31. Another Broken Heart

2.7K 506 371
                                    

Siap untuk lanjut membaca cerita tentang Regan dan Vanya?

Absen sesuai usia kalian, yuk! Aku 18!

Siap untuk ramaikan komentar setiap paragraf di chapter ini? Selamat membaca ❤️

“Emangnya jatuh cinta selalu menyakitkan ya?”

KEESOKAN harinya, ketika bel istirahat berbunyi, Vanya memilih untuk segera meletakkan kepalanya di atas lengannya yang terlipat di atas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KEESOKAN harinya, ketika bel istirahat berbunyi, Vanya memilih untuk segera meletakkan kepalanya di atas lengannya yang terlipat di atas meja. Gadis itu tampak menguap, lalu segera menutup mulutnya. Ia sangat mengantuk hari ini, karena kemarin setelah ia kembali dari rumah sakit bersama Regan, dirinya harus bertemu dengan salah satu perwakilan dari sebuah produk kecantikan yang akan bekerja sama dengannya. Mereka membahas perihal kerja sama yang akan mereka jalani sampai malam.

“Git, masa si Gaga udah dua hari nggak ngabarin gue, sih? Kalau misalnya dia selingkuh gimana?” tanya Yori pada Gita dengan tatapannya yang cemas dan khawatir.

Gita menghela napas berat karena kesal dengan topik pembicaraan yang dimulai oleh Yori.

“Yor, udah berapa kali, sih, gue sama Vanya bilang kalau nggak usah balikan lagi sama si Gaga nggak jelas itu? Dia itu udah jelas nggak setia, brengsek, nggak sayang sama lo. Dia, tuh, cuma mau mainin lo aja tau nggak, sih?”

Yori memejamkan matanya sambil menatap langit-langit kelasnya. “Iya, sih, tapi gue udah terlanjur cinta banget sama Gaga, Git. Kayaknya, gue nggak bisa, deh, kalo misalnya hidup tanpa Gaga.”

“Yor, selama ini yang ngasih makan lo, yang nyekolahin lo, yang ngasih lo fasilitas itu nyokap sama bokap lo. Bisa-bisanya lo bilang nggak bisa hidup tanpa dia?” Gita semakin kesal.

“Iya, tapi gue ngerasa nggak akan ada cowok yang sayang sama gue lebih dari Gaga sayang sama gue, Git.”

Gita semakin kesal. “Yor, kalo dia sayang, dia nggak mungkin mainin perasaan lo.”

“Tapi seenggaknya, selama ini Gaga ngasih kejelasan buat hubungan gue, Git. Sedangkan lo sama Kak Gara gimana? Nggak ada kejelasan, kan? Hati-hati juga loh, Git. Cowok zaman sekarang banyak yang cuma ngebaperin doang tanpa mau ngasih kepastian. Ujung-ujungnya, nanti mereka ngilang gitu aja.”

Vanya menutup telinganya dengan kedua tangan mungilnya. Ia menatap Gita dan Yori yang tak henti-hentinya berbicara. “Duh, berisik banget, sih, lo berdua!”

Setelahnya, gadis itu berdiri dan beranjak pergi meninggalkan kelasnya hanya dengan membawa ponsel dan beberapa barang miliknya. “Nya, mau ngapain?”

Vanya memperlihatkan kedua matanya yang tampak sedikit menghitam karena kurang tidur pada kedua temannya itu. “Ngantuk, mau tidur!”

Gadis itu berjalan menuju perpustakaan sekolahnya, lalu segera duduk dan meletakkan kepalanya di atas kedua tangannya kembali. Sebelumnya, ia meletakkan barang-barangnya di atas meja dengan sembarang. Gadis itu melanjutkan tidurnya tanpa ingin diganggu. Oleh karena itu, ia memilih untuk tidur di perpustakaan, salah satu tempat terhening di sekolah.

UWUPHOBIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang