😼 - delapan

2.5K 488 74
                                    


Belum 24 jam, brrti double up, ya! ^^
Happy reading 💛

🌻🌻🌻

"Bunda, Felix haus." Felix manis tarik-tarik baju Bundanya yang lagi asik ambil buku tulis.

Bunda senyum, usap kepala Felix lembut, "bentar, ya, sayang. Habis ini kita beli minum."

Felix manyun. Tenggorokannya bener-bener kering, kayanya Bunda lupa kalo Felix punya radang di tenggorokan dan lebih asik pilih buku-buku yang tertata rapi di rak.

Akhirnya Felix milih buat nurut dan ikuti langkah Bunda yang sekarang pindah ke rak berisi segala macam model pensil dan bolpen. Baru aja mau jalan, Felix udah jatuh duluan kesandung tali sepatunya yang ternyata lepas.

"Aduh, kok lecet sih." Felix manyun lagi lihat lututnya lecet. Buru-buru dia ikat tali sepatunya dan berdiri buat nyusul Bunda. Tapi nihil, Bundanya udah pergi. Mana badan Felix yang kecil ini ke dorong-dorong sama pengunjung lain lagi, jadi makin kepisah jauh dia sama Bunda.

"Hiks... Bunda!"

🌻🌻🌻

Jisung sama Ayah sekarang udah ada di luar toko. Napas Ayah ngga beraturan, capek keliling toko dengan Jisung di gendongannya. Di sebelahnya ada Jisung yang mau nangis tapi di tahannya mati-matian, jadi mukanya merah lucu.

Felix ngga ada di dalam toko. Buat Ayah dua anak itu makin kalut. Sedangkan Bunda masih ada di dalam toko, sebelumnya Ayah udah chat Bunda kalo dia bawa Jisung keluar toko. Tapi kayanya Bunda ngga sadar kalo Ayah cuma bilang sama Jisung—tanpa Felix tentunya.

"Ayah~ Felix mana?" Jisung peluk kaki Ayahnya.

"Jisung ngga usah nangis, ya. Kita cari Felix bareng-bareng, yuk." tubuh Jisung digendong Ayah lagi dan dibawa jalan.

Ayah yakin Felix ngga jauh dari toko buku. Felix anaknya anteng banget kalo di tempat asing kaya gini, jadi Ayah yakin-yakin aja Felix berada ngga jauh dari toko buku.

Tapi keyakinan Ayah mulai surut waktu ngga nemuin Felix di lantai ini. Masa iya Felix pulang duluan? Naik apa coba?

Jisung digendongannya udah nangis kejer sambil panggil-panggil nama Felix. Ayah yang capek akhirnya pilih buat duduk di salah satu bangku.

"Ji, istirahat dulu, ya. Jangan nangis lagi, nanti Felix ngga ketemu-ketemu." Ayah usap rambut Jisung berharap agar Jisung ngga nangis lagi.

Jisung geleng, "ayo cari Felix lagi! Nanti ilang beneran!" rengeknya.

Dari kejauhan nampak Bunda lari cepet ke arah mereka sambil nenteng plastik. "Yah! Felix mana!?"

Nah loh, ilang kan.

Akhirnya setelah mereka sama-sama tenang (udah ngga sepanik tadi maksudnya), mereka putusin buat cari Felix lagi. Ayah genggam tangan Jisung sambil celingukan. Jisung juga sesekali teriak panggil nama Felix.

"Yah, itu Felix, kan?" Jisung heboh menggoyangkan lengan Ayahnya.

"Ji! Jangan banyak gerak nanti jatuh!" Ayah menggertak pelan. Mereka kan lagi di eskalator sekarang. Tapi Jisung ngga peduli, matanya tatap laki-laki yang diyakininya sebagai Felix yang lagi duduk sambil nyedot minuman. Di sebelahnya ada anak laki-laki berbaju biru lain dan seorang perempuan yang Jisung yakini adalah ibunya.

Turun dari eskalator, Jisung buru-buru lari ninggalin Ayah dan Bunda yang heboh panggil nama dia.

"FELIX!!"

Yang dipanggil langsung bangkit, senyumnya lebar banget. "JISUNG!!"

Berasa di drakor india.

Mereka berakhir pelukan. Masing-masing nangis karena khawatir satu sama lain. Di belakang Jisung, Ayah ikut peluk kedua putranya. Lega kalo Felix baik-baik aja, ngga kaya yang dibilang Jisung tadi.

Iya, sebenernya Ayah juga takut kalo Felix diculik om-om jahat terus diminta tebusan ratusan juta. Kayanya Ayah kebanyakan nonton sinetron, deh.

Bunda senyum lega, langsung bilang makasih ke arah ibu-ibu yang tadi duduk di samping Felix.

"Iya, Bu, sama-sama. Tadi Felix nangis di depan toko buku waktu saya keluar toko. Katanya Ayah Bunda sama kakaknya hilang, jadi saya bawa dia. Kebetulan seumuran sama anak saya, Seungmin." Ibu-ibu itu nunjuk anaknya yang masih anteng minum minumannya sambil nonton si Kembar dan Ayahnya pelukan.

Felix lepas pelukannya, senyum lebar ke arah Jisung yang tatap dia juga. Tangannya di gandeng Felix, dibawa ke arah bangku tempatnya duduk tadi. Kasihan Ayah ditinggal.

"Ji, ini Seungmin yang tadi tolongin Felix. Seungmin, ini Jisung kembaranku."

Jisung senyum kikuk. Habis Seungmin liatin dia pake muka datar banget.

Seungmin turun dari bangkunya sambil ngulurin tangannya ke arah Jisung.

"Halo, Jisung. Felix lucu, aku bawa pulang, ya?"

(discontinued) twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang