Kraliçe hala seninle olmak istediğinde

3.1K 278 61
                                    

KRALICE HALA SENINLE OLMAK  ISTEDIGINDE

KETIKA SANG RATU MASIH INGIN BERSAMAMU

******

Rekkan belumlah pulang dari rumah sakit. Ia masih menemani Anita yang tidak mau ditinggal pulang. Padahal hari sudah semakin sore. Tapi perempuan dewasa itu masih asyik bermanja pada anak kuliahan itu.

Rekkan duduk diranjang dan bersandar. Sementara Anita duduk disebelahnya dan memeluknya erat. Membenamkan wajahnya dileher Rekkan dan memejam mata. Sampai detik ini Anita masih amatlah merindukan Rekkan.

Sejak tadi keduanya hanya duduk diam dalam posisi itu. Rekkan hanya tersenyum melihat tingkah manja Anita. Sebab perempuan itu tidak mau melepas pelukannya barang sebentar pun.

"Nggak bosan dari tadi peluk aku terus?"

Rekkan bertanya sembari tangannya membelai rambut panjang Anita.
Dan dirasakannya Anita menggeleng tanpa melihatnya. Perempuan itu masih menyembunyikan wajahnya dilehernya.

"Tapi bisa lepas sebentar nggak? Bentar aja beneran. Badanku agak pegal ini" ucap Rekkan.

Anita melepas pelukannya dengan wajah bersungut. Ia hanya menatap Rekkan yang sedang membenarkan duduknya ke posisi yang lebih nyaman.

"Jangan liatin aku kayak gitu ah. Serem" Rekkan meledek.

Wajah Anita semakin bersungut. Ia sebal dengan ledekan gadis itu.

"Bilang aja nggak mau aku peluk" Anita menuduh.

Rekkan melebarkan matanya.

"Kalau aku nggak mau dipeluk, terus yang tadi apa artinya? Tadi aku peluk siapa dong? Nggak mungkin dong aku peluk mbak Lastri?" Rekkan masih saja meledek.

"Nyebelin ah!"  Anita memukul pundak Rekkan dengan sebal.

Rekkan hanya tertawa melihatnya memberengut seperti itu. Setidaknya ia bersyukur melihat Anita yang mulai kembali menjadi dirinya sendiri.

"Peluk aku lagi" Anita merengek.

Rekkan terkekeh dan kembali memeluk Anita. Menepuk nepuk pelan pundaknya. Sesekali ia menciumi rambut perempuan itu.

Ah, Anita itu sangat cantik. Baik hati dan penuh perhatian. Pintar, mapan pula. Siapapun akan jatuh hati padanya.
Kalau saja ia seorang laki laki, sudah pasti ia akan menerima cintanya dengan senang hati.

Tapi bagaimanapun dan apapun yang terjadi, kita tidak pernah tahu rencana Tuhan seperti apa. Kita hanya mampu berwacana tanpa tahu Tuhan akan memberi hendak ataupun tidak.

Jika hari ini kita membenci seseorang, siapa yang tahu jika kita akan mencintai orang tersebut keesokan harinya.
Memanglah, Tuhan Yang Maha membolak balikkan hati.

Rekkan menoleh saat merasakan ponselnya bergetar. Ia melirik sebentar dan dilihatnya nama kakaknya tertera dilayar ponselnya.
Rekkan melirik kearah Anita yang masih memeluknya.

Ia ingin mengangkat panggilan itu, tapi bagaimana dengan Anita?
Perempuan itu masih enggan melepas pelukannya.

Dilihatnya panggilan itu dimatikan. Namun beberapa detik kemudian kakaknya kembali menelepon. Rekkan jadi bingung harus bagaimana.

"Kak?" Panggilnya pada Anita.

Anita hanya berdehem tanpa melihatnya

"Aku angkat telepon bentar ya?" Ucap Rekkan.

MENCINTAI REKKAN 2 : BELENGGUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang