PERBUATAN ANGIN MALAM

2.2K 212 57
                                    

Anna berjalan sendirian malam ini. Berjalan dengan gontai dengan tatapan sendu. Ia tidak tahu hendak kemana. Terserah kakinya melangkah.
Bahkan saat Alejandro menawarkan diri untuk menemani pun ia tolak. Ia sedang ingin sendiri malam ini. Rasa rindu yang ia pendam semakin menggila. Namun yang dirindukan seperti tak mengerti

Si bulan sabit yang berwarna oranye
Bagaikan berpura pura dipojok langit itu
Apakah telepon saja tidak bisa?
Padahal aku merindukanmu dan terus menunggu kamu

Berjalan sendiri dijalanan aspal
Suara kakiku terasa sepi
Rasanya kuingin menendang kaleng kosong

Ia duduk di ayunan di taman. Ia mengusap air matanya yang entah sejak kapan mengalir. Ia tak pernah bisa pura pura tidak rindu. Anak itu selalu membuat hatinya berdebar dan sakit karena rindu.

Ku ingin bertemu denganmu sampai hampir menangis
Rasanya kuingin terbang ke langit sekarang juga
Mengapa aku bisa jadi suka seperti ini?

Perbuatan Angin malam

Anna tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apakah Rekkan baik baik saja? Apa yang sedang dilakukan anak itu? Mengapa tak memberinya kabar sama sekali?

Tak tahu kah jika ia hampir gila? Merindu dan menunggu. Menyebalkan memang, tapi ia sudah terbiasa dengan itu.

Rekkan kembali mengobrak abrik hatinya seenak hati.
Ya benar. Bahkan tiga hari tanpa kabarnya sudah membuatnya kalang kabut. Apalagi jika lama seperti saat itu?

Ada apa dengan Rekkan? Apakah anak itu pergi dengan Anita? Menghabiskan waktu dengan wanita itu? Ia tak tahu.

Ku duduk diatas ayunan yang ditaman
Berkali kali menatap daftar telepon yang masuk
Hanya aku yang merasa beratnya cinta
Amat berat hingga berat sebelah
Hey setidaknya kamu tinggalkan pesan

Harus tunggu berapa lama tuk bisa saling bertemu
Apakah ku disini  saja sendiri  sampai pagi
Padahal besok masih kan bertemu lagi

***

Matahari mulai tampak meski malu malu. Menembus ke segala tempat di bumi ini. Setiap manusia ataupun hewan hewan tampak keluar dari peraduannya.

Dua orang yang masih terlihat pulas ditempat tidurnya itu seperti tak terusik oleh dering alarm.
Salah satunya memeluk seseorang disampingnya dengan mesra. Sedangkan yang dipeluknya itu terlihat begitu tenang.

Keduanya mungkin kelelahan oleh acara kemarin. Meski lelah tapi itu adalah hal yang paling membahagiakan.
Hari ini, lembaran yang baru mulai terbuka.

Anita menggeliat dalam tidurnya. Mencoba membuka mata yang masih mengantuk. Ia mengerjapkan mata dan menoleh ke sisinya. Senyumnya pun merekah.

Pagi ini adalah pagi terindah sepanjang hidupnya. Disaat bangun dari tidur, melihat seseorang yang dicintainya tertidur pulas disebelahnya. Sebagai dua orang yang saling memiliki dalam sebuah janji suci.

Anita mengeratkan pelukan diperut Rekkan. Tersenyum menatap wajahnya yang begitu tenang dalam tidurnya. Mencium pipinya sekali.

Ia bangun dan menopang kepalanya. Memandang istrinya dengan senyum lagi dan lagi. Ia masih belum percaya gadis ini telah menjadi miliknya seutuhnya. Ia berharap sampai kapanpun gadis ini selalu menjadi miliknya.

Anita mengecup bibir Rekkan sekilas. Membelai pipinya dan kembali mengecup bibir gadis itu. Semakin lama Rekkan terusik.
Gadis itu mulai membuka mata. Dan dilihatnya seseorang yang tersenyum manis didepan wajahnya.

"Selamat pagi.." Anita menyapa.

Rekkan terlihat masih linglung. Nyawanya masih belum terkumpul. Ia mengucek matanya beberapa kali.

"Selamat pagi sayangnya aku" Anita tersenyum.

"Pagi.." suara Rekkan parau.

Keduanya bangun dan duduk. Rekkan menyandarkan tubuhnya sementara Anita masih betah menatapnya. Sepertinya ia tak akan pernah bosan memandang gadis itu.

"Kok kakak disini?" Tanya Rekkan tanpa dosa.

Anita menaikkan alisnya mendengar pertanyaan itu.

"Kan aku istri kamu. Ya tidurnya sama kamu lah disini" Anita sedikit sebal. Bisa bisa nya gadis ini lupa kalau mereka sudah menikah.

"Hoaaahmmm maaf aku beneran lupa" ucap Rekkan disela menguap. Jujur ia masih mengantuk.

"Ya udah gapapa. Tapi besok nggak boleh lupa lagi.
Sini cium dulu"

Anita meraih wajah Rekkan dan gadis itu menurut. Ia mengecup bibir itu sedikit lama. Rasanya selalu manis dan memabukkan.

"Aku baru bangun, belum sikat gigi ini" Rekkan protes meski tak menolak ciuman itu.

"Nggak masalah buat aku. Bangun tidur gini malah sensasinya beda tahu" ucap Anita.

"Sana mandi. Biar aku beresin ini tempat tidur sekalian siapin makan. Ayok bangun"

Anita menyeret Rekkan yang masih susah disuruh bangun. Gadis itu malah hendak tidur lagi jika tidak segera ditarik dan disuruh mandi.

Sepeninggal Rekkan ke kamar mandi. Anita membereskan tempat tidur dan melanjutkan aktifitas lainnya.
Mulai hari ini ia akan belajar menjadi istri yang baik.

***

Hari ini Anna dan Alejandro akan kembali ke Mexico. Pekerjaan nya di Paramaribo sudah bisa ia tinggalkan dan diurus oleh orang kepercayaannya.

"Kamu duluan saja ke mobil. Aku harus menghubungi seseorang" ucap Anna.

Alejandro mengangguk dan meninggalkan Anna menuju mobilnya.

Anna sedikit menjauh dari keramaian. Mencari nomor seseorang dan menghubunginya.

"Han, kamu tahu keadaan Rekkan? Beberapa hari ini dia nggak bisa dihubungi"

"........."

"Gimana bisa kamu nggak tahu? Kamu udah janji ya buat jagain Rekkan selama aku disini!"

"........"

"Kamu cari kerumahnya. Aku nggak mau tahu, kamu harus kasih tahu aku apapun"

"........."

"Kenapa sih susah amat? Tinggal cari kerumahnya! Suruh dia buat hubungi aku"

Ia memutus sambungan telepon nya sepihak. Bahkan Farhan belum sempat membalasnya.
Ia sedikit kesal karena jawaban Farhan yang seperti bertele-tele.

Ia memasukkan ponselnya ke tas dan berjalan menyusul Alejandro.

Ia hanya tidak tahu apapun yang terjadi saat ini. Ia ingin segera pulang ke Indonesia. Menemui gadis itu dan meminta penjelasan mengapa tak pernah menghubunginya.

Apakah ia memiliki salah? Bukankah seharusnya Rekkan memberitahu tentang kesalahannya agar ia bisa memperbaikinya?

BERSAMBUNG

besok lagi ye.
Buat yg berniat njiplak tulisan, gw kirimin santet lu anying

MENCINTAI REKKAN 2 : BELENGGUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang