Hiruk pikuk kendaraan menyelimuti jalanan kota. Sengatan matahari membakar lapisan bumi, tak terkecuali kulit insan manusia. Seorang lelaki berusia sekitar empat puluh tahun berdiri di depan gerbang sekolah. Jas hitamnya ia sampirkan ke lengannya yang kokoh.
Bel tanda pulang terdengar berbunyi sampai ke seluruh penjuru sekolah, tak terkecuali ke gerbang depan. Lelaki tadi tersenyum senang. Ribuan siswa SMA berhamburan keluar dengan mobil atau motor pribadi, ada juga yang sudah dijemput oleh supir pribadi mereka masing-masing. Ini sekolah elite, nyaris tidak ada siswa miskin di sana.
Louis menurunkan kacamata hitamnya ketika melihat sosok putrinya mendekati gerbang bersama beberapa temannya.
"Aya!" panggilnya sedikit nyaring agar anaknya bisa mendapatkan keberadaannya. Gadis berambut tergerai itu menoleh ke sumber suara, lalu berbisik pada teman-temannya untuk pulang duluan dengan jemputan pribadi mereka.
Gadis yang dipanggil Aya dengan seragam sekolah itu begitu kaget mendapati sosok sang ayah. Ia mencubit lengannya sendiri, barangkali dirinya sedang bermimpi saat ini. Rupanya tidak, hal langka itu benar-benar terjadi hari ini.
"Papa kesambet apa sampe jemput aku segala?" tanyanya ketika sudah mendekati Louis.
"Salah ya?"
"Gak juga sih." Ketus gadis itu sambil berlalu menaiki mobil mewah milik ayahnya tanpa menunggu si empunya mempersilakan.
Mobil mereka sudah melaju sekitar lima menit, tapi belum ada pembahasan diantara anak dan ayah itu. Louis tampak menimbang untuk mengatakan sesuatu atau tidak. Ia berdehem, hingga sang anak menoleh ke arahnya yang tengah mengemudi.
"Aya, Papa sudah berislam," rasanya plong. Seakan satu beban telah ia turunkan dari pundak Louis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Terima Khitbah ✔
Spiritual🇲🇨🇲🇾 (Indonesia X Malaysia) HARAP FOLLOW DULU Tentang mahasiswa ambis yang dihadapkan pada pilihan dalam khitbah tak terduga. Tentang dirinya yang muallaf dan bertemu lelaki Melayu dengan sifat perfeksionis yang dimilikinya. Temukan keseruan da...