SENIN ICIN BALIM
UNTUKMU SAYANGKU
*****
Bau tanah basah pada Sabtu pagi membuat serangga serangga masih enggan berkeliaran.
Hujan sejak semalam belum juga reda. Meski pagi ini hujan hanya rintik rintik, tapi orang orang seolah enggan untuk beranjak dari tempat tidur.
Mungkin karena mendung masih bergelayut, orang orang mengira masih subuh.Rekkan masih bergelung diranjangnya. Bunyi alarm ponsel yang menampilkan instrumental gelas kristal dari Lady Mishil pun masih terus menyala. Dan gadis itu sama sekali tak terganggu.
Seseorang memasuki kamar Rekkan. Ia menggeleng gelengkan kepalanya melihat gadis itu masih nyenyak dalam tidurnya.
Lalu tangannya meraih ponsel Rekkan dan mematikan alarm itu.
Seseorang itu meletakkan tasnya di meja belajar Rekkan lalu berjalan kearah jendela dan membuka tirainya.
Tak lupa membuka pintu balkon dan membiarkan udara dingin menyeruak.Ia sengaja membiarkan pintu balkon terbuka dan udara dingin memasuki kamar itu. Jika tidak begitu, gadis yang masih tidur itu tak akan juga bangun.
Seseorang itu kemudian naik ke ranjang dan memeluk Rekkan dari atas, sebab gadis itu berbaring tengkurap dengan wajah menghadap ke kiri.
Seseorang itu memberikan ciuman pagi di pipi kiri Rekkan.
Lalu kembali menghadiahi ciuman ciuman kecil di pipi , hidung, dan kepala Rekkan. Menghirup wangi rambut Rekkan yang disukainya.Gadis itu hanya menggeliat dan kembali terlelap, membuat seseorang itu mengulas senyum. Ia lalu menyibakkan rambut panjang Rekkan yang menutupi bagian belakang lehernya. Memberikan satu kecupan ditengkuknya.
Saat ia hendak mengecupnya lagi, sebuah tangan mendorong wajahnya, ia pun kaget."Jangan gangguuu" ucap Rekkan dengan parau.
Seseorang itu memperhatikan Rekkan yang ternyata masih memejamkan matanya.
Ia pun terkekeh karena kelakuan gadis itu barusan. Tiba tiba mendorong wajahnya seenak jidat."Tutup pintunya" ucap Rekkan tiba tiba. Ia kini berbaring telentang. Matanya masih rapat.
"Udah pagi ngapain ditutup?" Tanya nya.
"Dingin kabuuuulll" rengeknya.
Anna tertawa kecil. Tidak peduli dengan rengekan itu. Ia memang sengaja membuka pintu agar gadis itu cepat bangun.
"Terus kalau dingin kamu nggak mau bangun?
Emang nggak kuliah?" Tanya Anna.Rekkan diam saja. Meski matanya masih memejam, tapi wajahnya menampilkan ekspresi kesal. Bibirnya manyun dengan alis berkerut.
"Cuma ngumpulin tugas doang" ia menjawab setelah beberapa saat.
"Ya udah ayo bangun. Udah pagi sayang" Anna tak menyerah.
Rekkan mengusap usap matanya. Mencoba membuka mata meski amat berat. Dilihatnya wajah sang kakak tepat diatasnya. Menatap nya dengan lembut dan mengembangkan senyum.
"Ini masih subuh tau" Rekkan protes.
"Ya ampun. Ini udah hampir jam tujuh, subuh dari mana?" Anna berseru.
Rekkan melirik kearah luar. Dilihatnya hujan masih rintik rintik. Awan hitam pun masih menggantung dilangit.
Tapi jam di dinding kamarnya sudah menunjukkan pukul 06.48 wib."Kakak udah mau ke kantor?" Tanya Rekkan.
Anna berbaring disamping Rekkan. Namun sebagian tubuhnya berada diatas Rekkan yang masih berbaring. Ia bertumpu pada sikunya. Memperhatikan wajah Rekkan yang begitu manis saat bangun tidur seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCINTAI REKKAN 2 : BELENGGU
Ficção AdolescenteKarena tidak semua orang mengerti, BAGAIMANA CARA MENGGUNAKAN HIDUP