Jiana menatap ponselnya dengan tatapan ingin menangis. Bagaimana tidak? Ponsel yang sudah menemaninya hampir tiga tahun itu, tanpa sengaja jatuh ke dalam kolam saat dirinya buang air besar lima menit yang lalu. Jika bukan karena file yang ada di dalam ponselnya, Jiana tidak akan sepanik sekarang. Perempuan itu takut jika isinya tidak dapat diselamatkan. Belum lagi jika Yoga tahu. Pasti Jiana akan mendapatkan beberapa kalimat omelan karena dianggap tidak menuruti perintah suami yang memang sudah mewanti-wanti untuk tidak membawa ponsel ke kamar mandi.
"Bertahan ya, Jasmine. Sekarang juga gue bawa lo ke dokter," ucap Jiana sambil mengelus ponselnya berulang kali. Kamudian langsung bersiap untuk membawa ponselnya ke tempat service ponsel.
Jika biasanya Jiana akan pamit jika ingin bepergian, tapi kali ini tidak. Ya bagaimana lagi? Ponselnya tidak bisa digunakan.
Jam menunjukan pukul setengah empat sore, masih ada satu setengah jam lagi sebelum suaminya itu pulang. Jadi sebisa mungkin, Jiana akan pulang sebelum jam lima sore. Mengingat Yoga yang selalu khawatir berlebih padanya.
Setelah memakai helm pink berstiker Jasmine, Jiana langsung melajukan motornya menuju mall terdekat.
-Husband-
Jiana memandang sekitar, mencari tempat service ponsel yang akan dicobanya untuk membenarkan ponsel. Namun, matanya malah tertarik pada salah satu restaurant yang menjual beraneka macam jenis sushi dan makanan barbau Jejepangan. Karena kebetulan perutnya lapar, perempuan itu berjalan mendekat dan berakhir duduk memesan makanan. Kurang lebih tiga puluh menit terlewati, Jiana kembali melanjutkan tujuan awalnya. Namun matanya kembali menangkap sesuatu yang membuatnya kembali tertarik untuk mendekat, stand minuman bubble yang akhir-akhir ini menjadi favorite-nya.
Selesai mengantri dan mengambil pesanannya, Jiana kembali berjalan dengan satu tangan memegang minuman yang tadi dibelinya. Sesekali, mulutnya bergerak pelan, mengunyah bubble yang masuk.
Mencari-cari tempat lagi, untuk kesekian kalinya, Jiana kembali dibuat tertarik untuk mendekat saat tidak sengaja melihat promo diskon yang terpampang besar di pintu masuk toko. Dari sana, Jiana membawa pulang sebuah bantal leher bergambar salah satu dari tiga beruang kartun yang sering ditontonnya di rumah.
Jiana menggeleng sekali, sadar jika harusnya dirinya segera menuntaskan tujuannya dan langsung pulang ke rumah. Bukan malah beputar-putar menyalurkan hasrat tukang jajannya. Tapi sepertinya, memang takdir Jiana untuk berlama-lama di dalam mall karena saat ini dirinya bertemu dengan sahabat seperjuangannya; Biru, yang berjalan sendirian sambil menenteng satu tas belanjaan.
"Woy Biru!"
Biru menengok, melihat ke arah asal suara yang memanggil namanya. Saat menangkap Jiana, bukannya mendekat, Biru malah langsung berbalik arah. Bukan apa-apa, dirinya dibuat malu setengah mati dengan prilaku sang sahabat yang sekarang berlompat-lompat sambil melambaikan tangannya semangat berulang kali. Apalagi ditambah dengan suaranya yang memanggilnya kencang tadi. Membuat beberapa orang melihat ke arah Jiana serempak.
Sedangakan Jiana melotot, tidak terima dengan Biru yang mengabaikannya.
"HEH!" Jiana berlari, kemudian memukul punggung Biru kencang hingga membuat empunya meringis kesakitan.
"Sialan! Sakit banget, anjrit!"
"Kurang ajar lo! Malah kabur!"
"Gue masih punya malu!"
"Lo kira gue gak punya?"
"Gak punya lah. Kalau punya gak bakalan teriak-teriak kaya tadi," gumam Biru pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUSBAND
Fiksi UmumYoga Agam Nugraha terlalu serius untuk Jiana Ranasya yang main-main. [cerita super ringan ⚠️] [complete] Start: 20 Maret 2020 Finish: 17 April 2021 #1 in sumji 🥇 #1 in yeochin 🥇 By: Oumjang