gak tertarik."
"Lagian masa Mas gak tau, sih? Kan sama-sama dosen."
"Bukan karna saya dosen, saya bisa tau semua dosen juga, Jiana." siapapun tolong bantu Yoga untuk memberhentikan ocehan istrinya ini. Dirinya benar-benar mengantuk sekarang.
"Yaudah deh, Mas nanti liat aja pas pernikahannya."
Yoga tidak menjawab.
Hening beberapa saat, hingga membuat Yoga hampir saja tertidur.
"Mas."
Yoga beristigfar dalam hati. Merasa kesal dan heran dengan sang istri yang sepertinya tidak bisa untuk menutup mulutnya sebentar saja.
"Hm."
"Mas tidur?"
"Pengen."
"Jangan tidur, ih. Dari tadi tidur aja."
"Iya."
Hening kembali.
"Mas."
"Apa?"
"Engga, mau manggil aja."
Untuk kedua kalinya Yoga beristigfar pagi ini. Jiana mengganti posisinya jadi memeluk Yoga erat yang sekarang memunggunginya.
"Mas."
Sabar, batinnya menyemangati diri untuk tidak menyelotip mulut istrinya sungguhan.
"Kenapa?"
"Aku bosen," ucap Jiana dengan suara yang teredam karena kepalanya menyundup pada punggung Yoga.
"Tidur."
"Gak bisa, aku gak ngantuk."
Tanpa aba-aba, Yoga langsung membalikan tubuhnya cepat menghadap Jiana hingga membuat perempuan itu kaget setengah mati karena pergerakannya yang tiba-tiba. Ingin protes, diurungkan karena Yoga memeluknya erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUSBAND
Fiksi UmumYoga Agam Nugraha terlalu serius untuk Jiana Ranasya yang main-main. [cerita super ringan ⚠️] [complete] Start: 20 Maret 2020 Finish: 17 April 2021 #1 in sumji 🥇 #1 in yeochin 🥇 By: Oumjang