24. Behind The Smile

2.2K 489 245
                                    

Siapa tim gercep?

Siapa yang kangen sama UWUPHOBIA?

Siapa yang enggak sabar buat baca UWUPHOBIA chapter ini?

Siap untuk ramaikan komentar setiap paragraf di chapter ini? ❤️

“Enggak selamanya kita bisa ngebahagiain dan menuhin semua ekspektasi orang lain.”

VANYA segera bergegas menuju kamar mandi dengan membawa kotak make up kecil miliknya yang biasa ia bawa ke sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

VANYA segera bergegas menuju kamar mandi dengan membawa kotak make up kecil miliknya yang biasa ia bawa ke sekolah. Ia menatap dirinya di depan cermin.

Gadis itu membasuh wajahnya dengan air lalu mengeringkannya. Setelahnya, ia mengoleskan concealer untuk menutupi lukanya. Ia menatap dirinya kembali di depan cermin, ia tampak lebih baik jika dibandingkan dengan sebelumnya.

Hari ini, Yori, sahabatnya, berulang tahun. Gadis itu hari ini tepat tujuh belas tahun. Oleh sebab itu, Vanya tidak boleh terlihat sedih ataupun murung di depannya. Ia harus tampak ceria dan bahagia agar tidak mengganggu kebahagiaan Yori hari ini.

Miris, Vanya selalu berusaha untuk terlihat baik-baik saja dan menyenangkan semua orang.

Padahal, enggak selamanya kita bisa ngebahagiain dan menuhin ekspektasi dari orang lain.

Vanya kembali ke kelasnya. Di sana sudah ada beberapa murid yang datang. Semuanya menatap Vanya heran, gadis itu memang tidak biasanya datang ke sekolah terlalu pagi. Hari ini, ia datang pagi karena malas jika harus bertemu dan berdebat lagi dengan papanya.

Beberapa murid yang sudah datang itu adalah murid-murid pintar dan rajin di kelas Vanya. Sepuluh menit setelahnya, Gita dan Yori baru datang dan duduk di kursinya.

“Nya, tumben banget lo dateng pagi-pagi. Kesambet apaan?” tanya Gita.

Vanya tertawa. “Jangan gitu, dong. Gue, kan, udah jadi anak rajin sekarang.”

Yori justru tertawa terbahak-bahak mendengar penjelasan Vanya, seakan tidak akan percaya dengan apa yang baru saja Vanya katakan. “Rajin apa, Nya? Rajin bawa pouch make up ke sekolah?”

Vanya mendengus kesal karena Yori. “Ih, rese banget lo, Yor! Gue dateng pagi karena temen gue yang cantik ini sekarang lagi ulang tahun,” jawab Vanya sambil tersenyum.

Gadis itu mengambil ponsel yang semula ia letakkan di roknya, lalu membuka aplikasi Instagram dan mulai merekam video.

“Selamat pagi semuanya! Jangan lupa buat sarapan dan cepetan berangkat ke sekolah! Jangan sampai dihukum terus!”

“Oh iya, hari ini temen gue yang cantik ini ulang tahun loh.” Vanya mengarahkan kameranya ke arah Yori, membuat gadis itu melambaikan tangan ke kamera.

UWUPHOBIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang