Mata pelajaran telah berakhir beberapa menit yang lalu, ruangan pun telah kosong, menyisakan kelengangan yang bisu.
Namun rupanya masih ada seseorang yang masih setia ditempat duduknya. Seorang gadis yang merebahkan kepalanya ke meja. Matanya terpejam dan sesekali alisnya mengkerut. Sepertinya ia tidak merasa nyaman dalam tidurnya.Sesaat setelah kelas berakhir tadi, sahabat nya telah menyuruh nya untuk bangun dan segera pulang. Sebab gadis itu selalu terlihat murung belakangan ini.
Namun gadis itu menolak bangun dan berakhir sendirian disana.Bahu gadis itu terlihat sedikit berguncang. Terdengar isakan kecil darinya. Apakah ia tertidur sambil menangis?
Seseorang yang baru saja datang, membungkukkan badannya untuk meraih tas berwarna hitam yang terjatuh di lantai. Ia sedikit terkejut saat menyadari jika gadis yang tidur didepannya ini terisak.
Ia berjalan kesisi lain untuk dapat melihat wajah gadis itu yang menghadap ke kanan dalam tidurnya.Seseorang itu merasa iba saat melihat airmata si gadis sudah mengalir deras. Namun gadis itu masih saja memejamkan matanya.
Tangannya bergerak perlahan mengusap rambut gadis itu. Ia tidak tahu apa yang terjadi. Namun melihatnya menangis dalam tidurnya, ia merasa terenyuh.
Seberat apa beban yang disimpannya?'apa kamu bermimpi buruk? Atau ada yang menyakiti mu?'
Seseorang itu meletakkan tas yang tadi terjatuh ke meja belakang. Ia kemudian duduk disampingnya, menemani gadis itu. Ia tidak tega meninggalkan nya sendirian.
Ia ikut merebahkan kepalanya ke meja, berhadapan dengan wajah gadis itu. Mengusap air mata yang masih mengalir dengan jari telunjuknya.
Ia merasa bahagia berada dekat dengannya. Namun melihatnya yang tidak baik baik saja, itu membuatnya ikut sesak.'kamu orang yang baik, tapi kamu sulit didekati. Meski sekarang kamu didepanku, namun jarak ku untuk mencapaimu masih sangat jauh. Aku hanya bisa melihat mu dalam diamku'
'dari detik pertama aku melihat mu, mataku seketika terpaut dan tidak bisa berpaling. Terkadang aku ingin bertanya apakah kamu sudah punya pacar?
Tapi aku malu jika jawabannya adalah SUDAH.
Untuk lebih dekat denganmu saja terasa sukar. Membuatku hanya bisa diam diam melihat mu dari kejauhan'Gadis yang menangis dalam tidurnya itu kini nampak mengerjapkan mata. Perlahan matanya terbuka dan merasa terkejut saat mendapati seseorang sedang menatapnya.
Ia menegakkan duduknya sedikit canggung karena senyuman dari seseorang di sebelahnya."Mau tisu?"
Gadis itu menatap tisu yang diangsurkan ke hadapannya.
"Buat hapus air mata kamu" lanjutnya dengan senyum.
Mendengar ucapan itu, si gadis langsung menyentuh matanya yang basah. Rupanya ia tidak sadar jika ia menangis. Ia pun menerima nya dan menghapus air matanya.
"Makasih kak" ucapnya.
"Sama sama" jawabnya.
Keduanya terjebak dalam keheningan. Tidak ada yang memulai pembicaraan, bahkan salah satunya malah merasa canggung.
"Kak Luna kenapa bisa disini?" Gadis itu memecah keheningan.
"Tadi nggak sengaja lewat. Dan lihat kamu sendirian didalam sini. Rupanya kamu tidur sambil menangis. Rekkan, apa ada yang menyakiti kamu?" Tanya Luna.
Gadis itu ternyata adalah Rekkan. Dan seseorang disebelahnya adalah seniornya, Luna, yang pernah ia temui saat di perpustakaan.
"Aku baik baik aja kak. Nggak ada yang nyakitin kok" jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCINTAI REKKAN 2 : BELENGGU
Novela JuvenilKarena tidak semua orang mengerti, BAGAIMANA CARA MENGGUNAKAN HIDUP