REKKAN POV
Aku membuka mata ku seketika. Dan ku lihat kamar ini masih lah gelap, hanya ada penerangan dari lampu kecil disamping kepala ranjang. Aku mengusap dahiku yang berkeringat. Dan saat ini rasa kantukku lenyap begitu saja.
Aku bangun dan duduk menyandarkan badanku. Ku lihat jam di dinding masih menunjukkan pukul 2 pagi. Aku menoleh pada seseorang yang masih tidur lelap disampingku. Begitu pulas dengan dengkuran halusnya.
Aku mengulurkan tanganku menyentuh rambutnya, membelainya dengan lembut agar ia tak merasa terganggu.
Aku menatap wajahnya yang terlihat polos saat tidur begini. Meski begitu tak pernah melunturkan kecantikan nya.Perempuan ini telah menjadi bagian dari hidupku sekarang, berumah tangga denganku.
Meski aku baru saja kuliah, ia sendiri juga sedang tidak bekerja karena kejadian yang menimpanya saat itu. Padahal sudah ada panggilan dari rumah sakit untuk memintanya kembali bekerja disana. Namun ia masih menolaknya.
Ya, meski kami masih belum tahu apa yang akan terjadi kedepannya, kami hanya berharap akan selalu baik baik saja.Kurasakan ada pergerakan darinya. Mungkin karena belaian tanganku dikepalanya membuat ia terganggu.
"Yank" panggilnya.
Aku tersenyum melihat ia yang ikut bangun dan duduk disampingku dengan mata yang masih amat mengantuk.
"Kenapa bangun?" Tanyaku sembari mengusap kepalanya.
"Kamu sendiri kenapa nggak tidur? Masih jam segini loh yank" ucapnya dengan parau.
"Gapapa, cuma mimpi buruk tadi, makanya kebangun" jawabku.
Ia merapatkan tubuhnya dan memelukku. Tangan kanannya kurasakan membelai pelan leherku. Lalu ia memberiku satu kecupan manis di pipi.
"Kamu mimpi buruk?" Tanyanya.
Aku mengangguk seraya mendekapnya. Ku kecup keningnya lama. Ku belai rambutnya yang wangi itu. Ia mengusap punggungku dengan lembut dalam pelukan kami.
"Sekarang tidur lagi ya? Besok kan kita harus pulang ke Indonesia, jadi jangan sampai capek. Ya sayang?" Ucapnya lalu mengecup bibirku sekilas. Menarik bibir bawahku dengan bibirnya sebelum melepas tautannya.
Aku tersenyum dan mengangguk. Kami pun kembali berbaring dengan ia memelukku. Menenggelamkan wajahnya dipundak kananku. Menjadikan lengan kananku sebagai bantalan kepalanya.
Dengan cepat ia kembali terlelap, sementara mataku masih memicing.Ya, sebenarnya aku terbangun dari tidurku karena mimpi buruk. Beberapa malam ini aku mengalami mimpi buruk yang sama.
Didalam mimpiku aku melihat papa Peregrin yang marah padaku dan mengatakan jika ia kecewa. Ia menamparku dan aku akhirnya terbangun.
Mimpiku beberapa malam ini selalu seperti itu. Aku jadi kepikiran soal ini. Apalagi beberapa hari ini kak Anna tak pernah lagi menghubungiku. Ia yang biasanya rajin menghubungi ku meski aku jarang membalas, sekarang ia tak lagi melakukan itu semua. Aku takut terjadi sesuatu yang tidak tidak.Aku memejamkan mata dan berusaha tidur. Menyusul istriku yang telah menyelami alam mimpi.
REKKAN POV END
****
Dua orang itu sedang sibuk dengan kegiatannya masing masing. Yang satu sedang sibuk mengecek kembali barang barang nya, takut ada yang tertinggal. Sementara seseorang yang lebih muda itu sedang memakai sepatunya.
Anita merapikan sekali lagi rambutnya. Sementara Rekkan membuka ponselnya.
"Udah di cek itu barang barang kamu yank? Nanti ada yang ketinggalan, jauh kalau mau ngambil lagi" Seru Anita.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCINTAI REKKAN 2 : BELENGGU
Fiksi RemajaKarena tidak semua orang mengerti, BAGAIMANA CARA MENGGUNAKAN HIDUP