😾 - dua puluh lima

1.3K 327 58
                                    

Hari Minggu. Rencananya, para bapak-bapak di lingkungan perumahan itu bakal adain acara kerja bakti buat bersih-bersih bareng karena musim hujan diperkirakan akan segera tiba. Kata Pak RT, beliau ngga mau warga perumahan kena musibah banjir hanya karena lingkungan yang kotor. Maka dari itu, Ayah yang udah lengkap sama gunting rumput kini berdiri mengobrol dengan Papa Hyunjin. Lama ngga ketemu, karena kesibukan akan pekerjaan masing-masing.

Iya, bukannya langsung bersih-bersih tapi malah ngobrol dulu. Ya udah, nggak papa.

Si Kembar yang baru aja ganti baju—dari piyama ke baju pendek—juga ikut tampil. Di tangan mereka ada gunting kertas. Punya Jisung bentuk tupai sedangkan milik Felix berbentuk kucing.

"Ji, guntingku lucu. Kaya Soonie sama Doongi." Kata Felix bangga.

Jisung mendengus. Tangannya mengangkat gunting miliknya tinggi-tinggi, "lucuan punyaku, lah. Lihat, kaya Alvin di film yang kita tonton kemarin." Katanya.

Si Kembar sukses dibuat kaget karena cubitan gemas dari belakang. Saat berbalik, ada Hyunjin yang masih setia mencubit kedua pipi si Kembar.

"Astaga kalian lucu banget. Sini, sini, aku peluk dulu, utututu." Hyunjin menarik tubuh si Kembar mendekat dan memberi mereka pelukan erat.

"Hyunjin bau! Belum mandi, ya?" Tanya Jisung. Padahal dirinya juga belum mandi.

Hyunjin ketawa, "nanti mandi bareng, yuk. Kemarin Papa beliin ban karet besar kaya kolam renang. Nanti ajak Kak Minho sama Kak Chan juga." Ajak Hyunjin ketika ia melepas pelukannya.

"Terus nanti kita ajak mandi Kkami, Berry, Soonie, Doongi sama Dori mandi bareng, ya?" Tanya Felix dengan mata berbinar antusias.

"Tapi kalo nanti hujan gimana? Terus ada petir gede, terus nanti kita kena petirnya. Gimana, dong?" Kebalikannya, Jisung bertanya takut.

Hyunjin menggeleng, "nggak apa-apa. Nanti kita jadi punya kekuatan super kaya Boboiboy."

Senyum Jisung mengembang, "keren! Nanti aku mau jadi Spiderman!"

"Berarti kamu harus digigit laba-laba dulu. Nanti baru kamu jadi Spiderman." Hyunjin berkata sungguh-sungguh. Sangat yakin jika teorinya adalah penyebab Spiderman muncul.

"Kalo mau jadi Iron Man gimana, Jin?" Felix bertanya.

"Berarti kamu harus punya robot dulu. Terus taruh ke dalam perut. Baru kamu jadi Iron Man." Ketiganya menoleh, menemukam Minho yang tengah menggendong Soonie berujar demikian.

"Eh, emang bisa, Kak? Gimana caranya?" Tanya Felix.

Minho mengangkat bahu, "tanya aja sama Kak Chan. Kayanya kemarin dia bilang punya robot di dalem perutnya." Katanya kemudian melangkah pergi.

"Kak Minho mau kemana?" Jisung berteriak.

"Mau makan sama Soonie. Biar nanti jadi kuat kaya Hulek." Jawab Minho, ikut berteriak. Dalam pikirannya membayangkan jika dirinya berbadan besar layaknya Hulk.

"Ayo tanya Kak Chan. Aku mau lihat perutnya. Pasti keren banget kalo ada robot disana." Felix gandeng tangan Jisung dan Hyunjin. Menarik keduanya sampai ke halaman rumah Chan. Bisa dilihat kalau anak laki-laki berkulit pucat itu sedang menyiram bunga bersama Mama-nya yang sekarang berjongkok menanam bunga baru.

"Kak Chan!" Seru ketiganya.

Chan menoleh, menampilkan senyum dengan lesung pipit di pipinya. "Hai, Felix! Hai, Jisung! Hai, Hyunjin! Sini, sini!" Katanya.

Felix berlari mendekati Chan. Yang mana buat Jisung serta Hyunjin yang tengah digandeng ikut terseret sampai ketiganya jatuh di hadapan Chan yang sedang memegang selang air. Chan jelas kaget, tanpa disengaja jatuhin selangnya tepat di atas tubuh Hyunjin yang langsung teriak histeris kala sensasi dingin air terasa di punggungnya.

"Hweee!! Dingin!" Serunya histeris. Hyunjin menegakkan tubuh. Selang yang semula di punggungnya jatuh ke hadapan Felix yang masih belum berdiri. Sekarang wajah Felix yang jadi korban selang Chan.

Chan ikut panik. Ia jongkok dan jepit ujung selang pakai jempol dan telunjuknya yang otomatis air bakal nyiprat kemana-mana. Jisung ikut kena, bajunya jadi basah.

"Hei, kenapa main air!?" Mama Chan berseru panik. Wanita itu segera lari buat matiin kran air. Menghampiri putranya beserta teman-temannya yang sekarang melempar tawa karena kejadian barusan.

Mama Chan mengulas senyum, "lain kali hati-hati, ya." Katanya sambil usap kepala empat sekawan itu.

"Ma, main sama temen-temen, ya." Chan berucap. Mamanya mengangguk.

Felix raih tangan Chan. Menariknya hingga mereka berada di halaman rumah Minho.

"Kak Minho!"

Minho dengan mulut penuh keluar rumah. "Kenwapwa?" Tanyanya.

Felix dengan senyum sumringah mengangkat kaos yang dipakai Chan hingga menunjukkan tummy milik Chan.

Chan lagi-lagi dibuat kaget, "Felix!!"

Jisung dan Hyunjin ketawa keras. Pun dengan Minho yang sekarang terbatuk. Minho kan asal bicara, dia mana tau kalau Felix beneran percaya sama ucapannya tadi.

"Kenapa buka-buka bajuku, sih?! Malu, tau!" Chan merengut. Beranjak meninggalkan temen-temennya buat balik lagi ke rumahnya.

Felix panik. Matanya merah nahan tangis waktu sadar kalau Chan marah sama dia.

"Kak Chan! Huhuhu... Jangan marah sama Felix! Itu tadi kata Kak Minho!" Felix kasih back hug ke Chan.

"Emangnya Minho bilang apa ke kamu?"

"Hiks.. Katanya Kak Chan punya robot di perut. Makanya aku tadi buka baju Kak Chan buat cari robotnya. Tapi- tapi, Kak Chan malah marah—HWEEEE!!"

Chan tersenyum masam. Menarik tangan Felix dan kasih pelukan ke Felix. Tangannya sesekali tepuk-tepuk kepala Felix.

"Di perutku ngga ada robot, Felix. Minho bohong."

Felix mendongak. "Bohong? Bohong itu apa?"

Chan buang napas, "ayo ikut aku. Kita mandi aja."

Yah, nampaknya Chan udah lelah sama Felix.

(discontinued) twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang