11. Luka

2.7K 543 632
                                    

Siap untuk ramaikan komentar setiap paragraf di chapter ini? Selamat membaca ❤️

“Gue kasih tau ya, cowok itu biasanya cuma manis di awal doang. Cuma berjuang di awal doang. Kalo dia udah dapet yang dia mau, biasanya suka pergi seenak jidat.”
 
Regan Adhitama

”  Regan Adhitama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

HARI sudah sore, sebentar lagi bel pulang sekolah akan berbunyi. Yori, yang semula menatap layar ponselnya kini menatap Gita dan Vanya.

“Nya, Git, Gaga ngajak balikan!” kata Yori. Vanya memutar kedua bola matanya malas.

“Setelah dia selingkuhin lo, dia buang lo gitu aja, terus sekarang dia ngajak balikan? Dan lo masih bisa aja seneng, Yor?” tanya Vanya ketus.

Yori tampak berpikir sejenak. “Ya, sebenernya gue juga masih sakit hati sama Gaga, tapi gue sayang banget sama Gaga, Nya.”

Vanya menarik napas sejenak lalu menatap Yori. “Yori, buat apa lo bertahan di hubungan yang nggak sehat? Dia itu brengsek, Yor.”

“Iya, gue tau Gaga berengsek, tapi gue sayang, Nya, sama Gaga!”

Vanya menatap Yori aneh. Vanya memandang hampir kebanyakan cewek itu aneh, sebenarnya kenapa mereka mau-maunya saja bertahan di dalam suatu hubungan yang tidak sehat?

Mengapa mau-maunya saja disakiti hanya karena alasan sayang? Padahal, omongan lelaki belum tentu bisa dipercaya, bisa aja sebenarnya mereka tidak benar-benar sayang.

Mulut, kan, sangat mudah untuk berkata sayang, tapi apakah mereka sungguh-sungguh menyayangi? Atau hanya ingin mempermainkan?

“Yor, dia bisa aja nyakitin lo lagi.” Vanya masih bersikeras meyakinkan Yori. Yori lagi-lagi mengangguk.

“Iya, Vanya. I know everthing that you've told. Gue tahu semuanya tentang Gaga dibanding lo, Nya!”

UWUPHOBIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang