PEREMPUAN LEMAH YANG PATAH HATI

2.4K 255 172
                                    

Tidak seperti biasanya. Jika setiap harinya perasaan rindu yang selalu menggebu, kali ini justru lebih ke rasa takut dan khawatir.

Anna duduk di balkon kamarnya. Mengetuk ngetukkan jari telunjuk ke meja kecil disampingnya. Matanya menatap tajam ke depan. Pikiran nya semakin berkecamuk manakala ia mendengar ucapan Rekkan semalam saat telepon.
Gadis itu mengatakan jika ia sedang pergi berlibur dengan sahabatnya.

Padahal baru kemarin Alejandro mengatakan jika ia bertemu dengan Rekkan di Uruguay. Namun gadis itu mengatakan hal yang berbeda.

Ia sudah sering menelepon orangtua Rekkan dan mereka mengatakan jika Rekkan pergi berlibur dengan teman teman kampusnya.
Ia bahkan menyuruh Farhan untuk menemui Bi Komah. Karena biasanya perempuan berumur itu selalu jujur. Tapi Bi Komah mengatakan hal yang lain juga. Bi Komah mengatakan jika keluarga majikannya itu pergi ke luar negeri tapi tidak tahu negara tujuannya.
Bahkan Bi Komah juga bilang jika orangtua Rekkan ikut pergi tapi pulang lebih dulu.

Itu membuat Anna semakin ingin tahu. Ini semua terasa aneh. Seperti ada sesuatu yang disembunyikan darinya.
Tapi apa? Lalu apa maksudnya?

Anna meraih ponselnya. Mencari nomor Vallen atau pun Luky yang sengaja ia simpan. Ia harus menghubungi kedua gadis itu. Siapa tahu mereka tahu hal yang sebenarnya kan?
Di Indonesia masih siang. Setidaknya ia tidak menggangu.

"Halo Luky?"

"Eh iya kak. Tumben nelpon nih?"

"Kamu lagi pergi liburan sama Rekkan?"

"Hah? Enggak kak. Nggak ada liburan kemana mana kok"

"Kamu yakin? Selama kakak di Mexico, kalian nggak ada liburan sama teman teman kampus?"

"Nggak ada kak, beneran deh. Eh, tapi kalau Rekkan emang lagi liburan sih kak, Ama orangtuanya juga"

"Liburan kemana?"

"Ke luar negeri sih. Tapi aku lupa kemana ya? Kek nya sih ke Amerika Tengah ape Amerika Selatan gitu. Brazil apa Argentina nggak tahu lah. Pokoknya kesono"

"Beneran ke Amerika?"

"Beneran kak. Yakin kalau itu. Tapi akunya lupa. Soalnya tu anak badak juga nggak pernah hubungi. Sombong kan tu, lupa Ama sohib sendiri"

"Ya udah kalau gitu makasih ya Ky infonya"

"Sama sama kak"

Anna menutup teleponnya dengan Luky. Sepertinya semuanya semakin jelas. Setiap orang yang ditanya juga memiliki jawaban yang berbeda. Membuatnya semakin curiga.
Tapi jawaban dari Luky dan Bi Komah lebih sinkron sih.

Ia mencari nomor Vallen. Mungkin anak itu bisa menambahkan.

"Len?"

"Halo kakak bule. Ada apakah gerangan yang di seberang sana?"

"Len, kakak mau nanya soal Rekkan. Tapi kamu jawab jujur ya?"

"Pasti kak. Aku nggak pernah tipu tipu. Nanya apa nih?"

"Kamu pergi liburan sama Rekkan? Maksudnya sama teman teman yang lain juga, teman kampus gitu?"

"Nggak kak. Nggak liburan liburan. Yang diajak pada nggak mau"

"Loh, Rekkan bilang kalian lagi liburan"

"Apaan. Ngibul tu bocah kak. Orang dia sendiri yang liburan kok"

"Liburan kemana?"

"Ke... mana ya kemaren itu? Ke luar negeri sih. Para...Paraguay apa kemana yak? Ke daerah situ sih keknya"

MENCINTAI REKKAN 2 : BELENGGUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang