😼 - dua belas

2.2K 423 82
                                    

Siang ini hujan turun dengan deras, bertepatan dengan waktu pulang sekolah si Kembar. Wendy bilang kalau Bunda masih di jalan, jadi mereka diminta buat nunggu di sekolah. Hyunjin baru aja dijemput sama Mamanya, Seungmin pulang sendiri—rumahnya deket sekolah.

"Felix, airnya dingin banget loh. Coba kamu pegang."

Felix menggeleng sembari menggoyangkan kakinya yang menggantung sebab tak menapak lantai, "ngga mau, nanti basah."

Jisung berdecak, "namanya air ya pasti basah lah, Fel. Gimana sih kamu." Jisung membalikkan tubuhnya, kembali asik dengan tetesan hujan di depannya.

"Ji, jangan jauh-jauh. Nanti kamu kebasahan terus sakit." Felix berujar khawatir.

Jisung mengibaskan tangannya, "ngga bakal sakit kok, Fel. Aku kan kuat, ngga kaya Hyunjin."

"Disini aja, Jisung! Biar Bunda ngga marah kalau kamu main hujan-hujanan."

"Ngga mau! Wleee." Si Sulung justru melepas tasnya dan berlari ke tengah lapangan, membiarkan tubuhnya basah oleh air hujan.

Felix beranjak, menatap Jisung tajam dari tepi koridor, "Jisung sini! Nanti kamu sakit!" Teriaknya.

Jisung menggeleng, sekarang malah asik main di tengah genangan air.

Tin! Tin!

Suara klakson buat Felix noleh, nemuin mobil milik Bundanya yang sekarang udah parkir di depan dia.

"Felix! Sini cepet masuk!" Teriak Bunda sambil ayunin tangannya. Felix nurut, sesekali noleh ke belakang buat lihat keadaan Jisung.

"Jisung mana?" tanya Bunda sambil kasih Felix jaket.

"Emm.. Lagi main, Bunda." jawab Felix takut. Bunda kan ngga suka kalo si Kembar main air hujan, apalagi di musim pancaroba kaya gini. Musim penyakit katanya.

"Main? Astaga."

Setelah nunggu beberapa saat, Bunda sama Jisung masuk mobil dengan Jisung yang lagi di jewer sama Bunda.

"Bandel, ya. Kalo sakit gimana coba? Ayo buruan masuk." Bunda bungkus tubuh Jisung pake jaket dan langsung jalanin mobilnya buat pulang ke rumah.

Suara tetesan hujan mengisi keheningan. Bunda fokus nyetir, jalanan lebih licin kalo hujan. Felix juga asik lihat tetesan air dari kaca jendela.

"Fel, dingin."

Felix noleh, tersentak kecil ketika lihat wajah pucat Jisung. "Astaga, Ji. Sini aku peluk." Felix merentangkan tangannya.

"Ngga mau, nanti kamu ikutan basah." Jisung balik badan. Lebih pilih meringkuk memeluk tubuh daripada buat Felix ikut basah gara gara peluk dia.

Felix buang napasnya. Si Bungsu lepas jaket dan dipakein ke Jisung. "Jisung ngga boleh sakit ya?"

Si Sulung senyum sambil mengusap surai Felix, "iya, adek."

🌻

"Hatchi! Ugh.. Dingin."

Bunda menghela napasnya, tangannya bergerak buat benerin selimut yang dipake Jisung.

"Bunda, Jisung sakit ya?" Felix bertanya sambil tatap Jisung khawatir.

Bunda senyum sambil usap rambut Felix, "mau bantu Bunda rawat Jisung?"

Felix ngangguk, "biar Ji cepet sembuh kan, Bunda?"

Bunda ngangguk, "ambilin obat di kamar Bunda ya? Yang warnanya hijau. Felix tau kan?"

"Tau kok, Bunda." Felix ngangguk sampe buat poninya ikut gerak naik turun.

"Tapi, Bunda.."

Bunda menaikkan sebelah alisnya, "kenapa, hm?"

"Jangan marahi Jisung ya? Yang suruh Jisung hujan-hujanan Felix, kok. Jadi, Jisung jangan dijewer lagi kaya tadi. Ya, Bunda?"

(discontinued) twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang