23. I'm Okay

2.3K 507 319
                                        

Siapa tim gercep?

Siapa yang udah kangen banget sama UWUPHOBIA?

Siapa yang enggak sabar buat baca UWUPHOBIA chapter ini?

Siap untuk ramaikan komentar setiap paragraf di chapter ini? ❤️

Kalau bisa, bacanya sambil denger multimedia ya biar makin baper.

Mungkin memang lebih baik tidak dipertemukan jika pada akhirnya hanya berujung luka.

Mungkin memang lebih baik tidak dipertemukan jika pada akhirnya hanya berujung luka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SETELAH semua pelajaran di hari itu telah Vanya selesaikan. Gadis itu pulang ke rumahnya bersama Alister.

“Dah, Nya!” kata Alister sambil melambaikan tangannya. Vanya membalas melambaikan tangannya ke arah Alister lalu segera memasuki kamarnya.

Ia meletakkan tasnya ke sembarang arah, lalu merebahkan dirinya di atas kasur sambil menarik napas panjang. Akan tetapi, beberapa saat kemudian, suara pintu terketuk membuat Vanya menoleh. “Nya!”

“Ini Tante Rima,” lanjutnya.

Vanya memejamkan matanya sejenak sambil menghela napas berat. “Masuk, Tan.”

Tante Rima duduk di samping Vanya. Ia menggelengkan kepalanya. “Kamu, kok, nggak baca pesan Tante sih, Nya? Kamu ada live Instagram loh tiga puluh menit lagi.”

Vanya bangun dan menatap Tante Rima dengan tatapan bingung. “Bukannya nanti malem, Tan?”

“Makanya, pesan Tante itu dibaca. Acaranya dimajuin. Udah sana siap-siap!” suruh Tante Rima.

Vanya menggelengkan kepalanya. “Nanti aja deh, Tante. Vanya males banget.”

“Nya, kamu, tuh, gimana sih? Kamu tuh harus tanggung jawab dong sama kerjaan kamu! Mau sampe kapan sih kayak gini terus?” tanya Tante Rima.

Vanya menatap Tantenya. “Tan, biasanya Vanya juga ngelakuin apa yang harus Vanya lakuin, kok. Vanya sekarang cuma lagi ngerasa nggak baik-baik aja.”

“Tante nggak peduli sama perasaan kamu, Nya. Pokoknya kerjaan kamu harus selesai!” sentak Tante Rima.

“Kamu ini apa-apa pake perasaan, sih, sama aja kayak mama kamu! Sama-sama suka ngerepotin!” kata Tante Rima yang membuat Vanya menatapnya dengan tatapan tidak suka.

Vanya menarik napas dengan gusar. “Tan, ini, kan, salah Vanya. Kenapa harus bawa-bawa Mama sih? Mama nggak salah apa-apa.”

“Nggak salah apa-apa? Mama kamu itu nggak bisa jadi istri yang baik dan sempurna buat papa kamu! Kerjaannya selalu aja nyalahin papa kamu,” kata Tante Rima.

“Tan, sebagai perempuan perasaan Tante dimana, sih? Masa Tante nggak bisa bedain mana yang bener dan mana yang salah? Jangan mentang-mentang Tante itu adiknya papa, terus Tante jadi belain papa gitu aja.”

UWUPHOBIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang