19. Jangan-jangan Jodoh

1.9K 246 36
                                    

Asyahadu an laa ilaaha illallah
Wa asyhadu anna muhammad Rasulullah

I bear witness that (there is) no God except Allah
And I bear witness that muhammad is the messenger of Allah.

Terdengar ucapan dua kalimat syahadat sebagai pertanda islamnya seseorang, dari ponsel yang dipegang seorang gadis SMA. Di video terlihat sosok pria yang tengah bersyahadat disaksikan oleh beberapa orang dengan pakaian muslim.

Gadis itu tersenyum, lalu menoleh ke lelaki di sebelahnya yang tengah mengemudikan mobil. Lelaki itu ikut mengulas senyum bahagia atas bergantinya status dirinya.

"Pasti Papa senang banget,"

"Kebahagiaan Papa akan sempurna kalau kamu, mama, dan keluarga kita juga melakukan hal yang sama," balas pria itu sambil menatap lurus ke depan karena harus fokus mengemudi mobil.

Mereka mengobrol banyak hal ketika pulang sekolah. Apalagi, baru kali ini lelaki itu menjemput anaknya pulang sekolah. Sebelum ini, ia begitu sibuk dengan pekerjaannya. Sungguh, Islam membuatnya lebih damai dan lebih mencintai keluarga.

Mobil terus melaju dengan kecepatan sedang hingga ketika Louis hendak mengerem mobil, mobil tersebut tidak bisa berhenti. Lelaki itu mulai panik, tapi tidak ia perlihatkan pada anak gadisnya. Louis mencoba lagi dan lagi, tetapi tak ada perubahan.

Ponsel di tangan gadis itu berdering, membuat remaja perempuan itu menyerahkan kepada pemiliknya.

"Pa, om Nathan telpon nih," ujarnya sembari menyerahkan gawai itu pada ayahnya. "Mobilnya dipinggirkan dulu, Pa. Bahaya!" Ingat gadis itu.

Louis meraih ponsel lalu menempelkan di telinga kirinya tanpa mengindahkan kata-kata anaknya barusan. Bagaimana bisa ia memarkirkan mobil sedangkan mobilnya tidak bisa berhenti sama sekali. Louis tetap melajukan mobilnya sambil bertelepon. "Yes, Jonathan. What's up?"

Butuh waktu sepersekian detik bagi Louis merealisasikan apa yang baru saja didengarnya dibalik telpon. Jonathan tertawa bangga karena berhasil membohonginya. Padahal, Jonathan adalah orang kepercayaannya.

"Jangan pikir kamu bisa lari dariku! I will kill you, Jonathan!" Teriak Louis yang membuat gadis disebelahnya terkaget mendengarkan. Gadis itu mencoba tetap tenang walaupun ia dilanda khawatir.

"What? kamu sudah merusak mobilku?" Louis baru tersadar akan mobilnya yang masih belum saja bisa di rem.

Louis mematikan telepon itu lalu meletakkannya di atas dashboard. Diliriknya anak gadisnya. "Aya, kamu harus keluar dari mobil ini. Kamu harus loncat secepatnya!"

"Lho, kenapa gitu, Pa?" tanya Aya kebingungan.

"Mobil ini tidak bisa berhenti karena remnya blong. Ini ulah Jonathan. Cepat, kamu harus segera turun!"

"Terus Papa gimana?"

"Yang penting kamu dulu harus selamat,"

Sempat terjadi percekcokan antara keduanya, sampai akhirnya gadis itu benar-benar membuka pintu mobil dan meloncat. "Papa sayang Aya. Tolong berislam demi Papa," lirih Louis dengan buliran air mata berjatuhan.

Louis meringis menatap anaknya dari balik spion yang sudah tersungkur di jalan. Pasti lutut dan lengan gadis itu lecet terkena aspal. Setelah terjatuh, gadis itu berlari mengejar mobil sang ayah sebisanya.

Salah Terima Khitbah ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang