“Jangan suka nyia-nyiain orang yang lagi merjuangin lo. Kalo nanti dia udah nggak merjuangin lo lagi, lo bakalan nyesel.”
***
TANPA sepengetahuan Regan, Vanya memposting video Regan yang tengah membeli pembalut itu ke Instagramnya. Hingga dalam semalam, video itu sudah mendapatkan 150 ribu like, 50 ribu komentar, 100 ribu orang yang membagikannya, dan 80 ribu orang yang menyimpannya.
Kenapa bisa banyak sekali? Ingat, Vanya adalah seorang selebgram yang dikenal oleh banyak orang. Tentu saja apa pun yang ia bagikan di sosial media akan menjadi sorotan publik.
Keesokan harinya, bel istirahat sudah berbunyi. Suasana di kelas XI IPS 1 begitu ricuh. Satu per satu murid meninggalkan kelas dan segera berlarian ke kantin.
Gita terlihat kaget ketika melihat ponselnya lalu menepuk pundak Vanya. “Nya, videonya Regan viral! Ini mah, seisi Dandelion juga udah ngelihat kayaknya!”
Vanya tersenyum penuh arti. “Terus masalahnya apa?”
Yori menarik napas dalam-dalam. “Nya, lo nggak capek kalo misalnya lo digosipin lagi? Lo tahu, kan, di Dandelion banyak banget mbak-mbak julid yang suka ngomongin lo.”
Gita mengangguk. “Bener, Nya, apalagi cewek-cewek yang jadi haters lo gara-gara diputusin cowoknya demi si cowok pacaran sama lo.”
Vanya tertawa lalu beranjak dari duduknya. “Enggak, justru bagus. Dengan begitu, popularitas gue akan bertambah dan Regan bisa jadi pacar gue.”
“Nya, udah lah! Nggak usah ngejar-ngejar Regan lagi! Kalo Regan tahu kalo videonya viral, dia pasti bakalan lebih sadis lagi. Kemaren lo didorong terus dicengkrem, hari ini lo bisa mati, Nya!” kata Gita khawatir.
“Regan cuma bakalan mati kutu karena kecantikan gue! Ke kantin yuk, laper nih!”
Kedua temannya itu pasrah. Dasar gadis keras kepala. Akhirnya, mereka bertiga berjalan menuju kantin. Banyak mata yang memandang Vanya dengan tidak suka.
“Ih, dasar cewek kegatelan!”
“Sok cantik!”
“Selebgram modal tampang. Prestasi nggak ada, tapi bikin sensasi terus! Nggak mutu!”
Ada juga yang penasaran akan hubungan Vanya dan Regan. Ada juga yang minder karena kecantikan Vanya.
“Vanya ada hubungan apa sih sama Regan? Masa iya dia bisa dapetin Regan?” tanya seorang cewek ketika Vanya berjalan di depannya.
Temannya menoyor kepalanya. “Ya bisa lah, si Vanya mah cantik! Lihat deh, mukanya aja mulus banget. Kayaknya kalo nyamuk nempel di mukanya, pasti nyamuknya yang jatoh. Inget, nggak usah gibahin Vanya. Kita cuma kentang!”
“Duh, kapan ya gue bisa glow up kayak si Vanya? Bukan makin cakep, makin suram aja muka gue.”
Gita menyenggol lengan Vanya. “Nya, lo denger, kan?”
Vanya menganggukan kepalanya. “Denger lah, gue punya dua kuping yang masih berfungsi dengan benar, Gita!”
Langkah mereka terhenti ketika seorang cowok menghampiri Vanya.
“Sayang, kamu ada hubungan apa sih sama Regan? Kok kamu posting video sama Regan, bukan sama aku?” tanya Vino, seorang cowok yang baru saja menjadi pacarnya dua hari yang lalu.
Vanya tersenyum. “Oh, Regan? Dia calon pacar gue. Kenapa?”
“Tapi kita baru pacaran dua hari loh, Nya. Kok kamu tega selingkuh sih?”

KAMU SEDANG MEMBACA
UWUPHOBIA
Teen Fiction"Emangnya bisa disebut sayang kalau cuma satu orang yang berjuang?" Vanya muak sama semua cewek yang seakan rela diperbudak oleh cinta. Seakan rela disakiti atas nama cinta. Padahal, menurut Vanya itu bukan cinta, tapi bodoh. Menurut Vanya, semua co...