😾 - dua puluh delapan

1.2K 293 92
                                    

Si Kembar dan kawan-kawan kaya ngga ada kapoknya setelah tragedi jatuh berjamaah kemarin. Mereka lagi-lagi pergi ke peternakan Pak Jaehwan atas ajakan Minho. Katanya, "ayo ke kolam lele, Ji. Kita harus minta maaf."

Jisung mengangguk, "minta maaf ke Pak Jaehwan, Kak?"

"Bukan lah, ke lele. Kan kita jatuh ke kolam lele, bukan Pak Jaehwan." Minho menjawab.

Dimana ada Jisung, disitu ada Felix. Nggak lengkap tanpa Hyunjin. Alhasil little squad perumahan itu jalan bareng ke peternakan Pak Jaehwan. Sepanjang jalan tentu diisi pembicaraan absurd Jisung serta Hyunjin. Minho jalan di depan, berlagak kaya kakak kelasnya yang menjabat sebagai ketua regu Pramuka di sekolah. Felix jalan di samping Jisung, sesekali nanggepin pembicaraan kakaknya. Kadang juga sapa tiap hewan yang dia temui di sepanjang jalan.

"Ji, Ji, sini deh. Ayo minta maaf." Minho tarik tangan Jisung buat ikutan jongkok di sebelah dia. Jisung nurut aja.

"Lele-lele kecil, Ji minta maaf ya. Harus dimaafin soalnya kata Bunda sesama manusia harus saling memaafkan biar dapet pahala banyak terus kita bisa masuk surga." Kata Jisung sambil lambaiin tangannya.

Minho tatap Jisung bingung, "tapi kan mereka hewan, bukan manusia, Ji."

"Oh iya. Nggak apa, pokoknya harus dimaafin. Kalo ngga dimaafin Ji ngambek."

Beralih ke Felix yang sejak Jisung minta maaf tadi ia sudah diseret Hyunjin ke got tempat Hyunjin jatuh kemarin.

"Mau ngapain, Jin?" Tanyanya.

Hyunjin senyum, "aku mau minta maaf juga. Waktu itu ada anak siput keinjek sepeda. Kasihan, rumahnya jadi rusak."

Felix mengangguk paham. "Oke, aku tunggu disini, ya."

Hyunjin mengangguk. Lantas berlari kecil ke tempat tragedi rusaknya rumah siput kemarin.

Ngga lama dia balik lagi ke Felix.

"Kok udah?" Tanya Felix.

Hyunjin mengangkat bahu, "siputnya ilang, Fel. Kayanya dibawa pulang sama ibunya."

"Iya kali. Kasihan ngga punya rumah."

Jisung sama Minho yang udah selesai maaf-maafan nyusul Felix sama Hyunjin. Atas ide Minho, mereka sepakat mau main ke taman dulu yang mana harus lewat kandang angsa yang baru dibeli Pak Jaehwan kemarin.

"Katanya kalo kita lempar batu ke arah angsa itu, kita bakal dapet uang." Minho berkata. Jelas langsung dipercaya tiga tetangga polosnya itu.

"Emang beneran, Kak?" Tanya Hyunjin kepo.

Jisung ambil kerikil, "nanti kalo angsanya marah gimana, Kak? Terus nanti kita digigit, terus jadi manusia angsa."

Felix disebelahnya mengangguk, "kan serem, Kak."

Minho ketawa kecil, "ya nggak papa, nanti kalian bisa terbang soalnya punya sayap kaya angsa." Katanya sambil peragain gimana angsa terbang.

"Tapi di Upin Ipin malah dikejar, bukan dapet uang." Hyunjin sebagai penggemar berat serial kartun itu buka suara.

Minho menggeleng, "itu cuma bohongan. Serius deh, dulu aku pernah coba. Sampe rumah dikasih uang dua ribu sama Ayah. Kan bisa buat beli permen." Katanya sungguh-sungguh. Kemudian Minho tarik tangan Hyunjin buat diajak jalan duluan. Ninggalin si Kembar yang bimbang antara mau lempar batu atau nyusul Minho.

"Lempar ngga?" Tanya Jisung.

Felix angkat bahu, "coba aja. Nanti terus minta uang ke Bunda." Katanya. Jisung mengangguk, pasang posisi buat lempar batu ke arah angsa-angsa itu.

Tuk!

Senyum sumringah terbit di wajahnya, "Lix, kena, Lix!" Katanya sambil lompat-lompat kecil.

Felix ikut senyum seneng. Tapi ngga lama kemudian senyumnya pudar. Buru-buru tarik tangan Jisung dan lari ninggalin kandang angsa yang mana udah kosong karena itu angsa juga lari ngejar si Kembar.

"Ji! Angsanya ngejar! Ayo lari!"

Jisung panik, sesekali nengok ke belakang dan buat dirinya kesandung batu dan berakhir jatuh.

"Hwaaaa... Felix, bantuin!"

Felix juga ikutan panik lihat kakaknya jatuh. "PAK JAEHWAN, ANGSANYA GALAK MAU GIGIT JISUNG!! TOLONG!!"

Dan teriakan Felix sukses buat Pak Jaehwan yang lagi masak mi rebus ikut panik dan buru-buru keluar rumah sambil bawa tutup panci.

"Aduh, anak kembar lagi."

🌻

"Ssttt... Udah, Ji. Ngga usah nangis. Pulang, yuk. Angsanya juga udah pergi sama Pak Jaehwan." Felix tepuk-tepuk punggung Jisung yang masih nangis dengan lutur lecet karena jatuh tadi.

"Huhuhuu.. Nggak mau." Jisung menggeleng. Masih setia dengan posisi menutup mata sambil nangis.

"Iiihh.. Ayo, nanti aku bilang ke Bunda kalo angsanya nakal." Bujuk Felix lagi.

Jisung menggeleng, "ngga mau, nanti dimarahin Bunda."

Felix senyum, "nggak. Nanti aku bantu bilang ke Bunda, kok. Pulang, yuk? Biar lukanya disembuhin Bunda juga."

Jisung akhirnya nurut. Lututnya lama-lama juga makin perih. Dibantu Felix, akhirnya mereka sampe di rumah dengan selamat tanpa kendala apapun.

"Eh, kenapa tuh lututnya? Jatuh dimana lagi?" Bunda bertanya.

"Tadi Ji dorong Felix karena ada motor lewat, Bun. Ji luka gara-gara Felix nggak hati-hati, Bun. Maafin Felix, ya, Bunda?" Felix kedip-kedipin matanya biar Bunda luluh.

Tangan Bunda usap kepala si Kembar, "lain kali hati-hati, ya. Kan kalo sakit yang nanggung sakit juga kalian sendiri. Paham, kan?"

Si Kembar mengangguk, "paham, Bunda!!"

🌻

good night!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

good night!!

(discontinued) twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang