42. Tiba Masanya

2.5K 320 77
                                    

Perhatian!!! Part ini mengandung bawang merah putih.

Dah siap nak baca? Jangan lupa vote dan komen banyak-banyak okey👌

Bismillah...

Seorang perempuan duduk terdiam di sebuah mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang perempuan duduk terdiam di sebuah mobil. Pikirannya berkecamuk. Takut dengan apa yang mungkin saja bisa terjadi padanya hari ini. Barangkali statusnya akan berubah sebentar lagi.

Ketukan pada kaca mobil membuat perempuan itu terperangah. Tampak sosok Agus seperti memintanya untuk membuka pintu. Aqila mengangguk pelan, lalu turun dari mobil.

"Kalian lagi ada masalah ya?" Tanya Agus  dengan sangat hati-hati. Mata sembab dan hidung memerah membuat Agus yakin jika Aqila baru saja menangis.

"Kok kamu ngikutin?"

"Aku mau ngasih sertifikat kamu." Agus menyerahkan sertifikat Aqila yang tadinya ia ambil di panggung karena Aqila sudah dipaksa pulang lebih dulu.

"Emang nama kamu udah dipanggil?" Agus menggeleng sambil tersenyum simpul. Baginya keadaan Aqila adalah yang terpenting. Tidak masalah dengan hari yudisium yang tidak bisa ia nikmati sepenuhnya.

"Aku nggak mau liat kamu penasaran sama selebaran ini. Aku pribadi sih nggak papa, nanti tinggal minta sertifikat sama pak dekan sambil ngopi bareng," sahut Agus santai. Beruntung sekali menjadi koordinator kelas seperti Agus, bisa begitu dekat dengan orang nomor satu di fakultas.

Sebuah motor matic berhenti di depan mereka. Aqila terperanjat ketika mendapati sosok Mariah dan Zulfi yang kini sudah melepas helmnya.

"Apa jangan-jangan ...." lutut Aqila melemas. Kemungkinan dugaannya tidak meleset. Zulfan bahkan memanggil ibunya untuk datang dan menyaksikan perpisahan mereka.

Kepala Aqila terasa penuh. Sepertinya Zulfan benar-benar akan menyelesaikan hubungan dengannya. Pikiran Aqila malah berputar pada kejadian-kejadian sebelumnya. Walaupun sedikit galak, tapi sebenarnya Zulfan begitu perhatian padanya.

Aqila juga tidak bisa membayangkan entah akan seperti apa hidupnya jika ia sudah berpisah. Ia masih belum bisa menerima statusnya yang menjadi istri orang, sekarang lebih tidak bisa menerima jika statusnya akan lebih mengerikan dari itu.

"Lho, Aqila, kenapa kamu masih di sini?" Pertanyaan Mariah membuat Aqila terdiam dan menunduk. Apakah wanita paruh baya itu marah pada Aqila?

Tak mau berlama-lama, Mariah memilih masuk ke rumah ketika tidak menerima respon apapun dari Aqila. Zulfi juga ikut masuk tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Lagi kenapa sih?" Tanya Agus dengan mode kebingungan.

"Semua akan usai kayaknya," lirih Aqila. Agus menjadi bingung, tapi tidak berani bertanya lebih lanjut. Kondisi Aqila saat ini seperti sedang tidak baik-baik saja.

Salah Terima Khitbah ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang