Siapa tim gercep?
Siapa yang kangen sama UWUPHOBIA?
Siapa yang enggak sabar buat baca UWUPHOBIA chapter ini?
Siap untuk ramaikan komentar setiap paragraf di chapter ini? Selamat membaca ❤️
“Cewek make up itu buat dirinya sendiri, biar percaya diri, bukan buat cowok!”
***
KEESOKAN harinya, Vanya tetap bersekolah seperti biasanya. Kini bel istirahat sudah berbunyi, tetapi gadis itu terlihat senyum-senyum sendiri. Gita, teman dekat Vanya, melempar tatapan aneh kepada gadis itu. “Nya, lo kenapa sih senyam-senyum sendiri? Udah gila lo ya?”
Vanya tertawa lalu kembali tersenyum. “Siapa yang bilang gue gila sih, Git?”
“Ini pasti gara-gara Regan ya, Nya?” tanya Yori.
Vanya mengangkat kedua bahunya dengan masih tersenyum-senyum sendiri. “Nggak tahu, tapi walaupun Regan kayak gitu, tapi ternyata dia baik banget deh.”
“Nya, kayaknya lo suka beneran deh sama Regan,” kata Gita. Vanya menoleh sambil mengerutkan dahinya ke arah Gita.
“Enggak, gue nggak suka,” jawab Vanya, “tapi dia, tuh, lucu aja. Galak-galak tapi gemesin deh, Git,” lanjut Vanya yang membuat Gita menatap gadis itu dengan tatapan aneh.
“Nya, Regan itu cowok terlama yang lo kejar dan semenjak lo kenal Regan, lo belum pacaran sama siapa-siapa lagi, Nya. Kayaknya lo beneran suka sama dia deh, Nya. Bohong kalo lo bilang dia cuma target lo doang!” Gita kembali meyakinkan.
Vanya tertawa mendengar perkataan Gita. “Git, gue itu ngejar Regan buat dapetin skin care yang lo janjiin sama gue. Udah deh, gue mau balikin jaket ke kelasnya Regan.”
Mendengarnya, Gita justru tersenyum ke arah Vanya. “Titip salam buat Gara ya, Nya. Bilangin salamnya dari gue.”
Vanya memutar kedua bola matanya malas. “Ish, temuin aja sendiri!”
Setelah itu, gadis itu beranjak bangun dari tempatnya dan bergegas ke luar dari kelasnya. Dari kejauhan, Vanya masih bisa mendengar suara Gita. “Nya, ih, titip salam buat Gara!”
Vanya terus melangkah dan berjalan memasuki kelas Regan. Ia tersenyum menatap seseorang yang tengah mendengarkan musik menggunakan earphone yang duduk di kursi tengah kelasnya. Gadis itu menghampiri Regan sambil tersenyum. “Gan, ini jaket lo!”
Menatapnya, Doni justru tertawa. “Hei, Vanya, kau ini cantik-cantik tapi agak bloon. Kan kau lihat si Regan kupingnya lagi pake earphone, bagaimana dia bisa dengar, Vanya?”
Vanya membulatkan matanya ke arah Doni. “Ye, sembarangan aja lo bilang gue bloon!”
“Tau, kamu juga bloon, Doni! Nilai matematika kamu aja dapet tiga puluh,” timpal Rehan, yang membuat Doni menatapnya malas.
“Alamak, kenapa pula kau sebut nilai matematikaku itu?”
Vanya menggoyangkan bahu Regan. “Regan! Gan!”
KAMU SEDANG MEMBACA
UWUPHOBIA
Novela Juvenil"Emangnya bisa disebut sayang kalau cuma satu orang yang berjuang?" Vanya muak sama semua cewek yang seakan rela diperbudak oleh cinta. Seakan rela disakiti atas nama cinta. Padahal, menurut Vanya itu bukan cinta, tapi bodoh. Menurut Vanya, semua co...