YA PASE POR TANTA COSA LOCA EN ESTA VIDA
FUERON TANTAS DESPEDIDAS
HISTORIAS QUE YA NO REPETIRIA
YO HICE ESTA CANCION PARA DESAHOGARME
(Saya sudah melalui begitu banyak hal gila dalam hidup ini)
(Ada begitu banyak selamat tinggal)
(Cerita yang tidak akan saya ulangi lagi)
(Saya membuat lagu ini untuk curhat)
Aku berdiri di balkon hotel menatap pemandangan di sekitar. Lagu dari penyanyi idolaku terputar di ponselku.
Aku menyukai lagu ini. Lagu yang kak Anna kenalkan padaku. Karena memang awalnya selera musik kami jauh berbeda. Namun lambat laun kami berdua sama sama saling menyukai selera musik masing masing.EL SE FUE Y QUE LE VAYA BIEN
QUE ME AYUDO A SER MEJOR CUANDO YO ESTABA EN LA PEOR
LASTIMA QUE HOY YA ME CAMBIO POR OTRA
Y NO LE IMPORTO
(Dia pergi dan itu berjalan baik untuknya)
(Itu membantu saya menjadi lebih baik ketika saya berada dalam keadaan terburuk)
(Sayang sekali hari ini saya berubah untuk yang lain)
(Dan dia tidak peduli)
Tiba tiba aku merindukannya. Kak Anna...
Sedang apa ya sekarang?
Aku baru sadar, kami sama sama berada di Amerika Latin. Cukup dekat, meski sebenarnya juga cukup jauh hahah.Aku belum menghubunginya lagi sejak kebarangkatanku kemari. Dan sepertinya kak Anna juga sedang sibuk. Terbukti hanya ada tiga pesan yang kuterima darinya. Tidak seperti biasanya.
Aku berhenti mengikuti lantunan lagu saat Kak Anita memanggilku. Ya dia baru saja masuk ke kamarku sepertinya. Orangtua kami sengaja melarang kami menginap satu kamar. Padahal awalnya Kak Anita sudah percaya diri untuk satu kamar denganku, namun terhalang.
Kami tidak diperbolehkan menginap satu kamar sebelum kami menikah. Padahal kami pernah tidur satu ranjang saat kak Anita baru pulang dari rumah sakit. Tapi saat itu posisi kami masih lah teman biasa. Berbeda dengan sekarang.
Orangtua kami hanya mencemaskan akan terjadi hal yang iya iya saat kami berada dalam satu kamar.Jujur saja aku mengerti maksud mereka. Mungkin ke arah sana, mungkin. Itu hanya prediksi ku saja.
Tapi melihat kak Anita yang sebal saat dilarang satu kamar denganku, aku merasa beruntung. Sebaiknya aku memang mengikuti anjuran para orangtua.Mengingat terkadang kak Anita suka lepas kendali. Dan susah payah aku menghindar secara halus. Aku masih belum terbiasa dengan itu semua.
"Lagi apa?" Tanyanya saat sudah berdiri disampingku dengan senyum tulusnya.
"Cuma dengerin lagu kok" jawabku dengan senyum.
"Aku mau nganter mama ke supermarket, kamu mau ikut?" Tanyanya.
"Eummmm nggak deh. Aku disini aja, masih capek aku nya" aku menolak.
"Ya udah gapapa. Kamu nggak boleh capek capek lagi. Dua hari lagi pernikahan kita. Jadi aku nggak mau sampai kamu kenapa napa. Jaga kesehatan ya sayang? Aku pergi dulu" ucapnya. Lalu mencium kedua pipiku sebelum keluar.
Aku hanya tersenyum. Menatap punggungnya yang menghilang didalam kamarku. Aku pun kembali menatap ke depan.
Langit Montevideo hari ini sangat cerah. Dibawahnya banyak orang berlalu lalang diantara bangunan bangunan kuno.
Aku tersenyum kecut. Harusnya hatiku juga secerah langit itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCINTAI REKKAN 2 : BELENGGU
Fiksi RemajaKarena tidak semua orang mengerti, BAGAIMANA CARA MENGGUNAKAN HIDUP